Dikira Babu Ternyata Ratu

Keesokan harinya, Melinda pun segera meninggalkan hotel tempat dia menginap, setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian milik salah seorang pelayan yang ada di hotel itu.

Salah seorang gadis pelayan merasa kasihan terhadap nasib Melinda, meskipun dirinya telah mengetahui bagaimana Melinda di luaran, Namun sepertinya dia masih memiliki perasaan, sehingga memberikan salah satu pakaiannya untuk dipakai oleh Melinda.

Melinda mulai berjalan tak tentu arah, dia tak tahu harus pergi ke mana saat ini, sedangkan dirinya tidak memiliki ponsel, sehingga tidak bisa menghubungi keluarganya, untuk sekedar meminta uang agar bisa kembali ke kota C.

Melinda tidak memiliki satu orang kenalan pun di kota A, sehingga membuat dia luntang-lantung tak jelas di jalanan dengan pakaian seadanya, hal itu tentu mengundang banyak pasang mata yang menatap ke arahnya, dengan tatapan penuh penghinaan, hingga membuat wanita itu semakin tertekan, akibat banyaknya orang-orang yang menghujat perbuatan buruknya.

"Hei, lihatlah! wanita ja*ang itu masih berada di kota kita! Kalian harus bisa menjaga suami kalian, jika tidak wanita itu bisa saja merebutnya." ucap salah seorang wanita yang berpakaian mewah, dia juga menggunakan banyak perhiasan.

Orang-orang yang mendengar ucapan wanita itu pun melirik kearah Melinda, mereka mulai melihat layar ponsel dan mencocokkannya dengan wanita yang saat ini telah berdiri di jalanan, tak lama salah seorang ibu-ibu yang berada di sana pun segera mengambil batu dan melempari Melinda.

Tak hanya itu bahkan beberapa orang pejalan kaki dan juga pedagang di sana, mempergunakan benda yang ada di sekitar mereka untuk melempari tubuh Melinda.

Ada telur, tomat, sayuran busuk, bahkan sandal yang mereka gunakan juga dilepas dari kakinya agar bisa melempari wanita yang mereka anggap hina itu, sehingga membuat Melinda babak belur.

Mereka benar-benar sangat marah karena Melinda bukan hanya tak tahu diri, tapi juga telah mengotori nama baik kota A, dengan perselingkuhannya, sehingga membuat orang-orang berfikir, jika kota A merupakan kumpulan para wanita ja*ang seperti layaknya Melinda.

"Bukankah seharusnya wanita ja*ang itu kita lemparkan ke rumah bordir, agar dia tidak mengganggu dan mengacau ketentraman rumah tangga kita semua?" ucap salah seorang wanita yang terlihat berumur sekitar 35 tahun.

Ibu-ibu yang saat ini tengah berkerumun di sana pun saling berpandangan, kemudian mereka beramai-ramai menarik tangan Melinda dan mengaraknya.

Melinda berusaha memberontak dengan sekuat tenaga, namun nyatanya dia tak bisa mengungguli kekuatan dari orang-orang yang saat ini menyeretnya itu, sehingga akhirnya dia pun pasrah ketika tubuhnya ditarik ke sana kemari oleh orang-orang yang tak dikenal itu.

Tak lama akhirnya mereka pun sampai di sebuah tempat yang ternyata merupakan sebuah tempat bordir yang ada di kota A, itu bukanlah tempat yang elit melainkan tempat yang biasa dikunjungi oleh orang-orang kelas bawah, seperti tukang becak maupun tukang ojek yang kebetulan tidak memiliki istri dan ingin menyalurkan hasrat mereka.

Melinda pun didorong masuk ke ruangan itu, nampaklah seorang Mami saat ini yang tengah duduk di atas kursinya, dandanannya begitu Menor dengan pakaian yang ketat di tubuhnya yang buntal, disertai dengan perhiasan yang sebesar-besar rantai kapal.

Melinda bergidik ngeri melihat penampilan wanita berusia 49 tahun itu, dia tak habis pikir akan dipertemukan dengan seorang germo dari kelas bawah.

"Hei! apa yang kalian lakukan di tempatku jangan pernah mengganggu, pergi dari sini segera!" ucap germo wanita yang terkenal dengan sebutan mami Melda itu kepada ibu-ibu yang saat ini berkerumun di tempatnya.

Namun seorang wanita segera muncul dari kerumunan dan menunjuk Melinda.

"Ambil wanita ja*ang itu dan pastikan dia tidak bisa keluar dari tempat ini! jangan sampai dia menggoda suami kami, jika hal itu sampai terjadi, aku bisa saja membakar tempat ini hingga menjadi abu!" ucapnya.

Mami Melda pun segera melirik ke arah Melinda, dia berjongkok dan menarik dagu wanita yang saat ini tengah tersungkur dilantai, setelah meneliti wajahnya, mami Melda langsung tertawa terbahak-bahak.

Dia teramat sangat bahagia, karena akhirnya bisa mendapatkan jackpot, Melinda bukan hanya memiliki wajah yang sangat cantik, tapi juga kulit yang putih mulus, dan body yang sangat aduhai.

Dia hanya harus mengobati wanita itu, kemudian memolesnya agar bisa kembali ke bentuk aslinya sebagai seorang wanita yang sangat cantik dan juga begitu menggoda.

"Hahaha... Kalian tenang saja, mulai hari ini, wanita ini akan menjadi primadona ditempat ini, dan aku berani menjamin, dia tidak akan mengusik kehidupan kalian semua!" ucap mami Melda dengan lantang.

Dia tentunya sangat senang, karena kedatangan dari ibu-ibu itu membawa hadiah yang sangat berharga untuknya, tempat yang dia miliki saat ini tengah pailit, karena berkurangnya jumlah wanita penghibur yang bekerja di tempat itu, sehingga menyebabkan para pelanggan pun berpindah ke tempat lain.

Namun dengan kedatangan Melinda yang sangat cantik dan memiliki penampilan yang menggiurkan, tentunya akan kembali membuat rumah bordir miliknya menjadi semakin ramai.

Mami Melda segera mengeluarkan setumpuk uang lembaran dan memberikannya kepada ibu-ibu itu, sebagai ucapan terima kasih. Namun tentu saja mereka semua tidak ada yang mau menerima uang itu, bagi mereka yang terpenting adalah melemparkan Melinda ke tempat yang seharusnya dia berada, agar tidak berkeliaran di jalanan dan kembali mengganggu ketenangan hidup orang lain.

Setelah mendapatkan persetujuan dari mami Melda, orang-orang itu pun akhirnya pergi dari tempat itu, meninggalkan Melinda. Mereka sama sekali tidak memiliki belas kasihan terhadap Melinda, malah membuat wanita itu semakin terperosok ke dalam jurang dosa.

Mereka tidak peduli apapun yang akan terjadi pada Melinda, selama wanita itu tidak ada di dalam kehidupan mereka itu sudah cukup. Lagi pula siapa yang peduli pada wanita itu? Bahkan meskipun dia memiliki suami, tapi masih saja melakukan hal-hal yang di luar akal sehat, sehingga menjadikan dirinya sebagai seorang wanita ja*ang.

Setelah semua orang pergi meninggalkan tempat itu, Melinda pun bangkit, dia berusaha untuk berlari dari tempat itu. Namun ternyata walaupun tempat itu merupakan sebuah rumah bordir yang kecil nyatanya mami Melda memiliki 5 orang centeng atau Body guard yang dipekerjakan untuk menertibkan para wanita penghibur yang memang dipekerjakan di sana.

Sehingga mau tak mau, akhirnya Melinda pun pasrah, dia diseret ke sebuah kamar dan dikurung di sana, agar tidak berusaha untuk kabur kembali. Sedangkan mami Melda saat ini telah menelpon para pelanggannya untuk menawarkan wanita baru yang tentu saja akan sangat menarik minat para pria hidung belang.

Dia sengaja akan membuat lelang, agar tempatnya kembali ramai. Dia yakin bahwa Melinda akan menghasilkan banyak sekali uang, tentu saja karena pria-pria hidung belang itu pasti sangat menyukai wanita yang sangat cantik dan juga memiliki body yang sangat bagus.

"Tak lama lagi, aku akan kembali menjadi Mami yang paling terkenal di tempat ini! dan tak akan ada yang bisa mengungguliku, karena saat ini aku telah memiliki berlian yang akan segera merubah nasib semua orang. Dia pasti akan membawa kekayaan dan juga banyak pelanggan ke tempat ini. Huft... Dewa memang adil!" ucap Mami Melda sambil menarik satu batang rokok dari kotak yang ada di atas meja, kemudian menyalakannya.

Dia pun langsung bersantai sambil sesekali memperhatikan CCTV yang dipasang di tempatnya.