Sarah adalah perempuan ABG yang belum mengenal cinta, dia siswi SMP yang beranjak remaja. Di dalam kelasnya Sarah termasuk siswi yang berwajah hitam manis diantara teman temannya namun mempunyai sifat cuek dan jaim
Diantara beberapa siswa bahkan menyukainya, dan berharap mendapat tempat yang spesial di hati Sarah
Bagaimana kisah selanjutnya dan siapakah yang berhasil mendekati Sarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnia nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki orang mendekati teras rumah pak Adi
"Assalamualaikum" ucap Sarah dan Zia
"Waalaikum salam" jawab mereka
"silakan duduk Sarah, Loh ini siapa sar? Tanya Bu Siska
Satria sempat terpaku dengan kedatangan Kaka beradik itu.
"ini mba saya namanya Zia Bu, mba Zia tinggal di jakarta" jelas Sarah
Sarah dan Zia langsung menyalami tangan Bu Siska dan pak Adi
"cantik cantik ya anak pak Yasir" ujar Bu Siska sambil menoleh ke arah satria
Satria pun salah tingkah
"ini Bu Siska, ada titipan dari ibu"ucap Sarah sambil menyodorkan rantangnya
"apa ini sar? Tanya Bu Siska
"ayam goreng Bu, tadi bapak potong ayam sekalian masak buat mba zia besok mau pulang ke jakarta dan ada sedikit pempek buatan Sarah sendiri loh Bu siska" ujar Sarah dengan bangga
Sarah menatap satria dan satria menoleh menatap Zia
"loh kamu mau balik ke jakarta besok Zia?" tanya satria
"iya mas, masa cutiku sudah habis, lusa aku dah mulai masuk kerja" jawab Zia dengan tersenyum tipis
"kenapa ga bilang, kan kalian bisa pulang bareng" jawab pak Yasir sambil menoleh bergantian ke arah satria dan zia.
suasana menjadi hening sejenak.
Bu Siska menimpali " satria kan punya usaha sendiri pak jadi ga terlalu terburu buru, kalau Zia terikat, betul kan Zia?
Zia tersenyum "betul Bu Siska"
Obrolan mereka pun begitu hangat sampai mereka tidak menyadari dengan kedatangan seorang ibu dan anak perempuannya
"Wah kayanya seru banget nih ngobrolnya" celetuk Bu Mamat
"eh Bu Mamat" sapa Bu Siska
"Kapan datangnya?"
"Boleh saya bicara sebentar?" tanya Bu Mamat
Bu Siska mempersilahkan Bu Mamat dan putrinya duduk
"ada yang bisa kami bantu Bu Mamat?" tanya pak Yasir
"saya kesini karena saya tidak bisa diam saja melihat anak saya di permainkan" ujar Bu Mamat dengan nada tinggi
Pak Adi dan Bu Siska saling pandang
"Maksudnya bagaimana Bu Mamat?" tanya Bu Siska heran
"Langsung aja ya Bu Siska, dulu bukankah kita akan menjodohkan Satria dengan putri saya Santi?" tanya Bu Mamat
Pak Adi menarik napas panjang
"Mungkin kita bisa bicara dengan baik baik bu Mamat" ujar pak Adi
"Mari kita bicarakan di dalam saja" ajak Bu Siska
Mereka pun masuk ke dalam rumah pak Adi
Zia dan Sarah yang berada di dalam tampak kebingungan, lalu mereka berpamitan pada pak Adi dan Bu Siska
"Maaf ya dek Zia dan Sarah, kamu ga bisa menemani" ujar Pak Adi
"enggak apa apa pak Adi, kami juga mau kerumah Bu Tami" jawab Zia
Lalu Satria mengantarkan mereka sampai depan pekarangan rumahnya.
Satria menatap kepergian Kaka beradik itu
Ada getaran yang berbeda yang di rasakan Satria ketika berada di dekat Zia.
Satria bergegas masuk ke dalam rumahnya
Santi yang berada disamping ibunya mencolek lengan ibunya agar ibunya mampu menahan emosi tapi Bu Mamat mengabaikannya.
"ini ada apa sebenarnya Bu?" tanya Satria kepada ibunya
"oh itu loh Sat, dulu ibu ibu disini selalu kalau ngobrol ngebahas ingin menjodohkan anak anak kami. Nah Bu Mamat ini menganggap obrolan kami serius bahwa kamu dan Santi akan kami jodohkan" ucap Bu Siska
"Bu, aku kan sudah pernah bilang kalau aku ga mau di jodohkan, biarkan nanti aku memilih wanita pilihanku". Jawab satria
"jadi kamu ga mau sama anak saya sat?" tanya Bu Mamat
"Atas nama orang tua saya, kami Mohon maaf Bu Mamat, mungkin ibu saya juga ikut salah karena candaan seperti itu" ujar satria lagi
Setelah pertukaran kata kata panas itu, Bu Mamat dan Santi bergegas pulang
dan tak ada kata kata damai ataupun yang lainnya hanya kemarahan dan ego yang menguasainya.
Dalam perjalanan pulang, Santi memberanikan dirinya untuk berbicara pada ibunya
"Bu, apa yang ingin ibu lakukan selanjutnya?"
Bu Mamat menoleh "nanti ibu pikirkan"
****************
Di jalan, tanpa sengaja Zia dan Sarah berpapasan dengan Bu Tami
"Darimana dan mau kemana kamu sar?" tanya Bu Tami
"kami dari rumah Bu Siska Bu, dan kami mau kerumah Bu Tami ingin mengantarkan titipan dari ibu" jawab sarah
"Oalah pake repot repot segala, ayo mampir kerumah, sekalian ibu ganti rantangnya" ajak Bu Tami pada mereka
"ini nak Zia ya? Gimana disini betah gak?
"lumayan lah Bu bisa refreshing walau cuma sebentar" sahut zia sambil tertawa
Setelah beberapa menit berjalan, mereka telah sampai di halaman depan rumah Bu Tami
"Assalamualaikum" ucap Bu Tami
"Waalaikum salam" jawab seorang pria dari dalam rumah
Ya dia adalah Andika anak Bu Tami
Andika tersenyum kepada mereka dan mempersilahkan masuk. Bu Tami segera ke dapur untuk menuang isi rantang yang diberikan oleh Sarah. sedangkan Andika, Sarah dan Zia sedang mengobrol di ruang tamu.
Bu Tami keluar dengan membawa tiga gelas air teh hangat
"Di minum dulu tehnya nak" ujar Bu Tami
"Terimakasih Bu" jawab mereka
Zia dan Sarah meneguh teh yang di buatkan oleh Bu tami
"Zia, Bu Tami dengar besok kamu mau pulang ke jakarta ya?" ujarnya
"ibu punya panenan di kebun, biar kamu bawa buat oleh oleh keluarga orang tuamu di kota nanti" sambung Bu Tami
"Ga usah repot repot Bu" sahut Zia
"Enggak repot kok. kalau mau ayo kita ke kebun samping" ajak Bu Tami
Mereka kemudian bergegas ke kebun samping rumah Bu Tami, dikebun Bu Tami ada jeruk lemon, jeruk limo, rambutan dan buahan lainnya
Andika membantu memetiknya dengan galah yang terbuat dari bambu dan melilitnya.
"Sudah bu, ini dah cukup banyak, nanti aku ga bisa bawanya hehe" ujar zia
Andika menyudahi memetik buahan, lalu mereka memasukannya ke dalam dus.
"nanti kamu bantu bawain kerumah pak Yasir sat, ibu mau cuci rantang Bu Yasir dulu" ujar Bu Tami
Satria hanya meng anggukan kepala, Bu Tami lalu masuk kedalam rumah dan keluar dengan membawa rantang kosong dan 2 botol sirop
"ibu kemarin bikin sirop jambu biji dan ini sirop markisa" ujar Bu Tami sambil menunjukan botol yang dia genggam dan memberikan kepada sarah
"wah rajin banget Bu Tami, ini pasti rasanya segar" sahut sarah
Bu Tami tersenyum senang dan melanjutkan
"siapa yg bikin pempek sar? Rajin banget"
"Saya Bu" jawab sarah
"kenapa kamu ga coba tawarkan aja untuk di jual ke tetangga sini sar, tadi ibu udah nyobain, enak banget rasanya apalagi kuah cuko nya. Ujar Bu Tami
"Alhamdulillah kalau enak Bu, Sarah juga baru beberapa kali buat" sahut Sarah
"kalau kamu bisa buat makanan lain, kamu bisa titip ke kantin sekolah sar, nanti mas Dika yang bawain ke kantin" ujar Andika menimpali
"di kebun kan ayah tanam singkong sama pisang sar, dibikin keripik aja" saran Zia pada adiknya
"ide bagus itu" sahut Andika
setelah mengepak rapih buahan ke dalam kardus, mereka lalu berpamitan kepada Bu Tami untuk segera pulang dan Andika yang membawa kardus buahnya.
ketika sampai dirumah pak Yasir, rupanya sudah ada seseorang yang menunggu mereka, yaitu Satria
Satria datang untuk mengembalikan rantang makanan yang sempat diantar oleh Zia dan Sarah kerumahnya
"Ada satria disini" ujar Andika
"iya mas Dika, bawa apa toh mas sepertinya berat sekali" tanya satria
"ini loh Sat, buah rambutan dan mangga dari kebun ku buat oleh oleh besok Zia balik ke jakarta"
Bu Yana yang tengah berada di dalam segera keluar ketika mendengar suara anaknya pulang
"walah pake repot segala kamu dik"
"ga apa apa Bu, ngomong ngomong pak Yasir mana Bu" tanya Andika
"bapak lagi ke depan isi bensin, besok kan mau antar Zia" Sahut Bu Yana
Tak berselang lama pak Yasir datang
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam" jawab mereka serentak
"wah ada tamu, gimana kabar kamu satria juga Dika, oh ya Dika? Kayaknya sibuk terus nih sampai sampai jarang ikut mendampingi kegiatan karang taruna disini" ujar pak Yasir
"kebetulan di sekolah sedang banyak kegiatan ekskul pak, jadi saya yang memimpin PMR" jawab Dika
"Dan kamu satria, gimana usahamu lancar kan?" tanya pak Yasir
"Alhamdulillah pak, berkat doa orang tua usaha saya lancar" jawab satria
Tak terasa hari semakin sore dan mendekati waktu magrib. Andika dan Satria berpamitan untuk pulang
pak Yasir dan keluarga segera masuk kerumah setelah kepergian mereka, Sarah menutup semua jendela dan gorden jendela.
Suara adzan pun berkumandang, pak Yasir sudah bersiap pergi ke mushola terdekat untuk melaksanakan ibadah sholat magrib. Sedangkan Bu Yana dan anaknya melaksanakan ibadah masing masing dirumahnya.