NovelToon NovelToon
Salah Meminang

Salah Meminang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:88M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Follow ig Asri Faris ya : mazarina_asrifaris


Dia sangat dingin dan cuek. Aku membencinya dia pun begitu. Kami tidak saling mencintai namun di takdirkan hidup satu atap karena adanya sebuah ikatan suci pernikahan.

Aku semakin membencinya tatkala dia secara terang-terangan memberikan luka, luka yang tidak berdarah namun bisa menghancurkan raga dan sukma.

Akankah ada mentari setelah sekian purnama hanya gulita yang nampak. Jawabannya ada di novel ini cus... mulai baca

Warning!!!

Cerita ini mengandung bawang, 21++, dan poligami harap bijak dalam membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

"Apa peduli mu Om," Yuki tersenyum sinis.

"Hah! Tentu saja aku peduli, aku mengantarmu dan bahkan ingin menjemputmu tapi apa? Kamu bahkan berbohong hari ini tidak masuk kerja. Berani kamu bermain dengan ku." Asher menatap marah, pria itu benar-benar kesetanan dengan rasa kesal yang membuncah.

"Maaf Om, bisa tolong tinggalkan kamarku. Aku sedang tidak ingin berdebat, aku capek mau istirahat."

"Capek dengan siapa? Laki-laki itu, iya?" Asher menelisik pakaian istrinya.

"Dibayar berapa kamu untuk menemaninya, dan berapa kali laki-laki itu menikmati tubuhmu, hah!"

Plak.....!!!

"Berhenti merendahkan ku Om, aku tidak semurahan itu." Yuki menatap tajam pria di depannya yang sama halnya sedang menatap penuh amarah.

Tangan kanannya bahkan siap membalas tamparan dari Yuki. Tapi tidak tahu kenapa hanya berhenti di udara lalu pria itu berbalik badan menuju pintu.

Ceklek ceklek

Asher membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat. Ia memutar tubuhnya dan menghadap istrinya dengan sorot mata yang tajam penuh gairah.

"Layani aku malam ini gadis nakal," ujar Asher terus maju dengan tatapan tajam

Deg

Yuki beringsut mundur dan secepat kilat berlari dari hadapan pria itu. Menuju pintu berharap dewi penolong datang tepat waktu.

"Nggak, aku nggak sudi mengandung anakmu! Jangan sentuh aku atau aku akan berteriak."

Asher tertawa sumbang, bahkan menggelegar di seluruh isi ruangan kamar.

"Berteriak sekencang mu Yuki sayang.... tidak akan ada yang menolong mu karena kakak kesayangan mu itu baru saja pergi meninggalkan rumah, ada panggilan darurat dan lagi, kamar ini sudah aku pasang peredam suara jadi tidak akan ada satu orang pun yang mendengar mu mendesah sayang..."

"Jahat, minggir, aku tidak sudi melayani mu."

"Tidak sudi melayani ku tapi sudi melayani pria lain. Akan ku buat kamu mengandung anak-anakku yang banyak, akan ku pastikan kamu sangat menikmatinya di bawah kungkungan tubuhku."

Asher berbisik nakal di telinga Yuki dan mengendus pipinya.

Plak

Plak

"Mundur pria jahat...!!!" Yuki meneriaki nya, menampar sekuat tenaga, ia berontak dan hendak menendang miliknya tapi pria itu tangkas menangkap kaki gadis itu dengan sekali gerakan membawa tubuh Yuki ke ranjangnya.

"Kamu harus membayar mahal atas perlakuan kasar mu gadis nakal, akan ku buat kamu susah berjalan. Hahaha..." Asher benar-benar sudah dirasuki iblis jahanam. Bahkan ia tak menghiraukan Yuki yang sudah menangis sesenggukan di bawah kungkungannya.

"Diam!! Jangan berontak. Simpan energi mu untuk kenikmatan yang tiada tara sayang..." Seringainya memenuhi mimik wajahnya yang merah padam.

"Buka mulutmu sayang...." Yuki membuang muka tak sudi menatap pria monster di depannya.

"Semakin kamu menolak semakin aku ingin menguasai dirimu, jadi bekerja samalah untuk mendapatkan kenikmatan yang sama."

"Ushusstt... jangan menangis, tatap aku sayang....nikmati....aku akan melakukan dengan sangat lembut," bisiknya dengan suara parau yang terdengar menjijikkan.

***

Runtuh sudah pertahan Yuki dalam satu waktu. Malam yang sial membelenggu dengan penuh gemuruh kebencian. Rasanya ia sudah tidak tahan, bukan hanya fisik tapi batinnya ikut terusik. Akan ia pastikan ini berakhir cepat, Yuki tidak peduli dengan tanggapan keluarganya, gadis itu tidak peduli dengan perasaan keluarganya.

"Aku membencimu Asher, sangat membencimu." Air mata Yuki tumpah tak terbendung bersama luruhnya asa yang sempat melambung. Berharap ada sedikit rasa yang mungkin pernah ada tapi nyatanya sia-sia karena engkau hanya menginginkan raganya bukan sukma apalagi segenggam hati.

"Aku benci pria monster yang kini tengah memelukku erat bagai guling tak bernyawa. Aku benci pria yang berstatus sebagai suamiku yang kini tengah menciumi bahuku tanpa dosa," batin Yuki nelangsa.

Tuhan.... aku menyerah, aku menyerah, aku ingin pulang.

Hiks.... hiks....

"Jangan kamu tangisi sesuatu yang telah terjadi sayang...." Asher membelai rambut Yuki dengan sayang namun entah mengapa itu terdengar menyakitkan.

"Hapus air matamu sayang....karena mulai malam ini dan sampai malam-malam selanjutnya aku akan membuatmu menikmati petualangan yang sama." Asher menyeka air mata Yuki yang terus mengalir menganak sungai.

"Kenapa kamu jahat sama aku mas, apa salahku? Katakan, apa salahku kenapa kamu menjerat ku. Aku ingin pulang." Yuki berkata sambil memunggunginya.

"Salah kamu adalah pergi dengan laki-laki lain, dan kamu mengacuhkan ku, aku benci milikku di sentuh orang lain. Aku benci kamu terus mengacuhkan ku."

"Kamu egois mas, kamu bisa sesuka hatimu dengan kak Zumi kenapa aku tidak boleh, hanya sebatas berteman."

"Woohoo jadi kamu cemburu, sayang?" Asher terdengar tertawa.

"Terlalu mahal hatiku untuk mencemburuimu," Yuki memejamkan matanya sejenak ingin rasanya berlari sejauh mungkin.

"Mulai besok kamu tidak boleh lagi bekerja dan keluar rumah. Dan jangan coba-coba lari dari rumah karena aku pasti akan menemukanmu."

Yuki diam, benar-benar diam menguatkan hatinya. Ia pejamkan mata bersama luka. Asher semakin memeluknya erat, bahkan mengikis jarak seakan enggan untuk melepaskan. Sudut mata pria itu ikut basah merasakan perasaan yang melingkupi dirinya. Ada gurat penyesalan yang mencubit hatinya. Ia mencium kepala Yuki lalu terlelap damai bersama perasaannya.

Setelah beberapa menit terdengar dengkuran halusnya barulah gadis itu beringsut turun dengan terseok-seok. Mengumpulkan sisa tenaga yang telah habis di babat paksa.

Hatinya menjerit, bersama perih tubuhnya yang tersisa. Yuki menuju kamar mandi dengan tertatih berusaha meredam tangis. Ia raih sebelumnya ponselnya yang teronggok di atas nakas. Dengan tangan gemetar jari jempol gadis itu mulai menggulir mencari satu kontak yang mungkin menjadi pelabuhan terakhirnya, kalau ia sudah tak sanggup berdiri tegak memikul beban yang terasa semakin menyiksa sukma dan batinnya.

Assalamu'alaikum.... terdengar sapa salam dari sebrang sana. suara yang sudah lama gadis itu rindukan. Suara yang selalu bisa membuatnya tenang. Suara yang akan memberikan harapan.

"Waalaikum salam," jawab salam dengan suara setenang mungkin.

"Ada apa sayang... kenapa telfon ayah sepagi ini."

"Ayah, bisakah ayah besok datang ke rumah kami, ajak juga Bunda Ayah."

"Kenapa nak, kamu sakit? ayah sedang sangat sibuk tapi kalau itu putri ayah yang minta, pasti akan ayah usahakan."

"Terimakasih ayah, aku hanya sedang rindu. Tolong jangan beritahu mas Asher kalau ayah mau datang. Aku akan memberi kejutan padanya."

"Suamimu ulang tahun?"

"Ini lebih dari perayaan ulang tahun ayah,"

"Baiklah tunggu ayah dan bunda datang."

Tut panggilan terputus dan detik itu juga tangisnya langsung pecah bersama merosotnya tubuhnya ke lantai kamar mandi.

Yuki guyur tubuhnya yang di penuhi jejak Asher. Ia gosok, siram sampai berharap bisa hilang tapi rupanya tanda merah yang ia berikan bagai cap yang tak bisa terpisahkan. Yuki tatap wajahnya di cermin dengan gambar yang menyedihkan. Perempuan malang yang berharap menemukan kebahagiaan.

Ia seka air mata yang telah mengering. Menutup tubuhnya yang polos dengan pakaian yang rapih. Segar wangi lagi cantik. Secara kasat mata, tak ada yang berubah. Ia masih Yuki yang cantik, Yuki yang manis dan Yuki yang tegar.

Yuki mulai berjalan keluar menikmati mentari pagi di balik gazebo taman belakang. Ia hirup udara pagi-pagi dengan tenang. Sembari menunggu ayah datang, gadis itu menenangkan diri, memantapkan hati agar tidak terlihat menyedihkan jika bertemu nanti.

1
AnaZa O
sok sok an mau sndiri
padahal mau sama amar itu

yuki ini tipe org, kalo sakit hati jalan sama pria lain
tak pduli dia bersuami
salahkan saja org tua kamu yg nikahin kamu sama asher
AnaZa O
pelakor emang gitu
alasannya mau mati lah
tetap aja dia hina
Fitri Wulandari
Luar biasa
Soraya
mampir thor
Win_di
Luar biasa
Elok Pratiwi
tidak menarik ... karakter yuki nya goblog lemah mudah ditindas ... tidak seru cerita nya ...
Eka Sari Agustina
👍👍👍
suryani duriah
Luar biasa
Enung Samsiah
debay pingin d belai papa nya
Rahmawati Hulukiba
Luar biasa
bhunshin
wah sepertinya BB aku turun gegara tekanan batin baca ni cerita ngebayangin jadi si yuki
bhunshin
mungkin si zumi sedang menyembunyikan penyakit yg di deritanya kali ya...???
Anisa Yuliati
Luar biasa
Anisa Yuliati
Kecewa
bhunshin
sebleng si zumi
Irma Windiarti
Luar biasa
Henrita Henrita
munafik sm bodoh mungkin cocok di sematkan sm Yuki. perkara seperti ini mn bs diam? kalau diam beratti suka. kasih tahu org tua kalau kk tirimu jd madumu, setelah cerai. kabur sana sini giliran ketemu manut ikut.
Ircham Fadlin
Luar biasa
Kostum Unik
Gk cinta tp minta hak terus. Yg cewek bodoh yg cowok serakah.
Kostum Unik
Gk jelas ini ceritanya /Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!