"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Skorsing
"Terima kasih banyak, nak. Karena kamu sudah membantuku, ingat suatu saat aku akan membalas kebaikanmu." kata wanita itu tersenyum lembut menatap Yasmin dengan penuh ketulusan.
"Iya Ibu, mungkin jika kita dipertemukan kembali Yasmin akan senang, tapi untuk saat ini Yasmin benar-benar ikhlas membantu ibu." kata Yasmin dengan lembut.
Tak lama setelah itu, sebuah mobil mewah datang menjemput wanita paruh baya itu tepat di depan Apotek, "nak, mobil jemputanku sudah tiba, Terima kasih karena sudah membantuku menelpon Putraku." kata wanita paruh baya itu.
Yasmin tersenyum, dengan sopan dan penuh kehati-hatian Yasmin mengantarkan wanita paruh baya itu menuju mobil.
Wanita itu terlihat melambai setelah memasuki mobilnya. Yasmin membalas lambaian tangannya itu kemudian menarik nafas dalam. Satu kebaikan hari ini sudah Yasmin lakukan, Dia berharap dengan berbuat baik kepada sesama, hidup Yasmin akan lebih tenang dan bahagia.
Kemudian dengan langkah malas Yasmin memutuskan untuk kembali ke toko meski hari agak siang akan tetapi masih ada waktu untuk Yasmin bekerja namun sesuatu hal buruk terjadi.
Bu Indah sudah menunggunya di depan toko. wajahnya terlihat memerah seperti sedang menyimpan amarah.
"Yasmin, kemarin kau sudah ambil cuti, dan sekarang kamu berangkat siang, kamu pikir toko ini milik bapakmu?" mata bu Indah menyorot tajam ke arah Yasmin.
"bu indah, saya... saya kemarin ada keperluan. Saya ijin tidak masuk. Dan untuk saat ini saya...!" suara Yasmin tergagap, ia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. Kemarin dia sudah ijin sama bu Indah, akan tetapi kenapa bu Indah seakan masih mempertanyakan ijinnya di hari kemarin?
"cukup Yasmin. Aku tahu kamu itu memang pelayan terbaik di sini. Tapi, peraturan tetaplah peraturan. Kau tidak bisa seenaknya main masuk dan ambil cuti tanpa ijin. Mulai sekarang kau aku skorsing. Kau hanya di perbolehkan masuk kerja, namun tugasmu di bagian belakang. Menara barang di gudang dan bersih bersih toko. Kau di larang menemui para pengunjung apalagi melayaninya." kata bu Indah sudah final dengan keputusannya.
Yasmin terkejut, Bekerja di bagian belakang toko, akan sulit bagi Yasmin untuk mendapatkan bonus, baik itu bonus target penjualan maupun bonus dari para pengunjung atau pembeli. "tapi bu Indah. Kemarin saya sudah ijin untuk ambil cuti." serah Yasmin.
"Tidak ada ijin dari kemarin. Kau sudah se enaknya saja membuat peraturan sendiri di toko ini. Masih untung aku tidak memecatmu, hanya memindahkan dirimu ke belakang." kata bu indah kesal.
Akhirnya Yasmin pasrah dengan keputusan bu Indah. Daripada ia harus di berhentikan dari pekerjaan itu, tidak apalah, dia di pindahkan ke belakang. Apalagi hari ini mencari pekerjaan sangatlah sulit.
Nia dan Sisca tersenyum puas saat melihat Yasmin di pindahkan ke belakang. Surat ijin dari Yasmin telah di ambil oleh Nia dan di sobeknya kemudian di buang ke tempat sampah.
"bagus!! tempat itu memang tempat yang paling pas buatmu, Yasmin." seringai licik terukir di bibir Nia.
Sementara Yasmin di belakang, membereskan barang barang yang berantakan, sesekali Yasmin menyeka keringat, karena saat bekerja di gudang, tak ada AC ataupun ventilasi udara. Semuanya terasa pengap, namun Yasmin dengan ikhlas menjalani hukuman itu hingga 30 hari ke depan. Apapun kerjaannya, Yasmin harus bertahan apalagi hutang 10 juta yang di bebankan kepada dirinya belum terlunasi.
Sementara di depan, Bramantyo datang berkunjung ke toko untuk berbelanja. Ia datang ke sana bersama seorang gadis cantik.
"Selamat datang pak Bramantyo..!! silakan di pilih, barangkali ada yang Anda cari di toko kami." kata bu Indah.
Nia dan Sisca datang menawarkan barang barang kepada Bramantyo dan temannya.
"mari, pak Bramantyo! silakan mungkin ada sesuatu yang Anda cari." Nia berkata dengan ramah. Sebisa mungkin Nia memasang wajah secantik mungkin, berharap agar pak Bramantyo menaruh simpati kepadanya.
Namun, Bramantyo sama sekali tidak tertarik oleh penampilan Nia, pria itu justru mencari keberadaan Yasmin.
Gadis yang bersama Bramantyo juga terlihat mencari sesuatu. "kak, dimana?" tanyanya.
Bramantyo pun akhirnya bertanya. "dimana Yasmin? kenapa aku tidak melihatnya?" tanya Bramantyo.
"maaf, pak. Untuk saat ini hingga 30 hari ke depan. Yasmin mendapatkan skorsing dari toko. Karena itulah dia di tempatkan di belakang, jika bapak menginginkan sesuatu, masih banyak pelayan kami yang lain yang tak kalah cantik dari Yasmin yang siap membantu anda" kata bu Indah menjelaskan.
Bramantyo menarik nafas, ia tak suka dengan cara kerja manager toko yang telah men skorsing Yasmin, wanita idaman hatinya. "kalau begitu panggil dia. Aku hanya mau berbelanja hanya jika dia yang melayani." kata Bramantyo dengan tegas tak ingin ada penolakan.
"Tapi, pak. Saat ini dia sedang menjalani skorsing, silakan bapak berbelanja dengan di temani Nia, dia juga tak kalah cantik dan ramah dari Yasmin." bu Indah mencoba pengertian dari Bramantyo, tak mungkin ia melanggar aturan yang sudah di tetapkan oleh pemilik toko dengan memanggil Yasmin yang sedang dalam masa hukuman.
"gimana, kak?" tanya gadis yang bersama Bramantyo.
Bramantyo menarik satu sudut bibirnya. "Aku akan habiskan uangku hingga satu milyar rupiah, jika yang melayaniku Yasmin."
"tapi, pak. Yasmin sedang dalam masa hukuman." sergah Nia keberatan. "apa bedanya sih aku sama Yasmin? kan sama sama pelayan juga." gerutu Nia kesal.
"bu Indah, jika Yasmin tidak ada, maka kita akan kembali dan tak akan berbelanja. Pikirkan baik baik, bu Indah. Bukan hanya toko anda yang akan di untungkan, tapi anda juga akan mendapatkan bonus dari pemilik toko." Bramantyo memberikan penawaran.
Bu indah tampak dilema, dan akhirnya bu Indah lebih memilih Yasmin agar keluar dan melayani Bramantyo. "baiklah, pak. Saya akan panggilkan Yasmin."
Nia dan Sisca menghentakkan kaki kesal, karena bu indah malah memanggil Yasmin kembali.
"Yasmin, jangan besar kepala, lo. Pak Bramantyo datang bukan untuk pedekate sama lo. Dia datang kesini bersama pacarnya. Jadi kamu jangan sombong." kata Nia.
Yasmin bersikap dingin, bagaimana dia mau cari perhatian sama Bramantyo, dia kan punya hutang, yang ada Yasmin justru terlihat ketakutan dan menghindar dari tatapan Bramantyo.
"silakan, tuan! adakah yang bisa saya bantu?" tanya Yasmin tanpa menatap Bramantyo.
Bramantyo tersenyum menatap Yasmin. "Akhirnya kamu keluar juga dari persembunyianmu." bisiknya di telinga Yasmin.
"kak, ternyata pilihan kakak cantik juga." kata wanita yang bersama Bramantyo. "kalau begitu ijinkan aku menggodanya, siapa tahu dia bisa jealous sama aku." kata gadis itu tersenyum licik pada Yasmin.