NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang hampa di kota Jakarta

Orion masih duduk termangu. Tak tau apa yang tengah ia rasakan. Mengingat kejadian barusan, membuat dadanya terasa sesak. Dalam sunyi, di sebuah ruang hampa dalam hatinya terbesit sebuah rasa yang sulit tuk dimengerti.

Kiara, sosok yang terus menghantui relung hati. Nama itu selalu terbesit, wajah manis itu selalu berlalu lalang tanpa sopan. Orion hanya menghela nafas, menunggu Leo yang belum keluar dari apartement Kiara sejak satu jam yang lalu.

Menunggu dalam diam, hatinya makin cemas. Apa yang mereka lakukan? Orion terus memikirkan hal aneh tentang mereka berdua.

Sejenak, matanya terbelalak saat melihat Leo digiring beberapa orang. Ia tau orang-orang itu. Siapa lagi kalau bukan suruhan Aditya, ayahnya. Orion bergegas menuju unit apartement Kiara. Ia berlari, berharap gadis itu baik-baik saja.

Nafas Orion sedikit terengah saat ia berlari keluar dari dalam lift bergegas menuju tempat Kiara berada. Saat ia sampai di depan pintu, pintu itu terbuka.

"Ayah?!" Jelas Orion kaget bukan main. Wajahnya mengencang.

Aditya hanya diam, melihat Orion sesaat lalu pergi dengan diikuti dua penjaga setianya. Orion langsung masuk kedalam apartement Kiara.

"Kiara!" Orion berlari mendekat.

Kiara terlihat bengong. Pandangannya begitu kosong. Orion duduk disampingnya mencoba menepuk pundak Kiara agar wanita itu merespon.

"Kiara, kenapa ayah ada disini?" Suara Orion begitu lembut. Beberapa jemarinya membelai rambut Kiara dan menyelipkannya dibelakang telinga.

"Orion..." Mata Kiara masih terlihat merah dan sembab.

Tiba-tiba gadis itu memeluknya erat. Suara tangisnya kembali pecah. Orion terdiam dan menggantungkan kedua tangannya di udara beberapa saat, sebelum ia merengkuh tubuh Kiara untuk memeluknya dalam hangat.

"Hey... Tidak apa-apa, aku disini. Apa ayah menyakitimu?"

Kiara hanya menggeleng. Suaranya masih tak ada. Orion menghela nafas, dan mengelus punggung Kiara canggung. Ia tak bisa melepaskan pelukan Kiara sekarang. Bagaimanapun wanita ini sedang memerlukan sebuah semangat dan kehadiran seseorang untuk membuatnya nyaman.

Kiara perlahan melepaskan pelukannya dan mengelap air matanya.

"Maaf karena tiba-tiba memelukmu." Kiara tertunduk.

"Tidak apa-apa. Aku ambilkan air ya." Orion berdiri untuk mengambil minum.

Ia membawa segelas air putih lalu menyodorkannya pada Kiara.

"Minumlah. Kau pasti sangat takut kan tadi?" Orion duduk, melihat Kiara mengambil gelas dan minum perlahan.

"Bagaimana? Agak mendingan?" Orion terus mencoba membuka obrolan.

"Iya, aku sudah agak mendingan. Orion, terima kasih dan aku minta maaf karena aku tiba-tiba memelukmu begitu saja." Kiara tertunduk. Ia telihat malu karena sikapnya yang spontan barusan.

"Tidak apa-apa. Kiara? Kenapa ayah datang kesini?" Tanya Orion sekali lagi.

"Dia... Dia datang untuk menjemput anaknya. Leo tadi kesini. Dia bilang akan menghentikan pernikahan kita bagaimanapun caranya." Kiara perlahan melirik Orion yang tengah mendengarkan jawaban darinya.

"Lalu?"

"Ayahmu tiba-tiba datang dengan beberapa bodyguard. Leo tiba-tiba dipukul dan diseret keluar." Suara Kiara terdengar gemetar.

"Apa ayah menyakitimu juga?" Mata Orion mencari ke beberapa anggota tubuh Kiara tentang keberadaan luka-luka.

Kiara menggeleng. Orion menghela nafas lega. Setidaknya Kiara baik-baik saja dan tidak terluka.

"Ayahmu bilang kita harus menikah. Jika pernikahan kita gagal, maka itu juga akhir dari hidupku juga. Dia tidak segan-segan untuk menghabisi nyawaku, Orion." Jawaban Kiara membuat mata Orion terbelalak. Dengan cepat, Kiara langsung direngkuh, kembali menuju pelukan Orion.

"Aku tidak akan membiarkanmu mati Kiara. Aku janji." Tangan Orion membelai lembut rambut wanita itu. Sementara, Kiara hanya mengangguk dalam pelukan Orion.

"Tidak akan aku biarkan kau bernasib sama seperti ibuku. Aku janji." Suara Orion terdengar sangat meyakinkan. Matanya membulat saat mengingat bagaimana Kirana, ibunda Orion tewas dalam sebuah kecelakaan terencana.

"Terima kasih. Aku janji akan tetap menjalankan kontrak yang telah kita buat meski aku sudah bertemu dengan Leo." Suara Kiara begitu lirih.

"Iya... Aku tau."

......................

Orion menyelimuti Kiara yang telah terlelap. Setelah meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja. Ia melihat sebuah foto di nakas antara Kiara dan Leo. Ia melihat foto itu sejenak lalu mengingat sebuah kenangan yang tiba-tiba muncul begitu saja.

"Dasar anak haram! Berani sekali kau melukai anakku hah?!" Ratna terus memukul Orion kecil dengan tangannya. Hingga anak itu meringkuk kesakitan dan memohon ampun.

"Kau dan ibumu sama saja. Benalu! Hama!" Ratna masih berteriak histeris.

"Kau tau? Ibumu memang pantas mati. Pantas untuk dibunuh! Dasar bajingan kalian berdua! Ingat kau anak haram! Jika berani menyentuh anakku sekali lagi, aku akan membuatmu berakhir sama seperti ibumu. Menyingkirkan wanita sialan itu tidak sulit bagiku, apalagi hanya menyingkirkan anak haram sepertimu!" Ratna langsung pergi membawa Leo pergi. Sedangkan Orion masih meringkuk melindungi kepalanya dari pukulan.

"Ibu... Aku ingin ikut ibu... Hikss..." Orion menangis tertelungkup memeluk lututnya. Tubuh ringkihnya begitu terlihat kacau akibat pukulan dari Ratna.

Rahang Orion Orion bergetar halus hingga giginya tertekan begitu kuat dan terdengar bunyi berderit. Salah satu ingatan pahit itu selalu membiatnya marah. Bagaimana tidak, secara tidak langsung, Ratna turut ambil dalam kematian ibunya.

Orion kembali melihat Kiara, pria itu menghela nafas lalu beranjak pergi.

......................

Tok! Tok! Tok! Orion mengetuk pintu kerja Aditya. Sebelum sesaat ia dipersilahkan masuk. Orion membuka pintu perlahan. Dihadapannya, Aditya tengah sibuk melihat dokumen-dokumen ditemani salah sati bawahannya yang setia.

"Kenapa ayah mengancam akan membunuh Kiara?" Orion langsung bicara pada intinya.

Aditya terhenti sejenak, lalu melihat anak satu-satunya dari Kirana.

"Karena dia menggoda Leo. Secara tidak langsung, dia sudah menghianatimu." Jawab Aditya datar.

"Berhenti mengganggu Kiara. Dia adalah calon istriku. Dan besok lusa kami akan menikah. Aku harap ayah menjaga sikap pada Kiara." Balas Orion tak lalah gentar.

Aditya tersenyum sinis. Lalu meletakkan dokumen yang tengah dibacanya keatas meja.

"Jadi kau sudah berani mengancam ayahmu sekarang? Pria jika sedang jatuh cinta memang bisa kehilangan akal sehatnya itu memang benar ya."

"Ayah. Aku tidak mengancam ayah atau apapun. Saya hanya meminta tolong jangan ganggu Kiara lagi. Bagaimanapun, kami ini saling mencintai. Kendalikan saja kak Leo agar tidak mengganggu prosesi pernikahan kami besok lusa. Saya mohon ayah." Orion membungkuk. Meski bebrapa kata adalah sebuah kebohongan, yang terpenting bagi Orion sekarang adalah berhasil menikah dengan Kiara.

"Baiklah, ayah paham maksudmu. Tapi, ayah juga meminta kendalikan calon istrimu agar tidak menggoda Leo lagi. Pastikan mereka berdua tidak bertemu secara diam-diam lagi."

"Baik ayah. Akan saya pastikan hal ini tidak terjadi lagi." Orion menunduk memberi hormat sebelum sesaat pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Hadinata. Akan, aku pastikan kalian semua akan menerima akibatnya." Ucap Orion dalam hati.

Aditya terdiam. Baginya, Orion adalah anak berharga.

"Kirana, dia sangat persis denganmu. Apalagi sorot matanya yang penuh dengan keyakinan itu." Aditya bergumam dihati, sembari melihat langit malam dari jendela diruangan yang sesak akan tekanan dan belenggu ini.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!