NovelToon NovelToon
CEO'S Legal Wife

CEO'S Legal Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: salza

Leora Alinje, istri sah dari seorang CEO tampan dan konglomerat terkenal. Pernikahan yang lahir bukan dari cinta, melainkan dari perjanjian orang tua. Di awal, Leora dianggap tidak penting dan tidak diinginkan. Namun dengan ketenangannya, kecerdasannya, dan martabat yang ia jaga, Leora perlahan membuktikan bahwa ia memang pantas berdiri di samping pria itu, bukan karena perjanjian keluarga, tetapi karena dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

“Kamu nggak harus ikut semua keinginan ibu,” ucap Leonard akhirnya, suaranya datar, seolah itu cuma kalimat biasa.

Leora menoleh sekilas.

“Aku tahu.”

Leonard tertawa kecil pendek, tanpa humor.

“Mereka selalu menganggap kamu karena kasihan.”

Leora tersenyum tipis. “Atau mungkin… mereka menganggap kamu bermasalah.”

Leonard meliriknya. Tatapannya tajam sebentar, lalu mengalihkan pandang.

“Kamu membelaku sekarang?”

“ Idih, Aku cuma menyebutkan apa yang terlihat.”

Hening lagi.

Leonard duduk di tepi ranjang, menunduk. Jari-jarinya saling mengunci, lalu terlepas. Gerakan kecil yang jarang disadari orang tanda gelisahnya.

“Ayahku selalu yakin dia tahu hidupku harus seperti apa,” katanya pelan.

“Jam pulang, cara bersikap, bahkan… dengan siapa aku seharusnya merasa.”

Leora mendekat, tapi tidak terlalu dekat. Ia menjaga jarak itu dengan sadar.

“Dan kamu?” tanyanya hati-hati.

“Kamu merasa… apa?”

Leonard terdiam cukup lama.

“Aku merasa capek,” jawabnya akhirnya.

“Capek disuruh berubah, tapi nggak pernah ditanya kenapa aku jadi seperti ini.”

Leora menelan ludah.

“Kamu nggak perlu menjawab mereka sekarang.”

Leonard mendongak. Menatap Leora lebih lama dari biasanya.

“Kamu selalu bicara seolah-olah semuanya sederhana.”

“Karena kalau tidak,” balas Leora lembut, “aku takut kita tenggelam di pikiran kita sendiri.”

Leonard tersenyum kecil lelah.

“Kamu aneh.”

“Mungkin.”

Leonard bersandar ke belakang, menatap langit-langit.

“Ada hal-hal yang… belum selesai di kepalaku,” ucapnya lirih.

“Nggak semua tentang masa lalu bisa langsung ditutup hanya karena status baru.”

Leora tahu.

Ia tahu siapa yang dimaksud.

Tapi ia tidak menyebut nama itu.

“Aku nggak menuntut apa pun,” katanya pelan.

“Aku cuma ada di sini.”

Leonard memejamkan mata sesaat.

“Itu yang paling menyebalkan,” gumamnya.

“Kamu nggak pernah memaksaku, tapi entah kenapa… aku tetap merasa bersalah.”

Leora tersenyum, kali ini pahit.

“Mungkin karena kamu sebenarnya tidak sedingin yang kamu pikirkan.”

Leonard membuka mata.

Menatapnya.

Lama.

Lalu ia berkata, hampir berbisik,

“Jangan berharap terlalu banyak dariku, Leora.”

Leora mengangguk.

“Aku gak berharap. Aku menunggu.”

Hening

Leora berusaha mencairkan suasana walaupun sebenarnya dia sendiri juga plin-plan.

“Kamu tuh ya,” ucap Leora tiba-tiba, nadanya ringan, hampir manja,

“kalau sama orang tua galak banget… tapi kalau capek, mukanya kayak anak kecil.”

Leonard berhenti. Menoleh perlahan.

“Apa?”

Leora menahan senyum, lalu sedikit mencondongkan badan.

“Mukanya. Kusut. Kayak habis dimarahin guru BP.”

Leonard mendecak pelan. “Ngaco.”

“Tuh kan,” Leora tertawa kecil, “cuek tapi sensitif.”

Leonard mendekat, berdiri tepat di depannya.

“Kamu sengaja, ya?”

Leora mengangkat bahu, memasang ekspresi polos yang dibuat-buat.

“Aku cuma pengen kamu senyum dikit.”

Nada suaranya menurun, lebih kecil, lebih manja

seperti anak kecil yang minta sesuatu tapi gengsi.

Leonard menatapnya lama.

Lalu cek kening Leora disentil pelan.

“Aduh,” Leora refleks menutup keningnya. “Kok jahat sih.”

“Kamu terlalu cerewet malam-malam,” balas Leonard datar, meski ujung bibirnya bergerak tipis.

Leora mendengus.

“CEO kejam.”

Leonard mendengus kecil.

“Lo sebagai istri juga nyebelin..”

“Hah?” Leora menatapnya, lalu tersenyum lebar. “Berarti aku istri kamu dong.”

Leonard menghela napas, seperti menyesal keceplosan.

“Kamu itu…,” katanya menggantung, lalu menggeleng. “Sudah.”

Leora belum berhenti. Ia menyenggol bahu Leonard pelan.

“Eh, tapi serius deh.”

Leonard melirik malas.

“Apa lagi.”

“Kamu kan di kantor terkenal kejam,” ujar Leora. “Dingin, galak, bikin orang segan. Tapi kalau mereka lihat kamu sekarang…”

“Sekarang kenapa.”

“Lucu,” jawab Leora cepat. “Manusiawi. Nggak serem sama sekali.”

Leonard memalingkan wajah.

“Berhenti ngelawak.”

“Bener,” Leora terkekeh. “Kalau anak-anak kantor tahu tuan CEO kejam itu begini, pasti pada bingung.”

Leonard diam.

Leora menambahkan dengan nada usil,

“Apalagi kalau mereka tahu kamu sudah punya istri.”

Leonard langsung menoleh.

“Kenapa?”

Leora mengangkat dagu sedikit, percaya diri yang dibuat-buat.

“Ya pasti ketar-ketir.”

“Ketar-ketir kenapa.”

Leora menatapnya, matanya berbinar nakal.

“Soalnya istrinya cantik.”

Hening sesaat.

Leonard hanya berbaring membelakangi Leora.

“Oh.”

Cuma itu.

Leora mendengus.

“Respon kamu dingin banget.”

“Kamu nanya. Aku jawab.”

Leora tertawa kecil, lalu ikut merebahkan diri di sisi lain ranjang, menjaga jarak tipis.

“Dasar CEO kejam.”

Leonard memejamkan mata.

Namun di balik kelopak itu, pikirannya melayang.

Nada manja barusan…

cara bercandanya…

perasaan familiar yang tiba-tiba muncul.

Jaesica dulu juga pernah begitu.

Pernah berbicara ringan, manja, seolah semuanya baik-baik saja.

Dadanya terasa mengeras.

“Tidur,” ucap Leonard singkat, seolah ingin memotong pikirannya sendiri.

Leora tak membantah.

“Baik, Pak CEO.”

Beberapa detik berlalu dalam diam.

“Selamat malam, Leonard,” bisik Leora.

Tak ada jawaban langsung.

Lalu, nyaris malas, suara Leonard terdengar,

“Hmm.”

Malam itu, Leonard tertidur…

dengan satu nama lama yang kembali muncul,

dan satu keberadaan baru yang perlahan mulai mengusik tanpa ia sadari.

1
pamelaaa
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!