NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 DESA WILLOW

Hari berikutnya, Max mempunyai suasana hati yang cukup buruk. Ketika dia bangun tidur, dia mendapati beban cukup berat di perutnya. Jangan tanya siapa pelakunya, itu sudah pasti si kecil yang sangat menyukai roti kukus. Dia bahkan menolak untuk tidur sendiri. Si kecil itu bersikeras ingin tidur bersama dengan sang ayah.

Max hanya bisa menelan amarah sembari menurunkannya ke sisi kiri. Biar bagaimanapun, Ansel masih bisa dikategorikan sebagai seorang balita. Maka dari itu Max meyakinkan dirinya sendiri untuk terus bersabar terhadap apa pun yang akan Ansel lakukan. Dia akan mencoba mentolerir semua perbuatan nakalnya.

Amarah itu segera lenyap, ketika Max menurunkan pandang dan menatap wajah Ansel yang terlihat damai. Mulut mungil itu setengah terbuka dengan dua pipi menggembung. Max tanpa sadar tersenyum dan mengusap lembut pipi berdaging itu. Max sadar, Ansel mampu membuatnya merasa tenang dan memberikannya perasaan nyaman. Max benar-benar merasakan keakraban yang familiar dengan bocah itu.

Setelah mengumpulkan tenaga, Max mendudukkan dirinya sembari melakukan peregangan otot tangan. Saat dia menatap ke sisi kiri, cahaya matahari yang menyusup melalui jendela kamar memenuhi bidang pandang. Tampaknya cuaca hari ini akan cerah. Max jadi sedikit bersemangat untuk memulai aktivitas hari ini.

Tanpa membangunkan Ansel, pemuda tampan itu segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Kali ini dia memilih pakaian berwarna biru tua dengan ikat kepala hitam. Sangat sederhana. Namun, terlihat sangat pas dan cocok di tubuh bugarnya. Pakaian itu menambah sisi maskulinitas hingga membuatnya tampak tegas dan berwibawa.

Hari ini, Max berencana pergi ke Desa Willow. Hari sebelumnya Max telah menanyakan mengenai perkebunan tebu kepada para pelayan. Kebetulan salah satu pekerja yang menjadi pengawal pribadinya berasal dari Desa Willow. Dia mengatakan bahwa di sana ada satu petani yang memiliki perkebunan tebu yang cukup subur.

Max ingin memeriksa hal ini secara pribadi. Jadi, setelah sarapan dan memberitahu sang ibu tentang tujuannya, pemuda tampan itu segera membawa dua pengawal pribadinya menuju Desa Willow. Sebelum pergi, Max juga mengatakan kepada sang ibu bahwa Ansel ada di kamarnya. Max takut anak itu akan menangis seperti saat pertama kali dia tinggalkan ke ibu kota. Namun, Max berjanji, setelah pulang dari desa itu dia berencana untuk membelikan beberapa makanan ringan untuk sang putra.

"Tuan, jika saya boleh tahu, untuk apa Anda mencari tebu? Di wilayah Utara ini, tebu hanya digunakan untuk membuat minuman manis untuk menambah vitalitas tubuh. Apa Anda juga berencana untuk membuat minuman?" tanya pengawal Max yang berasal dari Desa Willow itu. Dia adalah seorang pria berusia 26 tahunan bernama Hainry.

Max yang baru saja duduk di gerbong keretanya menoleh ke depan dan menjawab singkat, "Hanya akan membuat sesuatu yang bukan minuman."

Kereta kuda segera meninggalkan halaman mansion. Dua pengawal pribadi Max secara alami menjadi kusir yang mengendalikan kereta. Hainry yang bertanya ketika mendengar jawaban sang tuan merasa sedikit tertarik untuk mendengar lebih jauh.

"Maaf jika saya banyak bertanya, Tuan. Memangnya tebu bisa digunakan untuk apa selain untuk membuat minuman?" Pria itu bertanya dengan ramah meski dia lebih tua beberapa tahun dari Max. Biar bagaimanapun, Max adalah tuannya. Dia tidak bisa memanggil sang tuan dengan nama.

Max melempar pandang ke luar jendela gerbong. Di kehidupan sebelumnya, Max pada awalnya juga tahu bahwa tebu hanya dapat dijadikan minuman manis dengan kaya akan manfaat. Namun, dia mendapatkan pemahaman lebih setelah membaca buku rahasia yang memuat kiat-kiat membuat gula pasir dari bahan dasar tebu.

"Saat kita membuatnya, kau akan tahu itu," ujar Max sembari memperhatikan hiruk-pikuk ibu kota di pagi hari. Seperti biasa, banyak warga berlalu-lalang di sekitaran jalan untuk melakukan aktivitas jual-beli dan lain sebagainya.

Mendengar hal itu, Hainry tahu bahwa sang tuan berencana mengajaknya ketika mengolah tebu nanti. Dia sedikit tidak sabar menantinya. Bertolak belakang dengan rekan Hainry yang memegang tali kuda di sampingnya. Pria itu sedari tadi tidak membuka suara. Dalam hati, dia samar-samar memiliki pemahaman sendiri tentang apa yang akan tuannya buat dengan tebu. Namun, dia tidak berani untuk menanyakannya.

Perjalanan pagi itu cukup lama, karena sepanjang jalanan dipadati oleh orang-orang yang beraktivitas. Namun, Max cukup menikmati perjalanan ini. Banyak hal baru yang dia dapatkan dari melihat aktivitas orang di luar sana.

Saat memasuki bagian tengah ibu kota, Max melihat sepanjang jalan dihiasi dengan lampion indah beraneka ragam warna dan bentuk. Suasana sangat hidup dan beberapa wanita paruh baya menaruh bunga hias di pagar teras rumah.

"Apakah ada acara besar?" tanya Max setengah bergumam.

Hainry yang mendengar buru-buru menjelaskan. Dia tahu tuannya ini bukan berasal dari wilayah Utara. Mungkin beliau tidak tahu acara apa yang akan datang.

"Tuan benar. Acara besar akan segera tiba. Setiap tahun, penduduk Utara akan merayakan Festival Musim Dingin saat salju pertama turun. Lampion yang ada di sepanjang jalan ini akan diterbangkan secara bersama pada tengah malam. Kemudian, di menara vermilion akan diadakan penyucian jiwa oleh beberapa pendeta pengikut dewa cahaya."

Max tertarik ketika mendengarnya. "Apa semua penduduk Utara wajib mengikuti penyucian jiwa?"

"Tidak, Tuan. Ini hanya berlaku untuk anak berusia 1 bulan hingga 3 tahun. Penyucian jiwa dipercaya akan menghindari anak dari nasib buruk. Seperti terjauh dari penyakit dan sebagainya. Ini sudah menjadi tradisi penduduk Utara setiap tahunnya. Hal ini, akan dipimpin langsung oleh Yang Mulia Duke Arthur Froger. Penguasa Wilayah ini."

"Begitu. Terima kasih atas penjelasannya."

Setelah itu, Max tidak lagi bertanya. Dia cukup takjub dan sedikit terkejut dengan tradisi spiritual di wilayah ini. Yang lebih mengejutkan adalah penguasa wilayah ini sendiri yang akan memimpinnya. Mengingat Ansel yang ada di rumah, Max berpikir untuk membawa anak itu ke menara vermilion ketika tradisi tersebut dilaksanakan.

Di lain sisi, di Desa Willow.

Aktivitas pagi itu berlangsung dengan sangat baik seperti hari-hari sebelumnya. Desa ini dinamakan Desa Willow karena di sisi kiri dan kanan gapura masuk desa, terdapat pohon Willow besar yang sangat rindang. Konon, seorang tetua desa ini mengatakan bahwa dia pernah melihat burung vermilion singgah di bawah pohon willow itu. Hingga kini, desa tersebut memiliki tanah yang sangat subur. Hal ini dipercaya sebagai berkah yang telah diberikan oleh sang vermilion.

Di saat semua orang sedang sibuk dengan lahan pertanian, peternakan, dan perkebunan, sesuatu yang tak terduga terjadi. Gempa dahsyat membuat warga Desa Willow berhamburan ke tanah lapang. Beberapa rumah ambruk dan beberapa hewan ternak tertimpa bangunan hingga tewas.

Kecemasan dan isak tangis terdengar dari segala penjuru arah. Semua sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Seorang anak kecil bahkan terlantar di tanah dan orang-orang mengabaikannya begitu saja. Bersyukur ada wanita tua yang mengambil anak itu. Beginilah sifat asli dan alami manusia. Saat berada di ambang kematian, bahkan darah daging sendiri diabaikan, apalagi orang-orang di bawah reruntuhan yang berteriak meminta pertolongan. Mereka hanya bisa menerima nasib dan menunggu kematian.

"Semua warga! Segera bergegas ke lahan pertanian! Gempa ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat!" Itu adalah teriakan seorang pria dewasa yang sedang berlari dengan tergopoh-gopoh.

Semua panik dan melarikan diri ke tanah pertanian masing-masing. Keringat mengucur di dahi, luka di kaki karena batu dan ranting tidak lagi mereka hiraukan. Apa yang salah dengan alam ini? Mengapa tiba-tiba terjadi gempa yang sangat dahsyat?

Tanpa mereka sadari, permukaan tanah di Desa Willow bahkan mengalami retak yang perlahan menjalar ke semua penjuru arah. Tak berselang lama. Semua warga dibuat terperangah ketika menyaksikan tanah tiba-tiba mengeluarkan suara ledakan dahsyat dan sesuatu berwarna hitam melompat keluar dari lubang besar yang tercipta di permukaan tanah.

"Seessss...."

Suara desisan yang begitu kuat membuat warga dengan kompak mendongak, saat itu juga kaki mereka melunak dan berakhir dengan ambruk ke lahan pertanian. Meski sesuatu yang besar itu berada jauh dari lahan pertanian. Namun, tubuh besarnya dapat dilihat dengan jelas oleh mata telanjang.

Itu adalah seekor ular hitam raksasa dengan kulit mengkilap dan tanduk merah menyala di tengah-tengah kepala. Siapa pun yang melihatnya tahu, bahwa ular itu adalah binatang suci yang telah gagal mencapai ranah dewa. Hal itu dapat dengan mudah dikenali dari warna tanduk di tengah kepalanya.

"Oh Dewa Cahaya! Apa yang telah kami lakukan hingga pantas mendapatkan ini? Mengapa binatang suci yang gagal mencapai ranah dewa muncul di desa kami?!" jerit seorang wanita dengan berlinang air mata. Semua mata yang menatap binatang besar itu hanya bisa menelan ludah dan tidak ada yang berani bergerak dari tempat. Saraf mereka seakan lumpuh kala memikirkan tak lama lagi mereka akan menjadi santapan bagi ular itu.

1
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!