Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Jodoh Untuk Jonas
Belum melihat orangnya sudah bilang tidak menyukai....
"Jo, gadis ini bisa membawa perubahan untukmu!"
"Perubahan! Membuatku menjadi Batman! Begitu?"
"Astaga Jo, tolong serius sedikit. Ini yang terbaik untukmu. Bukankah kamu pernah bilang ingin menikah?"
Jonas menangkup pundak ibunya, "Ma, benar aku mengatakan itu. Tapi wanita yang aku akan aku nikahi, adalah pilihanku sendiri. Dan aku akan segera membawanya di hadapanmu. Dia sangat cantik, kecantikannya tidak ada yang bisa menandingi."
Julie menepis tangan Jonas, "Wanita seperti apa yang kamu pilih? Yang semalaman menghabiskan waktu di klub? wanita yang sering gonta-ganti pasangan?"
Jonas menggelengkan kepalanya, "Astaga....mama kejam sekali. Aku sadar seperti apa diriku, nakal seperti apapun aku, aku tidak mau memiliki istri yang seperti mama gambarkan itu."
Julie sudah terlanjur berjanji pada Marissa dia tidak boleh mengingkarinya, "Kalau seperti itu pilihanmu. Putri dari tuan Sinclair tentu sangat cocok."
"Tapi ma....."
"Tidak ada tapi-tapian, di pesta nanti, kau harus berpakaian yang rapih dan jangan lupa untuk memotong rambutmu yang tidak tentu arah itu. Temui gadis itu dan berikan kesan baik agar dia percaya padamu."
Kali ini Julie bicara dengan penuh penegasan. Anaknya itu memang perlu di pacu agar patuh.
.....
Saat di kediaman utama sibuk soal perjodohan Jonas. Alfred dan Arthur juga sibuk mencari satu sosok yang lama tidak terlihat. Mereka sudah ada di kapal, kurang lebih tiga jam untuk menepi. Alfred yang semakin tidak sabaran terus saja menggerutu mengenai perjalanan yang lama ini.
"Tuan, sebaiknya Anda tidur terlebih dahulu." Ucap Arthur, sebenarnya dia yang ingin istirahat dan tidur. Tapi itu tidak akan bisa terjadi jika tuan muda masih membuka matanya.
"Kau saja yang tidur."
Mata Arthur yang terlihat sangat mengantuk seketika menyala penuh harap, "Benar boleh?"
Alfred meliriknya tajam, "Tentu... tidurlah, dan saat kau membuka mata nanti mungkin kau sudah berpindah alam."
Huh...memberi izin tapi mengancam....
"Kalau begitu saya tidak akan tidur, tetep menemani Anda di sini."
Alfred berdiri memandangi lautan lepas yang gelap, angin kencang menerpa wajahnya, hawa dingin tidak mengusik pertahannya.
Ariel....tiga tahun lalu kau berani pergi tanpa mengatakan apapun, dan sekarang kau harus menerima semua balasannya.....
Tangan laki-laki itu terkepal, matanya lurus menatap sesuatu yang kosong tapi ingatan nya berkelana pada momen terakhir kali dia bersama Ariel. Malam pemaksaan itu. Sehari pun Alfred tidak pernah bisa melupakan kejadian itu. Bercampur aduk perasaan yang menghantuinya kini selama tiga tahun, termasuk rasa bersalah, kecewa dan marah. Hidupnya tidak akan bisa tenang jika belum menemukan wanita itu.
Arthur yang harus tetep terjaga, memutuskan untuk membuka ponselnya yang sejak sore tadi dia abaikan. Ada pesan dari Ayunda. Satu pesan yang meminta Alfred pulang ke kediaman utama, karena adanya calon istri Jonas yang akan berkunjung seusai pesta.
Tuan Jonas! Menikah! apa saya tidak salah baca? Tidak, ini benar, ah... mungkin nyonya Ayunda yang salah menulis pesan....
Tapi setelah dipikir-pikir, Ayunda tidak pernah melakukan kesalahan, wanita itu sangat berhati-hati dan teliti.
"Tuan!" panggil Arthur, pada laki-laki yang masih termenung menantang ombak tenang.
Em....hanya ini sahutan yang Arthur dapat, tapi suara ini juga sudah sangat cukup baginya.
"Nyonya Ayunda, meminta Anda pulang."
"Untuk menghadiri pesta tidak berguna itu?"
Arthur menggeleng, "Nyonya Ayunda hanya meminta Anda pulang, usai pesta itu calon istri tuan muda ke-tiga akan berkunjung."
Tuan muda ke-tiga..... Jonas!
Alfred langsung memalingkan wajahnya dari ombak, kini menatap Arthur, "Jonas?"
"Betul."
"Calon istri, dia akan menikah?"
"Benar, tuan."
Alfred tertawa geli, menikah! Jonas akan menikah? Ini lebih sulit untuk dipercaya dari pada turunnya hujan di padang pasir.
Lebih-lebih lagi, adiknya itu sangat terobsesi dengan Ariel, mana mungkin dia mau menikah dengan sembarang orang, dan secepat ini.
"Anda tidak percaya?" tanya Arthur.
"Menurutmu, apa aku harus percaya?"
"Memang sulit untuk dipercaya, tapi nyonya Ayunda yang menyampaikan kabar ini. Tapi... bukankah ini kabar baik?"
Kabar baik....
"Dari sisi mana, bisa disebut kabar baik?"
Arthur menggeleng.... Ternyata... lebih pintar saya dari pada Anda, tuan....
"Jika tuan Jonas menikah, dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk menganggu nona Ariel."
Alfred diam... kenapa dia tidak kepikiran ini.
"Apa itu mungkin?"
Maksudnya, apa mungkin seseorang bisa memalingkan hatinya semudah itu.
"Tidak ada yang tidak mungkin, kan?"
"Tapi aku tidak perduli mau dia menikah atau tidak, bagiku dia bukan penghalang yang berarti."
"Baiklah, apa yang Anda katakan selalu benar."
"Siapa gadis bodoh yang mau menjadi calon si bedebah itu?" dia penasaran juga.
"Jika Anda mau tahu, datanglah ke kediaman utama."
"Merepotkan sekali. Kau pikir aku ini pengangguran yang tidak memiliki kesibukan? Harus membuang waktu untuk melihat wanita itu!"
Arthur menghela.... Anda yang bertanya, Anda yang ingin tahu, Anda juga yang menolak.
"Jadi...Anda tidak akan pulang?"
"Tidak! jika kau penasaran, datanglah."
Alfred menyudahi obrolan menyebalkan itu, kedua matanya kembali memandang lautan. Kini dia membayangkan wajah Ariel, Apa yang sedang kau lakukan di sana? benarkah kau sudah tidak lagi mengingatku?
.....
Saat namanya sudah ditautkan dengan Jonas. Ariel malah belum mengetahui siapa calonnya. Siapapun itu Ariel tidak peduli, justru dia sudah memiliki rencana, agar calonnya tidak suka.
Sama seperti yang dilakukan Alfred, Ariel juga tengah menatap gelapnya malam. Ayah dan ibu tirinya sedang sibuk membahas perjodohannya di ruang keluarga.
Tapi Ariel terdiam seorang diri di taman belakang.
Taman belakang..... tempat ini begitu banyak kenangan. Terutama taman belakang Kastil tuan muda. Ariel masih ingat betul, disana dia menghabiskan malam, tidur kedinginan dan ketakutan. Tapi dari sana juga Ariel mengenal sosok laki-laki yang tinggal di Hutan.
*Bagaimana dengan kabarnya? Apa dia masih tinggal di sana, jika suatu hari nanti kami bertemu kembali apa dia akan mengenalku*? Alih-alih mengenang Alfred, Ariel justru selalu mengingatkan laki-laki Hutan yang selalu menolongnya.
Tapi....sekilas wajah Alfred hadir di matanya, dalam hati kecilnya bertanya! Apa kamu tidak mengingat Alfred? Kamu tidak merindukannya?
Huff... Ariel mendengus kesal, "Untuk apa mengingatnya, untuk apa merindukannya? Ini sudah tiga tahun. Dia pasti sudah bahagia bersama Milea," gumam Ariel, wajahnya menggambarkan rasa kekecewaan dan kekesalannya.
"Rachel!"
Ariel terpaku, saat suara yang familiar memanggilnya dari belakang.
"Bagaimana dengan kabarmu? Sulit sekali untuk bertemu denganmu."
Laki-laki itu kembali berbicara, Ariel menahan nafasnya. Itu suara Ray, jika laki-laki itu datang dan menyapanya sudah pasti akan menimbulkan masalah untuk Ariel.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪