NovelToon NovelToon
Anak Yang Terabaikan

Anak Yang Terabaikan

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Wanita Karir / Mengubah sejarah / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Anak Yang Berpenyakit / Tamat
Popularitas:932.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Muliana95

Bagaimana rasanya, jika kalian sebagai seorang anak yang di abaikan oleh orangtuamu sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek Kasim

"Satria ..." ucap Vania ragu.

"Keinginan yang mana?" tekan Satria.

"Sat, masa dia minta ku untuk jauhin kamu. Kan jahat." rengek Ifana langsung mendapatkan injakan kaki dari Vania.

"Au ..." pekik Ifana agak keras, padahal injakan dari Vania tidak lah, terlalu sakit.

"Ada apa?" tanya Amalia dengan membawa kue hasil buatan Vania.

"Tante, kue buatan aku udah siap? Ayo Satria, kita cicipi sama-sama." ajak Vania mengalihkan pembicaraan.

"Ayo, aku juga sangat lapar dan penasaran." ujar Ifana menekan kata penasaran.

Amalia membawa kue tersebut ke meja makan. Kemudian dia memotong-motongnya untuk dibagi dalam piring kecil.

Ifana langsung menyantap kue tersebut. Kemudian di langsung memuntahkan kue buatan Vania, karena terdapat cangkang telur dalam kue tersebut.

"Kalian jangan dulu mencobanya, lihatlah ini, masih ada cangkang telur. Terus rasanya tidak karuan." sinis Ifana.

"Kamu jangan fitnah ya, gak mungkin rasanya nggak enak. Aku melakukannya sama persis kayak di vidio." bantah Vania.

"Kalo gitu, silahkan kamu cicipi sendiri." tantang Ifana membuat Vania langsung memakan kue yang ada di piringnya.

"Jangan di muntahkan, bukankah itu enak?" larang Ifana melihat Vania hendak bangkit. "Telan Vania." perintah Ifana.

"Sudah-sudah ,,, kamu ke belakang aja Vania. Biar kue ini Tante yang buang." seru Amalia.

Vania langsung ke dapur begitu mendengar perintah dari Amalia. Namun, dia sangat geram melihat perlakuan Ifana yang seperti melecehkannya.

Vania langsung pulang, begitu tahu kuenya di buang. Dia gak mau jika nanti Ifana terus membullynya.

Hari sudah hampir malam, Ifana pulang dengan di antar oleh Satria. Karena Amalia gak mau jika keponakan kesayangannya kenapa-napa. Jadi, dia menyuruh Satria untuk mengantarkannya.

Vania yang masih berada di ruang tamu rumahnya, melihat sikap Satria yang berbeda jika ada di sampingnya. Satria lebih terlihat bersahabat jika dengan Ifana. Bahkan tak merasa risih saat Ifana melingkarkan tangannya di pinggang Satria.

Berbeda dengannya, saat pura-pura hampir jatuh, dan memeluk Satria. Malah besoknya Satria tidak mau memberi tumpangan lagi, dengan alasan takut Vania kenapa-napa.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Kakek ini rumah siapa?" tanya Adira melihat Kakeknya menatap lama ke arah rumah yang berada di hadapan mereka.

"Ayo kita turun." ajak Johan.

"Kek ..." Adira menahan lengan Johan.

"Ini rumah peninggalan Nenekmu dulu, dan sekarang sudah ditepati oleh Abang dari Nenekmu." jelas Johan, agar Adira melepaskan lengannya.

Setelah mereka turun, Johan langsung memberi salam saat sudah mencapai depan pintu.

Tak lama kemudian, keluarlah seorang lelaki yang mungkin juga seumuran Johan. Lelaki tersebut menatap lama ke arah Johan sambil mengernyit dahi.

"Siapa?" tanyanya bingung.

"Kasim ... Apa kabar?" tanya Johan balik.

"Jo-Johan?" tanyanya Kasim tak percaya. Dia langsung memeluk iparnya tersebut. Sebab dia tahu, jika Johan gak pernah sanggup untuk datang ke rumah mereka. Mungkin, sekarang dia memiliki keperluan yang teramat genting. Makanya dia sampai ke sini.

"Aku pikir, kamu telah menyusul Sulastri. Kenapa kamu baru kesini? Hal apa yang membuatmu ke sini?" tanya Kasim pada sahabat semasa mereka kuliah dulu.

"Andai bisa, aju ingin menyusulnya segera mungkin Kasim. Tapi ini terlalu lama, tapi aku juga bersyukur setidaknya aku masih bisa melihat sedikit wajah Sulastri pada wajah Adira. Cucu kami." jelas Johan menunjuk Adira yang berada di sampingnya.

Kasim langsung menatap manik mata Adira. Ya, dia juga bisa melihat sedikit kemiripan dari mata tersebut.

"Siapa tadi namanya?" tanya Kasim.

"Adira ..." lirih Adira, menyalami Kasim.

"Ya udah ayo kita masuk, karena ini udah menjelang malam. Baiknya kalian nginep saja disini." pinta Kasim.

"Jangan Kasim, Adira juga harus sekolah besok. Jadi, mungkin nanti tengah malam kami akan pulang." bantah Johan.

"Tidak Johan, Adira juga cucuku. Jadi, aku berhak terhadapnya." seru Kasim.

"Makanya, kamu harusnya dulu nikah, biar tahu bagaimana rasanya punya cucu."

"Tanpa nikah pun, aku juga punya cucu. Kamu tinggal di sini saja ya Adira? Jangan lagi kembali ke sana. Nanti saat kamu bersama Kakek, semua harta warisan Kakek, Kakek serahkan untukmu." rayu Kasim.

"Harta warisan konon. Rumah aja, hasil belas kasihan dariku." sindir Johan.

"Kamu Johan," tunjuk Kasim.

"Udah Kek, jangan bertengkar." relai Adira, panik.

"Kami tidak bertengkar sayang. Inilah, cara kami berkomunikasi. Harusnya tadi kamu beritahu Adira, kalo kita berdua bertemu, jangan kaget melihat cara kita bicara." kekeh Kasim.

"Iya nak, inilah cara kami melepas rindu. Dan asal kamu tahu, Kasim merupakan salah satu penduduk yang kaya di kampung ini. Jadi, dia beneran banyak harta warisan." terang Johan agar Adira kembali tenang.

Akhirnya Johan memutuskan untuk menginap. Lagipula, Kasim terlalu memaksanya. Dengan alasan sangat rindu.

Kasim memang tak pernah ke tempat Johan, dia selalu mabuk perjalanan saat menaiki kendaraan bernama mobil. Untuk berjalan dengan sepeda motor, rasanya dia sudah tidak sanggup lagi.

Baik Kasim atau Johan, sama-sama saling menghubungi, padahal Kasim selalu memaksa Johan untuk menemuinya, tapi Johan selalu menolak dengan alasan belum sanggup.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di rumah, Afandi sedikit gelisah saat mengetahui jika Adira tak kunjung pulang. Dia memang mendapatkan pesan dari Adira jika ia lagi bersama Johan. Terakhir, foto saat dia sedang di pusat pembelajaan.

Adira memang sengaja mengirim foto pada Ayahnya. Karena dia menduga jika Kakeknya tidak memberi kabar pada Ayahnya, terbukti, selama mereka bersama, tak sekali pun, Kakeknya memengang ponsel.

Berbeda dangan Ella, dia malah terlihat santai bahkan dia bisa makan dengan nyaman tanpa ada Adira di sampingnya. Karena bagi Ella, asalkan Adira bersama dengan Johan, jadi, tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.

Dan Ella menganggap jika Afandi terlalu lebay sampai harus memikirkan Adira yang jelas bersama Kakeknya sendiri.

"Ayah kenapa, aku dari tadi perhatiin Ayah, Ayah seperti orang lagi banyak masalah." ucap Vania duduk disisi Afandi.

"Ayah hanya khawatir pada Adira. Kok dia belum kembali." sahut Afandi.

"Ayah, kenapa Kakek hanya sayang Adira? Padahal aku juga ingin jika Kakek mengajak ku pergi bersama. Aku juga ingin dekat dengan Kakek." seru Vania mencoba menghilangkan kekhawatiran Afandi.

"Kakek juga sayang padamu Vania, mungkin dia gak mau kamu kecapean. Lagian Kakek kan gak pernah membedakan kamu." bela Afandi mengelus rambut Vania.

"Ayah sayang padaku kan?"

"Tentu, bahkan kamu merupakan anak kesayangan Ayah dan Ibu." puji Afandi tanpa tahu jika Vania merekam percakapan mereka.

Satria terus menerus melihat ke arah kamar Adira, dia terakhir melihat Adira hanya saat di antarkan pergi sekolah. Saat bertanya sama Ifana, Ifana hanya bilang jika dia pulang lebih awal dari Adira.

"Kamu kemana? Tidakkah kamu tahu, bahkan hariku ikut gelap, seperti kamarmu yang tanpa cahaya." gumam Satria.

1
Sulfia Nuriawati
baru sadar maknya kalo anak emas bs jd anak g berguna
Sulfia Nuriawati
kalo org tua secara atw g suka kyk pilih kasih, pasti anaknya yg sll jd anak emas bakal bikin malu ortunya, byk kejadian kyk crta ini d sktr kita, jd bljr lah jd ortu yg bijak jg adil, apapun yg terjd pd anak adil jgn pilih kasih
mimief
finally beautiful ending..
semua orang berhak atas kesempatan kedua bukan
walaupun mesti di hajar kanan kiri juga
makasih atas cerita indah nya thor
mimief
bisa banget ma
siap donk dikabulkan..
masalah nya dia mau ga mah?

🤣🤣🤣
mimief
ya elah bang..itu diijek Lo bikan di Elis
Napa kok jadi nyetrum,mang ga sakit apa?
eh sakitan kalau dia Ama yg lain ya
injek injek dah kaki
daripada hati yg diinjek injek🤣🤣
Muliana: /Curse//Curse/
total 1 replies
mimief
mang ga normal🤣🤣
mimief
Luar biasa
Muliana: /Heart//Heart/
total 1 replies
Desi deshiny
karya mu bagus kak author .aku ikutan mewek baca nya...teruslah berkarya ...lahirkan novel "yg bagus lain nya....sukses terus kak.
Muliana: Wah, makasih banyak komen positifnya.
Jangan lupa, baca karyaku yang ongoing juga ya, judulnya KORBAN PERCERAIAN /Heart/
total 1 replies
Heny
Terima nasib y vania km jht sm adik mu dan durhaka sm ortu
Muliana: Heumm /Smug/
total 1 replies
Heny
Baru sdr y bu Ela dulu kmn yg diurus disayang vania vania
Muliana: Dulu Vania ialah segala-galanya, bahkan kamu tega melupakan Adira
total 1 replies
Heny
Vania pinter tp bisa dimanfaatkan dng mudah
Heny
Karma hidup terlalu sombong dan tdk peduli dng keluarga
Heny
Adira klau mm dan pp mu gk peduli lbh baik km tinggal sm kakek kasim yg jauh dr kota.
Muliana: Karena disana, kamu akan lebih aman dan nyaman
total 1 replies
Heny
Satria km diam y ini urusan ifana
Heny
Mantap 👍
Ira
siapa yang jijik sama afandi dan ella..angkat kakinya.. udah numpang.. gak tau malu banget lagi, apa lgi si hanna sialan itu... dengn PD nya minta kamar milik adira.. cih j*al*g aja belagu.... si paling sakit sakitan lah..

author makasih ya diawal cerita bikin aku nangis terus..
Muliana: /Heart//Heart/
Ira: eh.. ak typo yg hanna it aturan vania loh
total 2 replies
Heny
Vania emang kebangetan sm saudara di cemburui
Heny
Ortu nya pilih kasih
Heny
Vania banyak tingkah
Firman Firman
semoga kedepannya athour bisa membuat novel yg lebih keren 👍 lagi..dan tambah sukses..suka ceritanya GK monoton
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!