Jian Wuyou, seorang jenius pedang yang disegani, jatuh dari puncak kejayaannya setelah dikhianati oleh orang-orang terdekatnya. Dihina, kedua tangannya diamputasi, dan dibuang ke jurang pembuangan, ia menolak untuk mati.
Bertahan hidup dari dendam yang membara, ia mengumpulkan kekuatan gelap melalui pengorbanan spiritual yang besar. Seratus tahun kemudian, Hantu Pedang telah kembali. Misinya sederhana: membalas setiap rasa sakit, menghancurkan setiap pengkhianat, dan menuntut harga darah dari setiap orang yang menertawakan kejatuhannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Pertempuan singkat
Jian Wuyou merasakan gejolak emosi yang sangat membara. Dadanya terasa panas oleh perasaan dendam yang terpendam selama hampir seratus tahun.
Dia berusaha mengejar pria muda yang mirip Yu Xin itu, tapi pria itu sudah cukup jauh, menghilang ke dalam keramaian. Jian Wuyou berusaha mengejar sambil berdesakan dengan orang lain.
Mungkin karena luapan emosi, Jian Wuyou tidak dapat mengendalikan Qi-nya. Ia terpaksa menahan diri agar tidak terlalu mencolok, karena di Kota Akar Emas yang penuh festival ini, pasti ada banyak kultivator kuat dari berbagai sekte.
Setelah melewati kerumunan yang lalu lalang, akhirnya Jian Wuyou berhasil mendapatkan pemandangan yang jelas ke arah depan. Pemandangan itu membuat hatinya berdebar-debar—bukan karena panik atau takut, tapi karena pemenuhan dendam yang terasa begitu dekat.
"Kalian semua ada di sini!"
Di pusat keramaian, berdiri sekelompok orang yang menjadi inti dari setiap malam buruknya selama hampir seratus tahun terakhir: Yu Xin (mantan sahabatnya yang kini tampak lebih tua), Xiao Bu dan istrinya Qing Xi (pasangan yang merekayasa kejatuhannya), dan beberapa pemuda yang ternyata adalah anak-anak mereka.
Ada Xiao Chen, Xiao Coi, Xiao Chi, dan pemuda yang mirip Yu Xin tadi, yang ternyata adalah putra Yu Xin.
"Ha, ternyata kalian sudah memiliki anak ya. Hahaha! Sungguh keluarga yang harmonis!" Suara serak Jian Wuyou terdengar, tetapi mengandung kebencian yang sangat mendalam.
Saking amarahnya meluap-luap, Jian Wuyou menggigit bibirnya sampai berdarah, berusaha menahan ledakan Qi. Matanya melotot ke arah orang-orang yang telah mengkhianatinya.
Jian Wuyou memegang Yue Sha, yang ikut merasakan gelombang amarahnya. Secara tidak sengaja, ia mengeluarkan sedikit aura membunuh murni yang sangat pekat.
WUSHH!
Xiao Bu, yang berada di tahap kultivasi yang lebih tinggi, refleks melihat sekeliling. "Siapa yang berani mengeluarkan aura membunuh sekuat ini? Beraninya dia!" Ia mengerutkan kening, tapi tidak dapat melihat siapa orang yang mengeluarkan aura tadi di tengah keramaian.
"Ada apa, Ayah?" tanya Xiao Chen sambil merangkul istrinya yang terlihat cantik dengan pakaian mewah.
Di sisi lain, adik-adik Xiao Chen juga terlihat mesra dengan pasangan mereka. Sementara itu, Yu Xin merasa sedikit gelisah dengan hawa yang keluar sejenak tadi.
"A-Ayah," suara Yu Xin sedikit bergetar. "Aura tadi... seperti Jian Wuyou."
Keluarga angkatnya tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Jangan takut, Nak. Memangnya orang yang sudah mati puluhan tahun lalu dapat balas dendam? Dia pasti sudah mati membusuk, Hahaha!" ucap Xiao Bu dengan nada menghina.
"Betul sekali," timpal Qing Xi, istrinya. Ia tersenyum dengan ekspresi menyebalkan. "Dia pasti sudah mati. Lagipula, ini memang takdirnya untuk mati. Ini semua perintah tuan kita agar tidak ada jenius pedang yang hidup saat itu."
Xiao Chen dan kedua adiknya hanya dapat tersenyum sinis ketika mengingat momen di mana mereka menyaksikan Jian Wuyou sekarat di jurang pembuangan, tertawa atas kehancuran orang yang mereka benci.
"Tertawalah untuk sekarang!"
Jian Wuyou sudah berada di atas atap bangunan di dekatnya, menatap keluarga pengkhianat itu dengan amarah yang dingin.
"Karena tidak lama lagi... Aku akan datang sebagai pencabut nyawa untuk kalian semua!"
Kemudian ia berbalik pergi, berusaha menahan amarahnya. Darah masih menetes dari bibirnya yang ia gigit.
"Untuk saat ini, aku akan mempermalukan kalian di sini. Aku lah yang akan mendapatkan Akar Emas, dan kalian hanya akan mendapatkan penghinaan dariku!"
Jian Wuyou sadar, kekuatannya belum mampu menghadapi mereka semua sekaligus, apalagi ia belum pulih total. Ia tidak ingin membunuh para pengkhianat di tempat yang tidak seharusnya, sebelum melihat mereka menderita.
Jian Wuyou meninggalkan bangunan itu dengan niat memainkan strategi psikologis. Akar Emas adalah target yang ia yakini sangat penting bagi Sekte pedang Giok dan Xiao Bu. Jika ia merebutnya, itu akan menjadi penghinaan publik pertamanya.
Qing'er ditinggalkan di toko kue bulan, dan Jian Wuyou baru saja bertemu dengan target dendamnya. Akankah Qing'er menemukan Master-nya tepat waktu, dan strategi apa yang akan digunakan Jian Wuyou untuk mencuri Akar Emas dari bawah hidung para pengkhianat ini?
