NovelToon NovelToon
Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadhira ohyver

Selama ini Tania hidup dalam peran yang ia ciptakan sendiri: istri yang sempurna, pendamping yang setia, dan wanita yang selalu ada di belakang suaminya. Ia rela menepi dari sorot lampu demi kesuksesan Dika, mengubur mimpinya menjadi seorang desainer perhiasan terkenal, memilih hidup sederhana menemaninya dari nol hingga mencapai puncak kesuksesan.
Namun, kesuksesan Dika merenggut kesetiaannya. Dika memilih wanita lain dan menganggap Tania sebagai "relik" masa lalu. Dunia yang dibangun bersama selama lima tahun hancur dalam sekejap.
Dika meremehkan Tania, ia pikir Tania hanya tahu cara mencintai. Ia lupa bahwa wanita yang mampu membangun seorang pria dari nol, juga mampu membangun kembali dirinya sendiri menjadi lebih tangguh—dan lebih berbahaya.
Tania tidak menangis. Ia tidak marah. Sebaliknya, ia merencanakan pembalasan.

Ikuti kisah Tania yang kembali ke dunia lamanya, menggunakan kecerdasan dan bakat yang selama ini tersembunyi, untuk melancarkan "Balas Dendam yang Dingin."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Setelah makan malam yang canggung, rumah itu akhirnya kembali sunyi. Tania dan Dika sudah berada di kamar utama mereka. Lampu kamar sudah dimatikan, hanya menyisakan keremangan dari lampu tidur di nakas.

Dika berbaring kaku di sisi tempat tidur. Matanya terpejam rapat, tapi pikirannya melayang liar. Jantungnya berdebar kencang, menahan gelisah. Bayangan Farah menggunakan baju tidur tipis di ruang makan tadi terus mengusik Dika, membakar hasratnya. Dia tidak tahan lagi, ingin segera menyelinap keluar dan menemui wanita itu. Tapi ia harus menunggu Tania terlelap. Dika berpura-pura tidur.

Di sampingnya, Tania juga melakukan hal yang sama: berpura-pura tidur.

Awalnya, Tania sengaja memainkan Dika. Ia membolak-balikkan badan di tempat tidur, menghela napas panjang, dan membuat suara seolah-olah dia gelisah dan belum nyenyak. Dari celah matanya yang sedikit terbuka, Tania melihat Dika tegang, sesekali melirik ke arahnya.

Dia menikmati momen membuat Dika menunggu dan bertanya-tanya.

Setelah beberapa saat, Tania pun akhirnya membuat dirinya terlihat benar-benar tertidur nyenyak. Napasnya teratur dan tenang.

Dika yang menyadari perubahan itu, menunggu beberapa menit lagi untuk memastikan. Ketika dirasa aman, Dika perlahan bangun. Wajahnya menunjukkan ekspresi lega. Dalam hati, dia merasa berhasil menjalankan rencananya.

Dengan langkah yang sangat hati-hati, Dika melangkah perlahan keluar kamar. Pintu ditutupnya dengan sangat pelan, menyisakan Tania sendirian di kamar.

Di kegelapan itu, mata Tania terbuka lebar. Senyumnya kini berubah menjadi seringai dingin yang mematikan. Dalam keheningan, Tania membiarkan pikiran-pikirannya mengalir. Dia memikirkan kembali perjalanan hubungannya dengan Dika, kenangan manis yang kini terasa getir, dan momen-momen yang mengarah pada malam ini.

Sebuah perasaan campur aduk antara sakit hati dan tekad membara memenuhi dirinya. Ini bukan akhir, ini adalah awal dari sesuatu yang baru, sesuatu yang sudah ia rencanakan dengan matang. Setiap pengkhianatan kecil, setiap kebohongan, telah ia catat dalam benaknya. Sekarang, saatnya untuk bergerak. Bukan dengan kemarahan buta, tapi dengan perhitungan yang dingin. Ia akan menghadapi masa depan dengan kekuatan yang telah ia kumpulkan dalam kesendiriannya.

"Pergilah, Mas. Permainan baru saja dimulai."

Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, Tania bergerak perlahan. Tania mengenakan jubah tidurnya dan berjalan keluar kamar. Setiap langkahnya terasa berat, seolah ia membawa beban tak kasat mata. Pintu kamar ditutupnya dengan sangat pelan.

Di luar kamar, lorong rumah terasa dingin. Tania berjalan menuju ruang kerjanya. Pikirannya jernih, tekadnya bulat. Di dalam ruang kerja yang remang-remang, ia menyalakan lampu meja kecil. Cahaya kuning yang lembut menerangi sebagian ruangan, meninggalkan sudut-sudut lain dalam bayangan.

Ia duduk di kursi kerjanya, menghadap meja yang rapi. Di atas meja, terdapat sebuah buku catatan dan pena. Tania mengambil pena tersebut, menggenggamnya erat. Tangannya sedikit gemetar, bukan karena takut, melainkan karena ketegangan yang menumpuk.

Ia membuka buku catatan pada halaman kosong. Matanya menatap kertas putih itu seolah melihat medan pertempuran. Dengan napas dalam-dalam, Tania mulai menulis. Kata-kata mengalir dari pikirannya ke atas kertas, membentuk kalimat-kalimat yang penuh dengan kepedihan, kemarahan, dan rencana yang telah ia susun dengan matang.

Setiap coretan pena di atas kertas terdengar nyaring di keheningan malam. Tania menulis tanpa henti, mencatat setiap detail, setiap langkah, setiap konsekuensi. Di luar jendela, malam semakin larut. Namun, di dalam ruang kerja itu, api tekad Tania menyala terang, menerangi jalannya yang gelap.

Puas dengan coretannya di atas kertas, Tania membuka laptopnya, jari-jarinya menari lincah di atas keyboard. Di layar itu, denah lantai dua rumahnya terlihat jelas. Tania tersenyum tipis. Sejak awal, Dika memang suka kemewahan dan keamanan berlebihan. Rumah mereka dilengkapi sistem smart home terpusat, lengkap dengan jaringan CCTV nirkabel dan sensor gerak di setiap ruangan.

Dika memasangnya dengan alasan keamanan dari perampok, tapi dia terlalu sombong untuk menyadari kalau sistem itu juga bisa menjadi mata-mata paling efektif di dalam rumahnya sendiri.

Tania hanya perlu meretas kata sandi utama yang Dika simpan di ponselnya saat Dika lengah sore tadi.

"Sistem ini sangat membantu, Mas," pikir Tania, tatapannya dingin.

Sebuah aplikasi pengawasan terbuka. Layar laptop terbagi menjadi beberapa feed kamera dari seluruh sudut rumah. Jantung Tania berdetak kencang, tapi tangannya tetap stabil. Tania mengakses feed dari kamar tamu, tempat yang baru saja disiapkan untuk Farah.

Di layar, Tania melihat Dika dan Farah sedang berbicara serius. Tania menyaksikan percakapan mereka dengan tenang.

Tania menyalakan fitur perekam di aplikasi tersebut. Sebuah notifikasi "Merekam..." muncul di sudut layar.

Kemudian Tania menyetel pengeras suara laptopnya. Suara percakapan antara Farah dan Dika segera memenuhi keheningan ruang kerja itu.

Jijik. Bibir Tania berkedut. Dia mengepalkan tangannya di bawah meja, kukunya menancap di telapak tangan, berusaha mengendalikan gejolak emosi yang mengancam untuk meledak. Dia adalah manusia, bukan robot, dan setiap kata-kata Dika melukainya.

"Sayang, tadi istri kamu curiga nggak?" tanya suara Farah dari speaker laptop.

Dika tertawa, tawa yang dulu dicintai Tania kini terdengar menjijikkan. "Nggak, dia bodoh. Aku kan udah bilang sama kamu, Tania itu cuma wanita rumahan biasa, kamu gak perlu khawatir, dia gak bisa ngapa-ngapain."

"Aku benar-benar hampir gila, nunggu Tania tidur, biar bisa menyelinap masuk ke sini, kamu benar-benar bikin aku gila, Sayang." Dika membelai lembut wajah Farah, tangan nakalnya berhenti di ceruk leher Farah dan mendongakkan wajah Farah.

Keduanya berciuman dengan penuh nafsu, tangan kiri Dika beralih meremas salah satu bukit kembar Farah.

"Aaaahh, Mas Dika, kamu nakal banget." Farah mendorong pelan dada bidang Dika, suara racauan Farah terdengar jelas di pengeras suara laptop Tania.

"Tubuh kamu ini bikin aku candu, Sayang... gak seperti Tania, dia gak pernah bikin aku merasakan hasrat yang menggebu seperti sekarang."

"Gombal." Farah menepuk manja dada bidang Dika.

"Aku serius, kamu lihat penampilan Tania tadi, beda banget sama kamu, Sayang."

"Bosan banget rasanya sama Tania, untungnya sekarang ada kamu."

Dika mendorong tubuh Farah ke atas kasur, keduanya saling melumat bibir masing-masing dengan hasrat yang menggebu.

Tania tidak beranjak dari tempatnya. Tania terus menyaksikan apa yang terpampang di monitor selama satu jam penuh. Dia merekam semuanya: percakapan mereka, adegan kotor mereka, semua bukti pengkhianatan.

Tania tersenyum. Bukan senyum bahagia, tapi senyum dingin yang penuh arti.

"Mereka pikir mereka bisa bersembunyi."

"Lanjutkan saja rencana kamu, Mas Dika. Semakin banyak adegan yang kalian buat, semakin kuat bukti yang aku miliki untuk kehancuran kalian."

Di bawah cahaya laptop yang dingin, Tania membiarkan rasa sakit itu meresap, mengubahnya menjadi amarah yang terencana. Dia bukan lagi Tania yang polos, dia adalah Tania sang perencana dengan tekad dingin.

Malam itu, Tania tidak hanya merekam bukti; dia baru saja menyiapkan langkah selanjutnya dalam rencananya.

Tania tersenyum. Bukan senyum bahagia, tapi senyum dingin yang penuh arti.

File rekaman berdurasi satu jam itu kini tersimpan rapi, menjadi bukti yang akan mengubah segalanya bagi Dika.

Puas dengan bukti yang didapat, ia menutup laptopnya perlahan. Ruang kerja itu kembali gelap, tapi tekad di mata Tania menyala terang.

Apa yang akan Tania lakukan dengan rahasia yang baru saja ia dapatkan?

Bersambung...

1
Sunaryati
Kau hanya akan menggali kuburmu sendiri- Farah
Sunaryati
Ini yang emak tunggu
Sunaryati
Puas
Ma Em
Farah kamu tdk akan bisa melawan kecerdikan Tania , Tania bkn tandinganmu Tania bertindak dgn otak yg cerdik tapi Farah bertindak dgn nafsu bkn Tania yg akan hancur tapi Farah yg akan hancur
Sunaryati
Kutunggu kehancuran Dika dan istri barunya, serta kehilangan rumah yang ditempati sekarang
Batara Kresno
makasih thor udah up 2 bab,nah kan bosoh sh jadi jatuh kan
Batara Kresno: siap ditunggu upnya
total 2 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Sunaryati
Lanjut Thoor, emak ingin Dika dan Farah terusir dari rumah yang ditnggali sekarang.
Sunaryati
Bersoraklah kalian jika tidak malu jingkrak- jingkrak sekalian, dan selanjutnya kalian akan nangis, karena kebalikannya. Semua milik Dika jadi milik Tania karena Tania telah banyak mengumpulkan bukti perselingkuhan kalian lebih dulu, bahkan pengakuan Dika tentang selingkuh dirinya juga direksm oleh Tania, jadi kalian tidak bisa menyangkal. Sedangkan Tania dan Rey bisa menyangkal bahkan bisa membalikkan keadaan dengan tuduhan menfitnah
murni l.toruan
aduh kok aku yang jantungan ya...penasaran banget lanjutkan saja hai para pendosa
Batara Kresno
keren thor lanjut ditunggu upnya ya makasih
Batara Kresno
🤣🤣🤣🤣🤣mampus kan miskin miskin lho bodoh
yuni ati
Menarik/Good/
Eve_Lyn: terimakasih...
total 1 replies
yulian orthe
baru baca.. penasaran apa yg bakalan tania lakukan
Eve_Lyn: ayoo baca kak heheheh
total 1 replies
Batara Kresno
dikira tania bodoh justru kalian yg masuk jebakan 🤣🤣🤣🤣 kasihan dech lho nanti gigit jari mampus
Eve_Lyn: hahaha...
total 1 replies
murni l.toruan
Baru baca saja aku emosi jiwa, Luna temani Tania ya...buat Dika pecundang menyesal
Eve_Lyn: hehehe...terimakasih kak...jangan bosen baca yaa
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir langsung tertarik, ini yang emak suka istri terkhianati membalas dengan elegan membuat pengkhianat kerdil dan satunya kebakaran jenggot. Emak mau kasih 5⭐ jika Tania sudah lepas dari Dika, dan Farah terbongkar keburukannya
Eve_Lyn: terimakasih Mak... hehehehe
total 1 replies
Ma Em
Tania emang yg terhebat semangat Tania maju terus buat Dika dan gundiknya menyesal 💪💪💪
partini
good story 👍👍👍👍👍
Eve_Lyn: terimakasih kakak
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!