NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Mulai Bekerja di Menara Vergara

Prakk!! Tuan Fernando membanting amplop berisi foto-foto itu ke atas meja. Tangannya bergetar, rahangnya mengeras, sorot matanya tajam seperti elang yang hendak mematuk mangsanya.

"Bajingan itu pasti dalang di balik peristiwa yang menimpa Carmen,"

suaranya rendah tapi penuh tekanan.

"Dari awal aku sudah memilki firasat bahwa orang ini pasti dalangnya," Sorot mata Benjamin tidak kalah tajam dari ayahnya.

"Aku cukup menahan diri ketika Rafael membantai Armando. Tapi kali ini mereka sudah melewati batas. Aku pastikan Vergara akan lenyap dari bumi ini. Seluruh keturunan Vergara!," Tuan Fernando melemparkan amplop itu ke lantai. Foto-foto saat Lukas, Ivy, dan Damon di lobi utama Kandaya dan bandara Cebu terpampang di sana.

Tuan Fernando menatap Benjamin,

"Kumpulkan semua sekutu kita. Adakan pertemuan di basement besok malam. Jangan sampai ada kebocoran,"

"Baik, ayah,"

**

"Ini Nora, staf khusus Madame. Nora cukup terampil dan terbilang lama bekerja di gedung ini," Damon memperkenalkan Nora pada Ivy.

"Hai Nora," Ivy mengulurkan tangannya.

"Salam kenal, Nyonya," Nora tersenyum manis dan menjabat tangan Ivy.

"Nora sudah membuat draft tentang apa yang akan Nyonya kerjakan. Silakan membahasnya dengan Nora," ujar Damon. Ivy menatap Nora disambut anggukan oleh Nora.

"Saya akan kembali ke ruangan saya. Nyonya bisa menelpon saya jika butuh sesuatu," Damon menatap Nora, "Mulai lah menjelaskan draft nya pada Nyonya,"

"Baik, Tuan Damon,"

**

Ivy duduk di sofa sambil membaca draft tugas hariannya di tab yang diserahkan Nora. Nora berdiri tegap di sampingnya, siaga kalau-kalau Nyonya nya butuh sesuatu.

"Nora, duduk saja. Kamu lelah berdiri terus di situ," ajak Ivy.

"Hmm, tidak apa-apa, Nyonya. Kami sudah terbiasa harus begini," balas Nora.

"Terbiasa berdiri lama-lama?.. Oh tidak, jangan seperti itu. Duduklah. Jangan sungkan denganku," Ivy menarik tangan Nora membuat Nora mengikuti arahan Ivy untuk duduk di sofa. Wajah Nora seperti merasa tidak enak. Sesekali dia melihat ke arah pintu connecting, dia berjaga-jaga kalau Lukas datang dia akan langsung sigap berdiri.

"Nora, ini draft kerja ku, kan?,"

"Iya, Nyonya,"

"Tapi kenapa ini seperti draft tugas istri?," Ivy mengernyitkan keningnya.

Ivy mulai mengeja satu per satu tugas yang dicatat dalam draft.

"Sarapan bersama Tuan Lukas di rumah. Pergi ke kantor satu mobil dengan Tuan Lukas. Memastikan mood Tuan Lukas bagus sepanjang hari. Makan siang dengan Tuan Lukas. Mendampingi Tuan Lukas dalam setiap meeting apalagi di luar kantor. Memeriksa dokumen yang dibutuhkan oleh Tuan Lukas. Pulang kantor satu mobil dengan Tuan Lukas. Mana penjelasan tugas ku di kantor ini, Nora?

"Itu semua yang dicatat di situ adalah tugas Nyonya dari Tuan Lukas,"

Heh? Tugas kantor yang sangat aneh (Ivy).

**

"Bella sayang, aku mulai bekerja. Tapi kau tahu, tugas ku di kantor ini sangat aneh. Tak sabar ingin bertemu denganmu dan menceritakan semua hal aneh ini," Ivy mengirim pesan teks pada Bella.

Huft! Aku seperti akan mati muda secara perlahan di ruangan ini. Kalau tahu begini, lebih baik di rumah menemani Aiden. Kalau di sini aku berasa seperti baby sitter Lukas, (Ivy)

Pintu connecting terbuka. Lukas muncul.

"Selesai makan siang kita ada meeting di hotel City Garden," ujarnya to the point.

"Aku ikut?," tanya Ivy

"Sudah baca draft kerjanya kan?," Lukas mengangkat keningnya.

Ivy mengingat sekilas draft kerja anehnya. Yup. Tugasnya menemani Lukas meeting.

Ivy tersenyum masam,

"Baiklah. Apa yang perlu dibawa atau yang harus aku siapkan?,"

"Cukup siapkan diri. Selebihnya Damon dan staf sekretaris sudah siapkan," selesai berujar Lukas langsung membalikkan tubuhnya kembali ke ruangannya.

Ivy mengepalkan tangannya dan meninju udara,

"Lukas Vergara, kalau ada staf mu kenapa juga aku harus ikut, akkhhh,"

**

Pintu ruangan Lukas diketuk,

"Masuk," ujar Lukas sambil fokus dengan laptopnya.

Pintu ruangan terbuka. Victoria masuk mendekati meja kerja Lukas.

"Tuan, Anda mau makan siang apa hari ini?,"

"Tanya istriku dia mau makan apa. Aku ikut pilihannya," Lukas menjawab sambil memperhatikan laptop.

Raut wajah Victoria berubah.

"Baik, Tuan," melihat Lukas seperti sibuk, dia memilih untuk keluar ruangan.

"Oh ya, satu lagi," seru Lukas

"Iya Tuan?,"

"Makanannya diantar ke ruangan istriku. Aku makan siang di sana,"

"Baik, Tuan,"

Victoria keluar dengan raut wajah yang berbeda saat dia masuk.

**

Pintu ruangan Ivy diketuk,

"Masuk,"

Nora muncul dari balik pintu.

"Nyonya, Anda dan Tuan ingin makan siang apa?,"

"Kami? Ehmm.. Kenapa tidak tanya Lukas langsung untuk makan siangnya?,"

"Staf sekretaris sudah bertanya tadi, tapi kata Tuan, Nyonya yang akan memutuskan ingin makan apa dan Tuan akan makan siang di ruangan ini," Nora menjelaskan.

Hah??? Apa lagi ini, Tuhan (Ivy)

"Nora, aku baru hari ini di sini. Aku juga tidak berasal dari Tondo. Aku tidak paham dengan jenis menu di sini. Kemarilah. Kamu jelaskan dulu menu apa yang disiapkan di kantor ini," Nora masuk mendekati Ivy.

Dan mulai hari itu, konfirmasi menu makan siang Lukas dilakukan oleh Ivy.

**

Mereka berdua sudah duduk di sofa. Di depan mereka ada beberapa makan yang diisi di beberapa kotak makanan.

"Bagaimana kakimu? Hari ini sudah tidak pakai tongkat lagi," tanya Lukas sambil mulai menikmati makanannya.

Ivy menengok kakinya,

"Sudah tidak sakit lagi. Lihat, aku bisa pakai heels lagi," Ivy menunjuk arah kakinya.

"Besok sore kita check-up untuk memastikan kaki mu benar-benar sudah sembuh,"

"Tapi ini sudah sembuh Lukas. Aku tidak apa-apa,"

"Kurangi keras kepalamu. Tidak baik untuk dicontoh Aiden," Lukas mengunyah makanannya.

Ivy cemberut.

Apa-apaan bawa Aiden segala (Ivy).

**

"Coba lihat kalau ada yang salah dari penampilanku," ucap Lukas. Dia dan Ivy akan menuju ke Seda Ayala Hotel untuk meeting.

Ivy memperhatikan penampilan Lukas.

"Hmm. Sudah rapi," Ivy melihat bagian belakang Lukas, "Sudah rapi,"

"Rambutku?,"

"Masih tetap rapi,"

Tolong komentari kegantengan ku juga (Lukas).

"Lukas, aku tidak tahu agenda meetingnya. Aku takut hanya mematung dan tak berguna di sana," keluh Ivy enggan pergi.

"Kau di sana cukup mengikuti semua yang aku lakukan. Aku duduk, kamu duduk. Aku berjalan, kamu berjalan. Selebihnya duduk lah saat presentasi dan pasang wajah seolah-olah mengerti presentasi yang kamu dengarkan,"

Ivy melongos.

Aku adalah Maya versi elegan. Maya memomong Aiden, sedangkan aku memomong Aiden versi jumbo. (Ivy)

**

Damon mengendarai mobil. Di sampingnya ada Victoria dengan segala dokumen yang menumpuk. Ivy dan Lukas duduk di belakang.

Ivy memperhatikan jalanan yang dilalui. Itu sengaja dilakukan agar dia bisa menghafal jalan. Itu berguna untuk melancarkan aksi kaburnya nanti.

City Garden di depan mata.

"Lukas, kenapa aku tiba-tiba merasa gugup," Ivy setengah berbisik.

Lukas tersenyum menatap nya. Tanpa diduga, Lukas memegang tangan Ivy. Lukas memberi tepukan pelan pada tangan Ivy seolah memberi semangat. Ivy yang mengerti yang dilakukan Lukas, menarik napas panjang mencoba rileks.

Ruangan meeting sudah dipenuhi beberapa orang berpakaian formal. Rata-rata pria, hanya beberapa wanita. Mereka mendekati Lukas dan memberi selamat atas pernikahan nya.

"Selamat atas pernikahan nya, Tuan Lukas,"

"Wah, Anda sangat pintar memilih istri. Istri Anda sangat cantik,"

"Dengar-dengar, Istri Anda orang Indonesia? Menantuku juga orang Indonesia. Mereka wanita yang penyayang dan jago memasak,"

"Selamat Tuan Lukas semoga cepat diberi momongan, penerus generasi Vergara,"

Begitulah ucapan demi ucapan diberikan. Lukas tersenyum, Ivy mencoba tetap tersenyum. Ada yang tidak tersenyum sama sekali, Victoria.

Meeting segera dimulai.

"Jangan kemana-mana selama aku presentasi," bisik Lukas pada Ivy yang duduk di sampingnya,"

"Kalau aku kebelet dan ingin ke toilet bagaimana?," Ivy balas berbisik.

"Ingat, terakhir kamu dan Aiden ke toilet umum, kamu hampir kehilangan Aiden dan nyawa mu," bisik Lukas. Ivy bergidik. Memilih tidak membantah lagi.

Lukas memulai presentasi. Penampilannya begitu meyakinkan. Dia berbicara dengan wibawa. Tanpa sadar Ivy menatap nya tanpa berkedip.

**

Mobil Ferrari merah memasuki garasi rumah. Lukas memarkirkan mobilnya. Dia menengok ke sebelahnya dan melihat Ivy yang tertidur. Lukas tersenyum. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Ivy. Dia memperhatikan wajah yang terlihat letih itu.

Ivy Cecilia, kamu seperti udara. Selalu ada, selalu ku butuh kan tapi tidak bisa aku pegang (Lukas).

"Hei," ucap Lukas lembut sambil menyentuh pipi Ivy. Ivy menggeliat.

"Bangun," ucap Lukas lagi dengan lembut.

Ivy membuka matanya,

"Kita sudah tiba di rumah?," Ivy terlihat bingung karena baru sadar dari tidurnya.

"Sudah dari sejam lalu kita tiba dan aku sudah lelah menunggu mu bangun," Lukas menggeser tubuhnya dan pura-pura ketus.

"Maafkan aku, aku tertidur,"

Lukas tidak menjawab. Dia langsung keluar. Ivy pun langsung ikutan keluar.

**

"Aiden sudah tidur?," tanya Ivy pada Maya begitu masuk ke rumah.

"Sudah, Nyonya. Tuan kecil seperti sedang tidak bersemangat," jawab Maya.

"Makanannya bagaimana?,"

"Tadi dihabiskan, Nyonya,"

"Apa dia demam?,"

"Tidak Nyonya, suhu badan Tuan Kecil normal,"

"Hmm.. Mungkin dia merindukan ku. Seharian dia tidak melihatku di rumah,"

Ivy langsung menuju kamarnya untuk melihat Aiden.

**

"Semua sudah berkumpul di basement ayah," lapor Benjamin.

"Baiklah kita ke sana,"

"Oh ya, aku sudah mendapat informasi tentang istri Lukas,"

"Katakan,"

"Ternyata dia adalah mantan istri Rafael. Wanita yang karenanya Lukas hampir menghancurkan wajahku saat aku hampir menyanderanya,"

"Hm, menarik. Kita akan buat permainan yang menarik juga,"

Tuan Fernando tersenyum licik. Dia membetulkan topi lebarnya dan mulai melangkah menuju basemen.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!