NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:199.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta di mandiin

Devan tidak sadar kapan matanya tertutup. Yang ia tahu, tubuhnya sudah terlalu letih, mulai dari perjalanan panjang, rombongan alumni yang ribut terus, hingga menjaga Gauri yang tidak pernah berhenti bertanya sejak mereka mendarat. Suasana kamar suite yang tenang, angin laut yang masuk dari celah balkon, dan berat tubuh Gauri yang terlelap di dadanya akhirnya membuatnya ikut tenggelam dalam kantuk.

Ia tertidur sambil tetap memeluk Gauri agar gadis itu tidak terjatuh.

Dua jam kemudian, Devan terbangun dengan kepala berat.

Ia mengerjapkan mata pelan.

Ruang tamu samar-samar diterangi sinar jingga matahari senja yang masuk dari balkon. Ia butuh beberapa detik untuk menyadari posisi tubuhnya, setengah berbaring, satu tangan memeluk, satu lagi menopang tubuh Gauri.

Namun …

Bahunya terasa kosong. Devan langsung terbangun sepenuhnya.

"Gauri?" panggilnya cepat.

Tidak ada jawaban.

Ia langsung menegakkan badan, menatap seluruh ruangan. Sofa kosong. Karpet kosong. Boneka beruang Gauri tergeletak di lantai, tapi gadis itu tidak ada.

Jantung Devan langsung berdebar keras.

"Gauri!"

Ia bangkit berdiri, setengah berlari, setengah terseok, mencari ke seluruh ruangan. Bilik dapur kecil? Kosong. Balkon?

Tidak ada.

Rasa paniknya melonjak. Gauri tidak bisa dibiarkan sendirian, apalagi di tempat asing seperti hotel. Gadis itu bisa kesasar, bisa ketakutan, bisa jatuh … bisa tantrum, apa saja.

Devan menegakkan kepala secepat mungkin.

Kamar.

Ia bergegas masuk ke kamar samping kiri, kosong. Di kamar yang satunya pun kosong.

"Kamu di mana, hm?" Devan mengusap wajahnya, napas mulai tidak teratur.

Tinggal satu tempat.bKamar mandi. Ia mengetuk pelan.

"Gauri? Kamu di dalam?"

Masih tidak ada balasan. Devan menghela napas dalam-dalam, mendorong pintu yang tidak terkunci. Pintu terbuka perlahan.

Dan ...

Devan membeku di ambang pintu. Gauri ada di bak mandi besar, duduk dengan tenang di sana, tubuhnya terendam busa sabun tebal sampai bahu. Rambutnya diikat sembarangan, wajahnya menghadap ke arah pintu dengan ekspresi polos sekali. Bak mandi dipenuhi busa putih keperakan, sepertinya Gauri menuangkan hampir seluruh isi botol sabun hotel.

"Kak Devaaan," ucapnya riang, seperti baru melihat matahari,

"Gauri mandi!"

Devan menutup mata sekuat mungkin sambil langsung memutar badan menghadap ke belakang.

"Ya Tuhan… Gauri ..." suara Devan serak, panik, canggung, semua jadi satu.

"Kamu harus bilang dulu kalau mau mandi! Kakak kira kamu hilang!"

"Enggak hilang," jawab Gauri ceria.

"Gauri cuma mandi. Kak Devan, sini. Gosokin Gauri sabun."

"A-apa?"

"Gosokin sabunnya," ulang Gauri, mengangkat tangan penuh busa.

"Suster di rumah sakit suka bantuin Gauri gosokin sabun."

Devan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Ini mimpi buruk. Ini bencana besar. Ini jenis masalah yang tidak pernah dia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.

"Gauri, kalau yang itu kakak nggak bisa bantu." ucap Devan cepat, suaranya merendah karena terlalu gugup.

"Kakak laki-laki. Kamu perempuan. Kita nggak boleh seperti itu. Itu … nggak sopan. Nggak boleh."

"Tapi kenapa?" Gauri mengernyit, terlihat tidak mengerti sama sekali. Ia menggoyang-goyangkan kaki dalam air, membuat busa berhamburan.

"Karena …" Devan mencengkeram rambutnya, hampir putus asa. Dia tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.

"Karena itu cuma boleh dilakukan suami atau istri. Atau perawat perempuan. Atau kamu sendiri."

Gauri memasang bibir manyun.

"Tapi Gauri mau Kak Devan yang gosokin …"

Nada manja itu membuat Devan menggigit bibir sendiri keras-keras.

"Tidak boleh," ulangnya hampir seperti mantra.

Gauri meletakkan kedua tangan di tepi bak mandi dan menatapnya dengan wajah yang mulai berkaca-kaca.

"Kalau gitu Gauri nggak mau mandi! Gauri mau kak Devan! Gauri mau yang biasa di rumah sakit! Gauri mauuu!"

Suara gadis itu mulai meninggi. Bahunya naik-turun, napasnya memburu. Devan melihat tanda-tanda awal yang dia takuti, gejala tantrum. Tanda ketika Gauri merasa panik, bingung, atau tidak dimengerti.

"Gauri… jangan menangis, hey." Devan menengok sedikit sambil tetap membelakangi bak mandi.

"Denger kakak sebentar ya. Kakak bukan suster. Kakak bukan perempuan. Kakak nggak boleh nyentuh kamu waktu kamu mandi."

"Tapi Gauri mau!"

Suara itu pecah. Air matanya menggenang. Dan Devan langsung panik.

Bukan karena situasinya yang memalukan, tetapi karena ia tahu betul, sekali Gauri tantrum, dia bisa shock, bisa sesak napas, atau bahkan kehilangan kendali diri seperti saat-saat traumatiknya muncul. Itu yang Agam cerita dan dia juga pernah lihat sendiri.

Devan tidak boleh membiarkan itu terjadi. Ia menarik napas dalam-dalam, berpikir cepat. Kepalanya berputar.

Opsi pertama, memanggil housekeeping perempuan.

Opsi kedua, menyuruh Gauri memakai handuk dulu.

Opsi ketiga, menenangkan dulu dengan suara lembut.

Tapi Gauri sudah mulai terisak kecil. Bahunya bergetar.

"Kaak Deveeen… Gauri mau kak Devaan mandiin!"

Devan menutup mata dengan wajah frustasi. Oke. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang selain mengiyakan permintaan Gauri karena gadis itu sudah tantrum.

"Oke Gauri, oke. Kak Devan mandiin, jangan teriak lagi ya. Jangan teriak."

Akhirnya Gauri diam. Mata bulatnya kembali cerah. Deburan jantung Devan semakin kencang saat dia berbalik lagi, matanya sengaja terarah ke langit-langit kamar mandi. Bak mandi yang besar penuh dengan buih sabun putih, dan Gauri duduk di tengahnya dengan wajah polos yang menunggu. Badannya ditutupi sebagian oleh buih, tapi Devan masih bisa merasakan denyutan darahnya membanjiri kepalanya

"Gunakan handuk dulu ya, Gauri?" katanya dengan suara yang sempat bergoyang, mencoba mencari jalan tengah. Bisa-bisanya seorang Devan kalah dengan gadis 18 tahun.

Tapi Gauri menggeleng cepat, matanya mulai memerah seperti akan menangis.

"Nggak mau! Suster juga gak pake handuk. Kak Devan Gauri juga gak mau pakee ..."

Devan menghela napas dalam, kepalanya berputar. Akhirnya ia mengambil sabun cair dari meja samping, tangannya sedikit gemetar, lalu berjalan perlahan mendekati bak.

"Baik, baik… tapi kakak cuma gosok bagian yang bisa aja ya? Punggung, lengan, kaki…" katanya pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Gauri tersenyum bahagia, lalu memutar badannya sehingga punggungnya menghadap Devan. Kulitnya putih dan lembut, ditutupi buih yang melimpah. Devan mengambil kain lap kecil yang ada di samping bak, mengoleskannya dengan sabun, lalu menggosok punggung Gauri dengan gerakan yang sangat hati-hati. Setiap sentuhan membuatnya merasakan panas yang tidak biasa, tapi dia tetap fokus, tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh.

"Enak… kayak disapu sama kucing lembut," gumam Gauri dengan nada senang.

Devan hanya bisa mengangguk tanpa mengucap kata. Setelah selesai dengan punggung dan lengan, dia minta Gauri memutar badan lagi, tapi segera menutupi mata dengan satu tangan ketika melihat payudara gadis itu yang tiba-tiba terekspos keluar dari dalam air.

Astaga godaan macam apa ini.

"Kak Devan kok tutup mata?"

Dan pertanyaan polos itu makin Devan merasa mau gila rasanya.

1
Rita
ini lg ya jgn dilihat
Rita
mau gmn lagi yg kmu bawa liburan dibilang pikiran anak2,badan dewasa
*Septi*
minta dimandiin lagi nggak Gauri? 🤭
Herman Lim
lihat aja bntr lagi Gauri pasti sembuh dan kalian bukan² apa² utk Devan
acih aja
gaskeun kk Mae,,,,,,,💪
Ilfa Yarni
karuan para ulet bul ga dpt yg diinginkan
shenina
ada aja orang2 yg suka julid 😝
sum mia
pokoke hanya Gauri yang bisa mengendalikan dan menguasai Devan . yang lain.... jangan harap .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Anonim
Tidur Gauri nyenyak dalam pelukan Devan.

Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.

Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.

Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.

Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.

Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
kyo
semoga Gauri lekas pulih
Anonim
Makan malam, Gauri ngga lapar, tidak mau makan, ngantuk katanya. Devan dengan sabar membujuk Gauri. Devan ini sudah mode bapak suapin putrinya.

Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.

Gauri mimpi buruk.

Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Srie Handayantie
lanjut lagi kak maee /Determined/
Srie Handayantie
kalian tidak suka sama kedekatan Gauri dan Devan ya gak masalah , toh mreka berdua juga bodo amat sama ucapan kalian 😁😂
Anonim
Telinga Devan sudah merah kek kepiting rebus kali ya 😄.

Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.

Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.

Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.

Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Al Fatih
Manis bngt sih interaksinya kak Devan sama Gauri...,, Ga tau gimana rasa kehilangan dan kerinduan misalnya kalian berpisah walaupun hanya sebentar,, secara kan Gauri itu sdh nyaman bngt sama kak Devan.

Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Hanima
👍👍
Dian Rahmawati
devan selalu luluh klo sama Gauri
faridah ida
kalo mata kamu sakit , yaa jangan di lihat laah Nini...🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Gauri sangat manja skl sm devan, devan sangat sabar skl dan telaten memperlakukan gauri sangat lembut dan hangat....

Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....

Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....

tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....
Dwi Winarni Wina: iya bunda gunung telah mencari jd lembut dan hangat😀
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!