NovelToon NovelToon
Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Perselingkuhan antara Kaivan dan Diana saat tiga hari menjelang pernikahan, membuat hati Alisa remuk redam. Keluarga Kaivan yang kepalang malu, akhirnya mendatangi keluarga Alisa lebih awal untuk meminta maaf.

Pada pertemuan itu, keluarga Alisa mengaku bahwa mereka tak sanggup menerima tekanan dari masyarakat luar jika sampai pernikahan Alisa batal. Di sisi lain, Rendra selaku kakak Kaivan yang ikut serta dalam diskusi penting itu, tidak ingin reputasi keluarganya dan Alisa hancur. Dengan kesadaran penuh, ia bersedia menawarkan diri sebagai pengganti Kaivan di depan dua keluarga. Alisa pun setuju untuk melanjutkan pernikahan demi membalas rasa sakit yang diberikan oleh mantannya.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Alisa dan Rendra? Akankah Alisa mampu mencintai Rendra sebagai suaminya dan berhasil membalas kekecewaannya terhadap Kaivan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanggung Jawab

Selepas bubaran kantor, seperti biasa Alisa langsung mampir sebentar ke toko kuenya. Setibanya di sana, ia bergegas menuju dapur, memastikan produksi kue berjalan dengan baik.

Rupanya situasi tak terkendali sedang terjadi di dapur. Ratri tampak keteteran menata kue ke dalam toples. Belum lagi banyak beberapa kue kering yang gosong, sudah dipastikan Alisa mengalami kerugian hari ini.

"Astaga! Apa Bella sama Dea nggak membantu kamu di dapur? Kok banyak kue yang gosong begini?" tanya Alisa menatap kue-kue yang baru keluar dari oven.

"Tadi Bella sama Dea membantu aku kok, Kak. Tapi orderan hari ini lumayan banyak. Dea harus mengirim kue ke tempat yang lumayan jauh, sedangkan Bella sibuk mencatat pesanan dan melayani pelanggan," jelas Ratri dengan wajah lesu.

"Hm ... Baru nggak ada satu orang saja sudah kewalahan begini," keluh Alisa mendesah lemah.

"Sepertinya kita perlu tenaga tambahan deh, Kak. Kalau perlu, orang yang bisa bikin adonan sekalian, biar aku nggak keteteran," usul Ratri.

Sementara itu, di depan toko, Elang menemui kasir yang akrab disapa Bela dengan canggung. Sesekali pemuda itu tersenyum tipis pada Bella, ragu-ragu mengutarakan maksud kedatangannya ke sana.

"Mau pesan kue apa, Kak?" tanya Bella dengan ramah.

Elang menggaruk kepalanya sambil nyengir. "A-Anu, Kak. A-Aku sedang butuh pekerjaan. Apa di sini buka lowongan buat kerja part time?"

Bella melirik ke dapur, lalu menatap lagi pemuda berkulit sawo matang di depannya. "Sebentar, ya. Aku panggilin bos dulu."

Elang mengangguk. Bella bergegas pergi ke dapur menemui Alisa yang sedang mengobrol dengan Ratri. Tanpa basa-basi, Bella menepuk tangan pemilik toko kue dengan cepat.

"Ada apa, Bella?" tanya Alisa menoleh pada sang kasir.

"Di depan ada laki-laki yang nyari loker, Kak. Barangkali Kakak bersedia merekrutnya," jelas Bella.

Secepatnya Alisa berjalan ke bagian depan toko dan menjumpai pemuda berparas manis yang sedang menunggunya di sana. Elang yang mengetahui kedatangan pemilik toko, segera mengembangkan senyum pada Alisa.

Dengan membalas senyum calon karyawannya, Alisa menghampiri Elang dan menjulurkan tangan. Elang begitu gugup bersalaman dengan pemilik toko kue itu, bahkan Alisa dapat merasakan sensasi dingin dari tangan pemuda itu.

"Perkenalkan, nama saya Elang," ucap Elang menatap Alisa.

"Alisa," kata Alisa, kemudian melepaskan jabatan tangannya. "Kamu ke sini mau melamar kerja?"

"I-Iya, Bu," jawab Elang tergagap-gagap.

"Jangan panggil Ibu, panggil saja Kak Alisa. Mari kita duduk dulu di sana," ujar Alisa, sembari menunjuk bangku tempat pelanggan menunggu pesanannya.

"Iya, Kak." Elang mengangguk.

Alisa duduk lebih dulu, diikuti Elang yang duduk di sebelahnya dengan canggung.

"Jadi, kamu ke sini mau melamar kerja? Full time atau part time?" tanya Alisa, sambil memperhatikan Elang.

"Saya mau kerja part time aja, Kak. Soalnya takut bentrok sama jadwal kuliah," jelas Elang

"Oh." Alisa mengangguk pelan. "Apa kamu punya keahlian khusus seperti membuat adonan kue dan menatanya di dalam toples misalnya?"

Elang mengangguk yakin. "Saya biasa bantuin bikin adonan sama nyimpen kue di toples, kok, Kak. Kalau lebaran, saya suka ikut membantu Nenek bikin kue kering sama bolu gulung."

Wajah Alisa seketika sumringah mendengar penjelasan Elang yang sangat meyakinkan. Tanpa banyak berpikir, ia pun memutuskan untuk merekrut pemuda itu sebagai karyawan.

"Baiklah, mulai besok, kamu boleh kerja di toko saya," kata Alisa.

"Beneran, Kak?!" Kedua mata Elang seketika membulat.

Alisa menjawabnya dengan dua anggukan kepala. Elang tampak senang, terlihat dari senyum di bibirnya yang kian melebar. Pemuda itu merasa lega dapat mulai bekerja esok hari.

Syukurlah. Setidaknya aku masih bisa mendapatkan uang buat berjaga-jaga kalau Chika menuntut tanggung jawab. Aku nggak mau nyusahin Nenek dan Mama, apalagi Mama selama ini rela bekerja jadi TKW buat membiayai aku kuliah. Aku memang bukan CEO yang kaya raya, tapi aku berjanji akan bertanggung jawab buat kamu, Chika, gumamnya dalam hati.

Setelah selesai mengatasi masalah di toko kue, Alisa bergegas menuju kos Diana. Kekhawatirannya masih saja mengusik sejak tadi siang. Ia berharap, Kaivan tak melakukan tindakan kekerasan pada gadis yang sedang mengandung itu.

Setibanya di sana, Alisa mengetuk pintu kos Diana. Tak butuh waktu lama, Diana pun membuka pintu sambil menundukkan kepala, berusaha menutupi luka-luka di wajahnya. Akan tetapi, Alisa yang cermat dapat langsung melihat memar di bagian mata dan bawah bibir Diana.

"Ya ampun! Kamu dipukuli lagi?!" Alisa mengusap wajah Diana dengan mata membelalak.

Diana segera membuang muka. "Aku nggak butuh bantuan kamu."

Alisa memegang kedua pundak Diana sampai gadis di hadapannya mengangkat wajah. "Diana, aku nggak peduli kamu mau menerima bantuanku atau tidak, tapi ini masalah serius! Apa tadi siang Kaivan datang kemari? Apa dia memukulimu? Bagaimana kandunganmu?"

"Cukup, Alisa!" bentak Diana, melepas kedua tangan Alisa dari pundaknya. Matanya yang berkaca-kaca seolah tak sanggup lagi menahan kesedihan di dadanya. "Aku ingin menyelesaikan masalah ini berdua saja dengan Kaivan. Kamu nggak perlu ikut campur!" lanjutnya.

Alisa tercengang mendengar perkataan Diana. "Apa yang kamu bilang ini, Diana? Kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini berdua saja. Kami sebagai keluarga Kaivan harus bertanggung jawab atas kehamilanmu. Apa jangan-jangan ... Kaivan sudah mengancammu untuk menggugurkan kandungan ini?"

Berderai air mata Diana membasahi pipi. Gadis itu bersimpuh di hadapan Alisa dengan kepala tertunduk. Tangisannya yang memilukan, membuat hati Alisa terenyuh.

Dengan memandang miris, Alisa berjongkok dan memegang pundak Diana. "Kan sudah aku bilang, jangan sungkan menghubungi aku kalau ada apa-apa. Aku siap membantumu kapan saja."

Diana menatap Alisa, seraya berkata, "Aku nggak mau membebani siapa pun, Alisa. Aku nggak mau."

"Kamu bukan beban bagi siapa pun, Diana. Kami membantumu karena sadar akan tanggung jawab," tegas Alisa. "Kamu tenang dulu, ya. Aku mau telepon dulu Kak Rendra."

Diana menggeleng cepat. "Jangan, Alisa! Apa kamu mau, aku dipukuli lagi oleh Kaivan?"

"Tenang saja, kamu akan baik-baik saja selama bersama kami. Hm?" kata Alisa, menenangkan Diana.

Alisa pun berdiri sambil mengambil ponsel di tasnya. Segera ia menghubungi Rendra hingga panggilannya diangkat.

"Halo," sapa Rendra.

"Kak, Diana ... Diana dipukuli lagi oleh Kaivan," jelas Alisa.

"Apa?!" Rendra terperangah. "Sekarang kamu ada di mana?"

"Aku ada di kos-nya Diana. Kak Rendra bisa, kan, mampir dulu ke rumah Ibu buat bertemu dengan Kaivan? Ini masalah serius," tutur Alisa.

"Iya, aku akan segera ke sana. Kamu jaga Diana baik-baik, ya," ujar Rendra.

Setelah panggilan berakhir, Rendra yang baru saja tiba di rumah, bergegas menuju motornya. Ia mengemudikan kendaraannya dengan kencang, seolah-olah tak sabar ingin membuat perhitungan dengan Kaivan.

Lelaki macam apa kamu, Kaivan? Berani-beraninya kamu memukuli perempuan yang sedang mengandung anakmu, geram Rendra dalam hati.

1
irma hidayat
bahagia banget akhirnya istri Rendra udah luluh buka hati ikhlas terima takdir, lanjut up nya thor semangat
irma hidayat
lanjut up nya thor
irma hidayat
bagus ceritanya thor meskil ilfil pada karakter kaivan masa perempuan hamil sama dia tega ditendang, tak layak dapat maaf
Reni Anjarwani
lanjut thor
irma hidayat
laki2 psiko kayanya kaivan, bahaya harus dibawa ke rmhskt jiwa
irma hidayat
mimpi tinggi Chika sampai ingin dapat ceo dari keperawananmu jadi ilfil
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
irma hidayat
katanya perempuan cerdas Alisa bukti vidio/potonya perlihatkan
Reni Anjarwani
doubel up thor
Ah Serin
alisa bodoh jangan jadi bayangan kaivan. lupa masalalu dan bina hidup baru dengan rendra
lanjut thorrrr.
Nur Adam
lnjut
Mundri Astuti
cihhhh Diana pake ngomong cinta, mana ada cinta yg diawali perselingkuhan, kamu tu cuma dianggap selingan, bersyukurlah Alisa ngga jadi sama kaivan
Myra Myra
tunjukkan bukti PD semua org sekali...pdn muka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!