Aku tidak pernah tahu tentang bagaimana akhirnya. Mencintaimu adalah sesuatu tanpa rencana yang harus kutanggung segala konsekuensinya. Jika di izinkan Tuhan untuk bersama, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku terima meski terluka. -Alea-
**
Hamil diluar nikah memang sebuah aib, tapi kenapa harus perempuan yang menanggung lebih banyak sikap dan penilaian buruk dari setiap orang.
Lalu, bagaimana dengan Alea? Dia hamil oleh kekasihnya, tapi tidak mendapatkan tanggung jawab dari pria yang telah menodainya.
Di hari pernikahan, Alea harus menerima jika dia harus menikah dengan Rean, suami pengganti untuknya. Kakak dari pria yang membuatnya hamil.
Lalu, pernikahan seperti apa yang akan dia jalani?
Aku hanya suami pengganti untukmu, kau harus pergi dari kehidupanku setelah bayi ini lahir. -Rean-
Bisakah aku memperjuangkanmu sebagai suamiku? -Alea-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Terpaksa Menikahimu
Alea baru saja akan berangkat bekerja saat dia melihat suaminya sedang berbicara dengan Riska di depan rumah. Sepertinya perempuan itu sengaja datang untuk menemui Rean. Alea menghela napas pelan, dia menatap suaminya dengan tatapan yang sulit di artikan. Alea terdiam dengan mendengarkan pembicaraan keduanya.
"Aku sibuk dengan pekerjaan kemarin, maaf ya. Jangan marah, kamu mau apa hari ini? Aku akan menuruti keinginan kamu"
"Ck, kamu sibuk bekerja atau sibuk dengan istrimu. Atau mungkin kamu sudah jatuh cinta sama dia?"
Rean mengelus lembut rambut kekasihnya, mengecup keningnya dengan lembut juga. "Mana mungkin aku jatuh cinta sama perempuan seperti dia. Kamu tenang saja, aku hanya akan mencintaimu. Setelah dia melahirkan, dia akan pergi meninggalkan aku. Karena dia hanya merusak hidupku"
Ada hati yang begitu terluka mendengarnya. Meski pernikahan ini tanpa cinta dan hanya sebuah pernikahan paksa yang berada di atas perjanjian, tapi Alea tetap menganggap Rean suaminya. Dia menghormatinya, tapi ini yang harus dia dapatkan dari suaminya.
Alea berjalan melewati keduanya, menganggap dia tidak melihat apa yang mereka lakukan. Namun sudut matanya tetap menangkap bayangan keduanya yang sedang berciuman sekarang.
Ya Tuhan, aku memang tidak mencintainya. Tapi dia tetap suamiku.
Merasa tidak dihargai, keberadaannya dianggap tidak ada. Dan itu lebih menyakitkan dari apapun bagi Alea yang harus menjalani pernikahan ini.
"Kuat ya Alea, ini demi anak kamu. Tapi..." Alea berbalik, menatap kedua orang itu yang masih menikmati ciuman. Alea melangkah menghampiri mereka lagi dan menarik kasar tangan Riska hingga ciuman mereka terlepas. "Kamu jangan dekati suamiku"
Riska masih terkejut, lalu dia beralih menatap Alea dengan marah. Menepis kasar tangan Alea yang memegangnya. Dia menatap Alea denga kesal.
"Apa urusannya dengamu? Lagian dia menikahimu bukan karena cinta. Dia membencimu"
"Tapi kamu tidak tulus padanya"
"Jaga ucapan kamu ya!" teriak Riska, jelas sekali jika dia sedikit panik.
Alea menatap lekat pada Riska, menunjukan keberanian. "Kamu jelas tidak pernah tulus padanya. Kamu hanya ingin..."
Plak.. Satu tamparan keras mendarat di pipi kanannya. Alea terkejut dengan itu, dia memegang pipinya yang terasa panas, pasti meninggalkan bekas memerah.
"Cukup ya Alea, aku sudah rela membiarkan pacarku menikahimu karena kamu sedang hamil dan aku cukup mengerti karena kamu pasti tidak mau anak kamu lahir tanpa hadir seorang Ayah. Tapi, apa harus seperti ini?"
Riska mulai meneteskan air matanya, dia terisak. Hal itu membuat Rean langsung menarik tangan Alea untuk menjauh dari kekasihnya.
"Cukup kau mengacaukan semuanya! Dan jangan pernah mengatakan lagi jika aku adalah suamimu, karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau menjadi suamimu!" tekan Rean.
Alea menatap Rean dengan mata berkaca-kaca, tatapan cukup dalam agar Rean bisa sedikit saja percaya atas ucapannya.
"Tuan, dia tidak pernah tulus pada Tuan. Tolong percaya padaku"
"Cukup Alea! Jangan sampai aku melakukan kekerasan padamu. Kau tahu apa tentang pacarku? Aku lebih dulu kenal dengannya dan kau? Hanya seorang perempuan hamil yang terpaksa aku nikahi. Ingat itu! Aku hanya terpaksa menikahimu!"
Alea menatap suaminya yang pergi menghampiri perempuan pilihannya. Memeluknya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dan Alea hanya diam, menatap mobil mewah itu melaju keluar dari halaman rumah. Setelah mobil itu hilang dari pandangan, Alean jatuh ke atas tanah, menangis dengan memegang dadanya.
Meski pernikahan ini bukan atas dasar cinta, tapi melihat suaminya pergi dengan perempuan lain dan bahkan mengatakan hal-hal yang begitu tajam padanya, Alea tetap terluka. Sekarang dia bahkan merasa hatinya lebih terluka dari sebelumnya.
"Alea, kamu pasti bisa" Alea mengelus perutnya sendiri. Berusaha bangkit dan berjalan ke arah motornya terparkir. "Kak Athan, jika saja kamu tidak lepas tanggung jawab, aku tidak mungkin menikah dengan Kakakmu yang membenciku"
Orang yang paling disalahkan disini mungkin memang Athan yang pergi dan lari dari tanggung jawabnya. Tapi, Alea tetap salah, sejak dia menerima Athan sebagai kekasihnya itu sudah menjadi kesalahan yang besar.
"Tidak papa ya, kamu akan baik-baik saja dengan Ibu Nak"
Selalu seperti itu cara dia menguatkan dirinya, mencoba mengingatkan diri sendiri jika ada nyawa lain yang harus dia jaga dan dia perjuangkan.
*
Alea baru pulang bekerja, mengendarai motornya dengan hati-hati karena dia ingat sedang mengandung sekarang. Saat dia masih mengendarai motornya dengan tenang, tiba-tiba sebuah mobil hitam menyalipnya dan berhenti di depannya. Beruntung Alea sigap mengerem dan menurunkan kedua kakinya untuk keseimbangan.
Alea mengusap dadanya yang terkejut, karena hampir saja dia terjatuh. Beruntung kakinya cukup kuat menahan. Alea menatap mobil hitam di depannya, dua orang pria berpakaian hitam turun dari mobil itu. Berjalan ke arah Alea.
"Bisa ikut kami sebentar"
Alea memasang sikap waspada kepada keduanya. Dia takut dengan tubuh tinggi tegap mereka dan wajah yang sangat.
"Ada apa? Aku tidak kenal kalian"
"Bos kami ingin berbicara denganmu"
"Aku tidak mau, aku juga tidak kenal dengan Bos kalian" Alea sudah ingin menghidupkan motornya dan pergi. Namun kedua orang itu langsung menariknya dengan paksa.
"Kau jangan membantah pada kami!"
Alea akhirnya masuk ke dalam mobil, terkejut saat melihat seseorang di dalam sana. Alea ingat wajah pria itu.
"Jangan pernah ikut campur urusanku, jika kau tidak ingin bayimu dalam bahaya. Kau ingin membahayakan dirimu sendiri? Dan itu tentu akan membahayakan bayimu juga"
Alea terdiam, tangannya refleks langsung memegang perutnya. Seolah sedang melindungi bayi dalam perutnya. "Kau siapa? Aku tidak kenal denganmu"
Pria itu menatapnya dengan tajam, sedikit menggeser duduknya untuk mendekat pada Alea. Dan itu membuat Alea beringsut dan tersudut di pintu mobil.
"Kau jelas tahu siapa aku, karena aku melihatmu di Restoran. Kau sengaja mengikuti kami 'kan? Dan aku beritahu kamu sekarang, jangan pernah ikut campur urusanku! Jika kau tidak ingin dirimu dalam bahaya dan bayimu juga akan terkena"
Alea terdiam, kenapa dia harus berada dalam situasi seperti ini. Dia juga tidak mau kalau sampai dia kenapa-napa dan bayinya juga ikut kenapa-napa.
"Sekali lagi kau berani ikut campur urusanku, maka kau tidak akan selamat. Pikirkan itu baik-baik"
Alea turun dari mobil dengan tubuh bergetar, dia sangat ketakutan dengan orang di dalam sana. Seorang pria dengan wajah dingin dengan sebuah tato di lehernya.
"Dia seperti Mafia ya Tuhan, siapa dia sebenarnya? Aku takut sekali"
Alea duduk di trotoar, motornya sudah berada di pinggir jalan. Mungkin dua orang tadi meminggirkannya. Alea masih bergetar, sangat takut hanya menatap wajahnya.
"Apa dia memang Mafia ya? Tapi kenapa dia ingin menghacurkan Tuan Rean?"
Bersambung
Nah loh..
pasti arina dapetin bukti2 dr sam dgn syarat arina harus nikah deh sm sam,,,,
jika ada selain samuel membantu Arin,,berarti itu nanti yg menjadi kekasih nya,,,tapi aku besar kemungkinan bahwa Samuel lah yg memberikan itu bukti🤣🤣🤣🤣🤣
cowok badboy nih bos..senggol dong....