Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26______ Raga Terkenah Fitnah di Kantor___6
Malam minggu yang biasanya disambut dengan kegembiraan karena besok minggu adalah hari bisa bermalas malasan dirumah tanpa harus bangun terburu buru karena harus bekerja. Tetapi malam minggu kali ini sungguh berbeda yang dirasakan oleh keluarga raga sekeluarga, setelah pengalaman mereka kemarin berada di ruang arsip, suasana rumah mereka berubah menjadi tidak tenang, penuh kegelisahan dan masih terbayang bayang bagaimana sosok satpam penjaga pintu bisa menembus dinding tembok.
Bu yuyun yang biasanya selalu perhitungan dengan makanan kali ini mendadak senyap tanpa protes ketika pak roman dan raga membeli nasi goreng untuk makan malam mereka, bahkan yang ajaibnya kali ini mereka membeli 4 bungkus tanpa ada drama denda awal bulan.
Sedang renata pun mendadak jadi lebih sering menatap dispenser sambil berbisik,
“Kalau dia bisa nyalain air panas sendiri, kenapa dokumen gak bisa hilang sendiri?"
Dan setelah mereka selesai makan malam yang berasa hambar karena bu yuyun menyimpan 2 bungkus untuk sarapan besok dan menambahkan nasi putih yang banyak agar semua orang kebagian, Raga mulai sibuk menggambar peta kantor dengan detail aneh berdasarkan naluri dia sebagai anak mantan pendaki gunung setinggi gundukan polisi tidur.
Dia mulai menggambar, ada pintu menuju toilet yang kadang berujung ke ruang server, ada tangga darurat yang tiba-tiba berujung ke lorong kosong, dan ada satu ruang rapat yang tidak pernah dipakai tapi selalu terdengar suara ketikan dan suara adu argumen.
Bu yuyun melihat gambar buatan raga memijit pelipisnya dengan sendok kayu sambil berkata, "Fitnah ini bukan sekadar tipu daya manusia. Ini sudah level audit astral bahkan gambar ini juga terlihat semakin astral."
Pak roman yang dari awal fokus membaca siaran dunia lain di radio tetangga, tiba tiba berdiri dan berjalan menuju kamar tidurnya, dan saat keluar kamar dia membawa sebuah koper tua bewarna merah kecoklatan yang didepannya terdapat tulisan "DINAS LUAR 1978" yang telah dilaminating dan ditempel di bagian depan.
" Ayah mau kemana ngeluarkan koper itu?" tanya raga.
" Apa kita bisa nangkap makhlus yang memfitnah mas raga dengan itu yah?" tanya renata sambil membayangkan jika koper itu dibuka, maka makhluk gaib langsung akan tersedot kedalamnya.
"Ini koper peninggalan Om Doni. Dulu katanya bisa mendeteksi dokumen palsu dan kadang, bisa nunjukin masa lalu singkat seseorang, dia akan bereaksi jika terkena es batu dan dibacain pantun.”
Renata bengong. “Koper bisa buka masa lalu? Itu koper atau mesin waktu doraemon?"
Meskipun heran dan kurang yakin, renata tetap mengambil es batu untuk membuka koper tersebut.
Setelah koper disiram dengan es batu, ditambah sedikit percikan sirup marjan dan dibacakan pantun
"Kucing belang masuk ke laci,
Dokumen hilang dicuri energi."
Terlihat koper itu bergetar.
Tiba-tiba keluar selembar kertas lusuh hasil print out data absensi raga tetapi dengan sidik jari yang bergerak.
Bukan berpindah halaman. Tapi melengkung, melar, lalu berubah bentuk menjadi tanda tangan orang lain.
Renata seketika langsung berteriak, “ASTAGA! DOKUMEN ITU HIDUP!”
Bu yuyun langsung menyiram kertas tersebut dengan air bekas cucian beras.
Setelahnya mereka terdiam dan tidak lama seolah mendapat pencerahan, mereka semua saling memandang dan tersenyum dan dengan saling menganggukan kepala, mulai menyusun ulang puzzle fitnah ini.
Dimulai dari flashdisk misterius yang tiba tiba ada dalam tas, lalu rekaman video memperlihatkan asisten bos raga menyimpan dokumen palsu dalam ruang arsip, satpam di pintu ruang arsip yang muncul dan menghilang dilanjutkan map bukti hilang, diganti surat ancaman.
Dan sekarang, dokumen digital berubah bentuk seperti punya kehendak sendiri.
Raga teringat sesuatu lalu dengan suara gemetar, akhirnya dia mengeluarkan suaranya.
"Sebenarnya raga pernah menandatangani satu form pengeluaran dana. Tapi saat itu ada yang aneh. Tanganku bergerak sendiri. Seperti ada yang mengarahkan." kata raga.
" Mas pasti kerasukan sistem digital! Itu pasti virus kantor multidimensi!” kata renata.
Pak roman pun menambahkan, "Bisa jadi, dia dikendalikan oleh entitas yang hidup di jaringan intranet!”
Tengah malam, ketika semua sudah hampir lelah dan siap tidur, terdengar suara printer yang tadi siang dititipkan temannya ke raga karena besok akan dibawa ke servis. Printer tersebut mengeluarkan suara seperti sedang mengeprint dokumen.
Padahal tidak terhubung ke listrik dan tidak ada yang sedang menggunakan.
Kertas keluar perlahan.
Dan terlihat tulisan hasil print.
"Rapat Akhir Dimensi akan dimulai besok. Ruang 404. Pukul 13.13."
" Setauku dikantor mu tidak ada ruang 404 mas!" tanya renata.
Raga terdiam. "Ada, tapi katanya sudah ditutup karena lift menuju lantai itu hilang secara administratif sejak 2017.”
Keesokan harinya, mereka bertiga (bu yuyun tidak ikut karena jadwal zumba) pergi menyelinap ke kantor raga.
Mereka menunggu waktu yang tepat untuk masuk kedalam kantor raga. Pak roman memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang sadar dengan kehadiran mereka.
Akhirnya setelah menunggu keadaan aman, mereka tiba di depan lift. Dan setelah menunggu di lift yang mati selama 13 menit, tiba-tiba tombol lantai 4 menyala dua kali… 4-0-4.
Lift turun sendiri, ke arah yang seharusnya tidak ada.
Pintu terbuka dan di dalam nya terlihat, sebuah meja panjang, kursi melayang sendiri dan proyektor yang menampilkan gambar wajah raga.
Tidak lama terdengar suara dari langit-langit.
"Selamat datang di rapat penentuan nasib." Raga yang difitnah."