Awalnya Andien begitu dingin pada seorang pria tampan yang sedang melakukan kkn di wilayah tempat tinggalnya.
Reza yang begitu terpukau dengan kecantikan Andien berusaha mendekati gadis itu dengan segala cara.
Ketika Reza mampu menaklukkan hati Andien hingga gadis ini hamil. Sayangnya Reza ingkar dengan janjinya saat merenggut kesucian Andien.
Gadis ini akhirnya meninggalkan tanah air dan menerima bea siswa dari universitas luar negeri yang pernah ia daftar. Di sanalah ia melahirkan bayi kembar empat yang merubah hidupnya menjadi wanita tangguh mengurus ke empat anaknya.
Tujuh tahun berlalu, Reza dipertemukan kembali dengan Andien ketika keempat anaknya tercatat sebagai bocah jenius yang mampu menciptakan alat perekam digital yang mampu menembus pasar gelap bagi para mafia.
"Apakah Andien akan memaafkan Reza yang pernah mengabaikan permohonannya?"
"Apakah Reza mau mengakui kepada dunia untuk anak kembar empat yang pernah ia minta untuk digugurkan?"
Ikuti perjalana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kerinduan
Mendengar nama anak, Andien mendorong tubuh Reza sekuat mungkin. Rasanya saat ini, ia ingin membunuh lelaki itu.
Reza mendekatinya lagi untuk menanyakan hal yang sama.
"Andien, kamu datang ke Indonesia tidak sendirian bukan?" Jadi di mana anakku?" Tanya Reza sambil mensejajarkan troli mereka.
Andien berhenti sesaat untuk mengirimkan pesan singkat kepada Adam.
"Adam, tolong sembunyikan anak-anak karena ada Reza di sini, dia bersamaku. Jangan sampai ia mengetahui aku memiliki anak kembar empat. Kalian duluan saja pulang ke hotel, biar aku naik taksi saja." Tulis Andien pada pesan itu.
Reza menunggu Andien yang sibuk mengirim pesan. Andien kembali melanjutkan mendorong troli miliknya hingga tiba pintu keluar.
"Apakah kamu ingin langsung ke Solo?" Tanya Reza.
Andien bingung menjawab pertanyaan Reza yang terlihat menyelidikinya.
"Tidak, aku mau menginap di hotel karena aku sedang....?"
Menunggu suami dan anak kita?" Tebak Reza.
Andien tersenyum dalam hatinya. Rupanya pertanyaan Reza menjadi solusi untuknya agar bisa bebas dari jeratan lelaki tampan ini.
"Iya, aku sedang menunggu Keduanya karena penerbangan mereka akan tiba nanti Sore." Ucap Andien berbohong.
Reza terlihat kecewa dengan pengakuan Andien. Ia pun berusaha menahan emosinya karena wanitanya sudah menjadi milik orang lain.
"Apakah semudah itu, kamu melupakan aku?" Tanya Reza.
"Bukankah kamu begitu mudah menolakku saat aku mengaku diriku hamil anakmu?" Timpal Andien.
"Iya, aku memang salah Andien, tapi saat aku menyadari kesalahanku, aku ingin memperbaikinya lagi, tapi aku mendapat kabar bahwa kamu sudah menikah dengan pria bule dan sedang menunggu kelahiran putra kita." Ucap Reza.
Andien mengernyitkan dahinya karena informasi yang didapatkan Reza adalah kebohongan besar yang dilakukan oleh orang lain.
"Astaga!" Kenapa ada yang tega memfitnah diriku." Gumam Andien membatin.
"Andien, bolehkah aku bertemu dengan putraku?" Tanya Reza.
"Maafkan saya mas Reza!" Kalau saat ini aku tidak siap demi menjaga perasaan pasangan kita masing-masing." Ucap Andien.
"Pasangan...?" Aku saja belum menikah sampai saat ini karena masih berharap kita bisa bersama lagi. Semoga kamu bisa bercerai dengan suami bule mu itu untuk menikah denganku. Kamu belum memiliki anak dengan dirinya bukan?" Tanya Reza.
Lagi-lagi Andien sangat syok mengetahui kalau kekasihnya ini belum menikah sampai saat ini.
"Apakah kamu sedang membohongiku lagi dengan mengaku kamu belum menikah?" Tanya Andien tidak percaya.
"Tidak ada yang membuat hatiku tersentuh Andien. Apa pun yang mereka miliki tidak bisa menggantikan cintamu dihatiku." Ucap Reza tulus.
Tidak berapa lama, asisten pribadi Reza sudah datang menjemput lelaki tampan itu.
"Maafkan saya bos, jalanan tol sangat macet saat menuju ke sini." Ucap asistennya yang bernama Rendi.
"Apakah istrinya bosmu tidak ikut menjemput suaminya?" Tanya Andien yang ingin memastikan pengakuan Reza.
"Kapan bos Reza menikah?" Tanya Rendy polos.
"Sial! Ternyata benar pengakuan lelaki ini.
Reza tersenyum miring. Ia melihat rasa penasaran dan kecemburuan Andien pada wanita lain.
"Apakah kamu sedang cemburu sayang?" Tanya Reza sambil menatap wajah cantik Andien.
"Oh, tidak!" Untuk apa, lagi pula aku sudah punya suami." Ucap Andien melindungi dirinya.
"Oh iya, kamu mau ke hotel bukan?" Lebih baik aku antarkan kamu duluan ke hotel." Ucap Reza.
"Terimakasih!" Tidak perlu karena saya menginap di hotel dekat bandara." Ucap Andien.
"Ya, tidak masalah di manapun kamu menginap biar aku yang akan mengantarkanmu." Ucap Reza.
"Aku tidak mau mengkhianati suamiku dengan berjalan bersama lelaki lain." Ucap Andien cuek.
"Rendi, masukkan barang-barang kekasihku ini ke dalam mobil kita. Aku ingin menculiknya dari suaminya." Titah Reza lalu merangkul pinggang ramping Andien menuju mobilnya.
"Mas Reza!" Mengapa kamu selalu nekat berbuat sesukamu padaku." Ucap Andien sambil berontak untuk keluar dari mobil Reza.
Dari dulu kamu selalu keras kepala, itulah sebabnya aku makin penasaran dan nekat menikmati tubuhmu." Bisik Reza sambil mendekap erat tubuh Andien hingga ibu dari si kembar empat ini tidak bisa bergerak.
Mobil mewah milik Reza mulai bergerak menuju hotel yang disebutkan Andien. Dalam la menit mobil itu sudah tiba di hotel itu. Andien segera turun dan ingin memboking kamar hotel itu, namun Reza mencegahnya saat gadis itu ingin melakukan transaksi.
Black card milik Andien dikembalikan oleh Reza. Pria tampan itu mengira black card milik Andien adalah milik suaminya Andien.
"Biarkan aku yang melakukan transaksi. Tunggulah di sofa itu, sayang." Titah Reza pada wanitanya.
Keduanya di antar oleh petugas hotel menuju kamar Andien. Setibanya di kamar hotel. Andien duduk sebentar di sisi tempat tidur king size itu. Reza memberikan tip untuk petugas hotel lalu menghampiri Andien yang sedang termenung sambil melihat ke arah jendela.
Reza naik ke atas tempat tidur lalu merangkul tubuh Andien dari belakang. Entah sudah dikuasai oleh kerinduan, Andien tidak munafik kalau saat ini, ia sangat merindukan kehangatan tubuh kekasihnya yang pernah ia rasakan.
"Andien!" Aku sangat merindukanmu sayang." Ucap Reza sambil menindih tubuh Andien yang sudah berada di bawahnya.
Bibir Andien dipagut dengan lembut. Andien ingin menolak sentuhan itu, namun tubuhnya sangat merindukan sentuhan bibir hangat Reza.
Andien membalas ciuman Reza, menikmati setiap sentuhan lelaki itu pada aset miliknya.
Reza yang tidak bisa lagi mengusai kerinduannya ingin menikmati tubuh itu sekali lagi.
Andien yang tidak ingin menerima penghinaan yang sama, segera mendorong tubuh Reza yang sudah polos itu saat milik lelaki tampan itu siap memasuki tempat sensitifnya.
"Jangan mas Reza!" Apakah kamu ingin menghinakan diriku lagi?" Ucap Andien karena akal sehatnya kembali berfungsi.
Reza pun tidak ingin menyakiti wanitanya. Ia akhirnya luluh dan memakai lagi bajunya, namun matanya tidak bisa terlepas pada tubuh polos Andien yang terlihat makin menggoda tidak seperti tubuh Andien yang dulu yang masih begitu ramping dan kurang berisi.
Mungkin Andien sudah memiliki anak, jadi jaringan sel kulit dan ototnya sudah lebih berisi daripada sebelumnya dan itu membuat Reza makin mabuk kepayang.
Untuk menghargai Andien yang sudah memiliki suami, Reza menahan dirinya dan dia berharap Andien segera bercerai dari suaminya.
Andien mengenakan lagi busananya lalu duduk di sisi ranjang.
"Apakah kamu mau aku disini menemanimu?" Maukah kamu makan siang bersama denganku sayang?" Tanya Reza.
Andien yang merasa tidak memiliki hubungan dengan lelaki lain hanya mengangguk menyanggupi permintaan Reza.
"Kamu boleh menemaniku, tapi tolong jangan lagi menyentuhku!" Pinta Andien.
"Iya sayang, dengan menemanimu di sini saja, itu sudah membuatku bahagia, apa lagi bisa menikahimu akan merubah hidupku yang sangat kesepian saat ini." Ucap Reza sambil menggenggam tangan Andien lembut.
Andien menatap wajah tampan Reza yang selama ini sangat ia rindukan. Entah mengapa hatinya menuntutnya untuk kembali merasakan lagi ciuman dengan kekasih hatinya.
Andien membekap bibir sensual Reza dengan bibirnya dan keduanya saling berciuman dengan mesra makin lembut makin panas ciuman itu tapi hanya sebatas ciuman karena Andien melarang tangan kekar Reza menyentuh asetnya yang lain.
Walaupun begitu Reza tidak keberatan, iapun sudah puas jika Andien hanya menginginkan sebatas ciuman tidak lebih.
"Andien, jadilah milikku sayang. Ayo kita menikah." Ucap Reza setengah memohon padanya.
Seakan dihadapkan lagi pada kenyataan yang menyakitkannya saat itu, Andien kembali berubah. Ia pun mulai goyah dengan perasaannya sendiri. Rasanya saat ini dadanya makin sesak ketika mengingat kematian ayahnya karena ulah Tuan Handoyo yang menyebabkan ayahnya meninggal.
"Keluar!" Keluar kamu dari kamarku mas Reza!" Titah Andien dengan wajah dingin.
Ndak usah marah...yg jelek buang ke sampah aja ya....🤭🤭🤭🤗🤗
semoga kesehatan dan keselamatan iman dan ilmu u kita semua...🤲🤲..aamiin
semangat trs Thor...💪💪💪..♥️♥️
Terima kasih juga mbak Author sudah di ijinin baca sampai Tamat 🙏👍❤