FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.
Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.
Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.
Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?
Yuk kepoin.
Semoga banyak yang suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Kabar Duka Dari Kaffa
Lampu temaram di barak medis masih menyala samar. Suara jangkrik dan desir angin malam menembus dinding tenda, menambah sepi pada ruang istirahat Kaffa. Bahunya terasa berat, perih meski sudah diperban rapat. Ia terbaring miring, menatap atap tenda yang gelap, pikirannya penuh dengan suara tembakan yang tadi menggema di medan.
Pelan-pelan, Kaffa meraih ponselnya yang diletakkan di meja kecil di samping ranjang besi. Jemarinya kaku, masih terasa lemah, tapi ada dorongan kuat untuk menyalakan layar.
Kali ini, sinyal yang biasanya mati suri mendadak muncul dua garis. Kaffa sempat menahan napas. Ini kesempatan langka. Pesan-pesan WhatsApp mulai bermunculan, notifikasi menumpuk.
Ia menelusuri, sampai matanya tertuju pada sebuah nama, Davira. Akan tetapi nama yang selalu ditunggunya hadir, yakni Marini, sama sekali tidak ditemuinya di notifikasi pesan WA maupun log panggilan tidak terjawab.
Kaffa terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat. Ketika layar menampilkan satu pesan teks pendek.
"Assalamualaikum Kak Kaffa. Apa kabar? Vira harap Kakak sehat dan baik-baik saja. Mohon maaf, tadi HP nya tertekan."
Pesan terakhir dari Davira kembali ia baca. Sebuah pesan yang menyiratkan rasa perhatian yang dalam. Namun, karena kebencian terlanjur menyelimuti hatinya, Kaffa menganggap perhatian Davira hanya cari muka belaka. Dan Kaffa sama sekali tidak membalasnya.
Tidak hanya notif WA, log panggilan tidak terjawab dari Davira juga ada, bahkan sebuah panggilan singkat yang sempat tersambung beberapa detik, terlihat di sana. Ingatan itu membuat dadanya sesak.
Kaffa menghela napas panjang, menutup mata sejenak. Wajah Davira terbayang jelas, tatapan terakhir gadis itu, yang sayu, tapi seakan ada sesuatu yang ingin ia jelaskan.
Namun, secepat itu juga, amarahnya kembali menyeruak. Ia masih mengingat jelas malam sialan itu, ketika ia terpergok oleh sang mama tidur seranjang dengan Davira. Malam yang ia anggap sebagai jebakan.
"Gadis itu …," gumamnya lirih, rahangnya mengeras.
Ada rasa benci yang menekan, rasa kecewa yang membekas. Tapi bersamaan dengan itu, kata-kata Davira terus terngiang.
Dan tatapan sendu ketika mengantarnya berangkat satgas seakan ingin mengatakan, "Aku cuma nggak mau Kak Kaffa dibohongi"
Kaffa menutup wajahnya dengan telapak tangan. Luka di bahu bukan apa-apa dibandingkan dengan luka yang kini menggerogoti hatinya. Ia ingin membuang jauh semua bayangan itu, tapi justru semakin berusaha, semakin jelas wajah Davira muncul di benaknya. Bukan Marini yang selalu ditunggunya.
"Dibohongi? Bahkan dia sampai membuat cerita yang mengada-ada, kemudian menyebut nama Marini," gumamnya kasar.
Keheningan barak malam itu seakan berubah jadi ruang kosong tempat dirinya berperang dengan perasaan sendiri. Kaffa menghempas ponselnya ke samping tubuhnya dengan kasar. Kemudian ia kembali mencoba untuk beristirahat, baik tubuh dan pikirannya.
***
Di kediaman Pak Daka, suasana malam terasa dingin sekalipun lampu-lampu terang menyala. Jam dinding menunjukkan hampir pukul sepuluh, tapi Davira masih belum terpejam.
Tangannya meraih ponsel yang sejak tadi jadi pusat perhatiannya. Davira memeriksa WA nya, ketika itu WA Kaffa juga tengah on. Jantung Davira berdebar, ada rasa hati ingin menghubungi atas sekedar mengirimkan pesan pada Kaffa, menanyakan kabar suaminya itu. Sebab firasatnya mengatakan, suaminya sedang tidak baik-baik saja.
Davira menghela napas panjang, ia meletakkan kembali ponselnya di meja. Kedua tangannya meremas kain daster yang dikenakannya. Hatinya perih, tapi wajahnya berusaha tetap tenang. Sebegitu sulit dirinya mengirimkan pesan untuk Kaffa. Sikap dingin Kaffa seperti tembok yang sulit ia tembus.
Dari luar kamar, terdengar suara derap langkah kaki Bu Daisy. Sendal jepit yang dipakainya berbunyi plak plak dengan jelas menuju arah kamarnya.
Davira buru-buru menduduki ranjang dan bersiap untuk bangkit apabila ibu mertuanya itu memanggilnya.
"Tok tok."
Pintu kamar Davira diketuk dua kali. Davira berdiri menuju pintu. Pintu itu terbuka dengan perlahan. Davira menatap sang mama mertua dengan merunduk.
"Ma."
Bu Daisy menatap Davira tajam. "Anakku saat ini sedang mengalami luka di bahunya, karena luka tembak dengan kelompok separatis. Pasti semua gara-gara kamu, pikiran Kaffa jadi tidak konsentrasi," tuduhnya. Matanya tajam menyorot Davira.
Davira tersentak, tubuhnya tiba-tiba bergetar dan lemas. Berita barusan dari sang mama mertua begitu menyentaknya. Bukan karena tuduhannya, melainkan kabar Kaffa yang terluka.
"Kak Kaffa ter-lu-ka?" ceplosnya terbata. Air matanya mulai jatuh, tubuhnya hampir merosot.
"Tidak perlu pura-pura terkejut dan sedih. Semua karena ulahmu." Bu Daisy kembali menuduh dengan suara yang lebih tegas, lalu meninggalkan Davira begitu saja, yang kini benar-benar menangis.
"Kak Kaffa. Kamu terluka? A~apa yang bisa aku perbuat? Betulkah semua gara-gara aku?"
Tubuh Davira benar-benar merosot jatuh ke lantai, dia merasa serba salah dan bingung, apa yang bisa dia lakukan saat suaminya yang jauh di sana sedang terluka.
"Ya Tuhan, lindungi Kak Kaffa. Berikan keselamatan untuknya. Aku tidak mau dia kenapa-kenapa. Bawa dia kembali pulang dengan selamat," doanya tulus diiringi deraian air mata.
Mohon dukungannya, jangan lupa kasih like n komen.
dr awal sudah dianggap rendahan..
klo kafa g suka mending talak aja biarkan davira bahagia dgn caranya
krn tdk prnh mo jujur tu yg sdh bw davira dlm kebodohanx😏🙄
sm halx dgn diri qt,
suami mna yg tdk marah lo dpati qt ber2 sm laki" lain sx pun qt cm anggap tmn yg suami qt tdk knl???
psti mrh kan....
sm lo suami qt kdpatan ber2 sm perem lain qt j9 psti marah.
z ttap d pihak kafa, krn sbgai istri tdk mnjaga MARWAHNYA.
pinterx cm mghilang sj n jd prempuan bodoh.
z jd jemek jengkel dgn sifat davira ni, dsni jd tokoh utama tp tokoh utamax goblok bin o'on🙄🙄🙄
bner yg d blg kafa lo davira ni pengecut, kafa jg tdk slh dgn kata" yg d lontarkan buka sj hijab mu n menarikx hingga lepas
krn kafa jg py hAk krn suamix, lo kafa blg bk sj hijab mu mang benar ...
krn apa....krna davira goblok, sbgai istri tdk bs mnjaga MARWAHNYA
seenakx jln sm laki" lain bhkan smpe dbw krmh ortux,
untung ortux arda menolak
jd perempuan tu hrs tegas davira, jgn jd prempuan goblok trus.
lo ad apa" tu mulut mu bicara jgn diam jd pengecut.
lm" z jd pngin ulek mulut davira ni biar bs bicara jujur bkn jd pengecut trus mnerus