_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bencana bagi Luna
Pagi hari nya Luna benar benar tidak keluar kamar, bahkan sudah beberapa kali pintu kamar nya diketuk oleh bibi namun tetap tidak ada jawaban apapun.
[ ' jes habis ini gue kerumah lu ya']
[ 'iya, gue tunggu' ]
Setelah itu sambungan telepon nya dimatikan luna langsung mandi dan siap siap, sebenarnya ia merasa sangat lapar namun ia tahan tidak mungkin ia keluar dan gabung bersama kakak nya pasti ia akan merasa sangat kesal, karena kejadian semalam.
Setelah selesai berpakaian ia mengambil tas Selempang dan kunci mobil nya, lalu turun ia melihat sang nenek sedang asik menonton Tv
" Nek" tidak ada jawaban, seperti nya nenek nya itu sengaja
" nek, aku pamit dulu mau kerumah jesika" nenek nya tetap diam, luna langsung mencium punggung tangan nenek dan pergi
Saat di jalan luna berulang kali memukul stir mobil dan berteriak rasanya kesal sekali dengan orang orang rumah. Tak lama ia sampai di depan gerbang rumah jesika, ia turun dan masuk lalu mengetuk pintu
Tok tok tok
ceklek
" Non luna, silahkan masuk" Ucap bibi luna langsung duduk di ruang tamu
Tak lama terdengar langkah kaki mendekat, ya itu jesika ia langsung memeluk sahabatnya itu
" Udah udah engak usah nangis" ia mengelus punggung luna
Karena tadi saat ia melihat luna langsung menangis dalam pelukan nya, dan jesika berusaha untuk menenangkan nya
" kakak kamu semarah itu ya? Ya kalo menurut ku si wajar lun, cuma ya engak sampe gitu juga" luna masih terdiam sembari mengusap air mata nya
" bahkan yang selama ini nenek engak pernah marah aja sama aku sampe semarah itu" ujar Luna
" lu yang sabar ya, gue engak tau harus bagaimana..mending gini aja lu telfon kak deril deh tanyain udah dihapus belum" luna terlihat menghela nafas
" engak mungkin secepat itu jes, pasti banyak yang meng upload engak hanya satu orang. Sial memang mereka" umpat Luna, ia memang benar benar marah
" jes keluar yuk cari makan, laper banget gue belum makan dari tadi" ucap luna sembari memegangi perut nya
" makan aja disini, bibi udah masak tuh masih kok. mama papa aku engak sempat sarapan soalnya tadi" Luna menggeleng
" lagi engak pengen, ke kafe yuk atau kemana gitu. Memang nya lu engak bosen" Jesika terdiam sejenak
" ya bosen si, sebentar gue ganti baju dulu" luna mengangguk, Jesika langsung berlari menuju ke kamar nya
Ia Mengganti pakaian dan memoles wajah nya sedikit, ia dan luna adalah tipe cewe yang tidak pernah ribet dalam hal make up jadi mau kemanapun simpel
" ayo" ajak Jesika, luna mengikuti Jesika dari belakang
" mau kemana ini kita?" ucap jesika, saat ini mereka sedang dalam perjalanan yang belum jelas tujuan nya
" em..kemana ya, coba kamu searching tempat tempat yang cocok buat nongkrong pagi pagi gini" Jesika berdecak sebal
" kalo nongkrong mah yang ada malam hari sore hari pagi pagi gini mana ada orang nongkrong lu doang" Ujar jesika, namun ia fokus dengan handphone nya
" ah udahlah gue lagi pusing banget ini mending lu diem" Jesika hanya menggelengkan kepala nya
Setelah itu mereka kembali terdiam, namun tiba tiba saat luna sedang asik menyetir ada sebuah mobil hitam tanpa pelat nomor menyalip dan bahkan sengaja menyerempet mobil Luna
" woyy!!!" teriak luna dari jendela mobil nya " berhenti lu!!" Jesika sudah terlihat sangat panik
" lun engak usah dikejar udah biarin aja" Luna sudah terlihat sangat emosi
" engak bisa, dia seenaknya gitu dia kira jalanan punya nenek moyangnya apa!" luna langsung melanjutkan mobil nya dan mengejar mobil sialan tadi
Dan benar saja luna berusaha untuk memepet mobil tersebut, hingga ia berteriak melalui jendela
" Berhenti bangsat!" teriak luna, jesika juga ikut geram karena mobil tersebut tidak berhenti
" turun lu kalo berani!!" ujar jesika tak lama mobil hitam tersebut berhenti
Luna dan jesika langsung ikut berhenti dan keluar mobil, ia mengetuk beberapa kali pintu mobil tersebut namun sang pemilik tidak segera turun. Tak lama dari belakang datang mobil berwarna hitam dan berhenti tepat di belakang mobil luna
Turunlah sosok pria dengan memakai jaz dan dengan tampilan modis, ia tersenyum ke arah Luna sontak kedua gadis itu kaget
" Hans?, kurang ajar" ujar Luna, ia langsung berjalan menghampiri hans
" Hallo sayang apa kabar?" ucap nya santai ia sembari menatap wajah luna " cantik" ia hendak mengelus pipi luna namun langsung dicegah
" engak usah gila kamu hans!" bentak Luna, jesika langsung menghampiri sahabat nya itu
" kemarin kamu berani sekali melawan ku gadis manis, coba sekarang melwan ku lagi" Ia berkata demikian sembari menampakkan senyuman nya itu
" oh, jadi kau balas dendam kepadaku? Tidak terima? Ha?" hans langsung menyuruh anak buah nya untuk mengikat kedua tangan Luna dan juga jesika
" lepasin gue! Dasar pria gila, apa sih yang lu mau dari luna" teriak Jesika ia merasa tidak nyaman dengan tangan nya saat ini
" Diam kamu jangan ikut campur!" teriak salah satu pengawal di telinga jesika
" lebih baik kau menikah dengan ku luna, daripada saya harus melihat kamu berselingkuh" mata luna melotot
" tidak sudi! Lagian hans sudah aku katakan berulang kali, aku tidak berselingkuh bangsat!" emosi luna benar benar sudah mengebut gebu
" kalo tidak berselingkuh lalu siapa kemarin pria yang menyekap anak buahku? Hebat juga itu pria, aku jadi penasaran" hans langsung mencengkram rahang luna
" ikutlah dengan ku kita akan menikah, dan tenang aku tidak akan membiarkan Alvaro dan yang lainya nya menganggu kita" ujar Hans, ia benar benar sudah gila
Hans langsung menyuruh pengawal untuk memasukkan luna dan jesika kedalam mobil, padahal dua gadis itu sudah memberontak dan berteriak namun segera di bekap oleh anak buah Hans.
Tiba tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan Mobil Hans, keluarlah lima sosok pria berbadan besar dengan menggunakan pakaian serba hitam
" lepaskan nona luna" ujar salah satu pria yang baru saja turun dari mobil
mereka semua sudah menodongkan senjata api kepada Anak buah Hans, jesika dan Luna hanya saling pandang
" siapa kamu?" ujar anak buah hans, ia melangkah mendekati Ke Lima orang tersebut
" saya bilang lepaskan nona luna, atau anda akan mati" Teriak pria tadi
hans langsung mendekati kelima pria tersebut dengan senyum mengerikan nya
" kau siapa? Orang suruhan alvaro atau samuel?" Ia terlihat sangat santai " oh atau jagan jangan dari selingkuhan luna, hebat sekali dia" ujar Hans
ketika mereka sedang asik mengobrol sebuah tembakan mendarat di salah satu badan anak buah hans, sontak semua kaget luna dan jesika langsung menggunakan kesempatan itu untuk lari. Namun ia tidak masuk ke dalam mobil nya sendiri ia masuk kedalam mobil kelima pria itu.
" sialan!! Serang dia" Ujar Hans, ia melihat salah satu anak buah nya sudah terkapar tak berdaya
Anak buah nya dan kelima pria tersebut sedang beradu tinju, sedang luna sudah menutup rapat mobil tersebut saat ia melihat hans mendekati mobil itu luna langsung mengambil alih dan melajukan dengan sangat kencang sehingga hampir menabrak hans
" jangan berhenti lun" jesika dan luna sebenarnya sama sama takut dan bahkan ia juga tidak mengenali kelima pria tadi
hanya saja diantar kelima pria tadi ada yang memberi kode luna untuk masuk kedalam mobil nya untuk kunci mobil tidak dibawa jadi ia bisa melarikan diri dengan mobil ini. Saat sudah lumayan jauh dan yang ia kira hans dan anak buah nya tidak akan mengejar nya lagi ia langsung memarkirkan mobil nya dipinggir
Ia menarik nafas dalam dalam begitupun jesika yang sedari tadi berpegangan kuat agar ia tidak jatuh karena luna memang ugal ugalan membawa mobil nya
" lu engak apa apa jes" luna melirik Jesika yang terlihat sangat ketakutan
" gue engak apa apa, lu aman kam?" tanya jesika " iya, gue aman" jawab luna
saat luna dan jesika sedang mengatur nafas nya ponsel luna berbunyi ia langsung mengambil nya untung saja tadi luna menaruh ponsel nya di dalam saku celana nya tidak di tas jadi ponsel nya tidak tertinggal di mobil.
[ ' Hallo' ]
luna asal mengangkat saja tidak melihat siapa yang menelfon
[ ' kau baik baik saja? Dimana kau?' ]
Ujar salah seorang pria dari sebrang sana, luna langsung melihat ponsel nya. ia kaget ternyata deril yang menelfon
[ ' Hallo kak, iya aku baik baik saja. Kak tolongin aku' ]
entah kenapa ketika mendengar suara Deril rasanya luna Ingin menangis.
[ ' iya, kamu sudah aman kan? Kamu ke kantor kakak sekarang ya kakak tunggu. Kalo ada apa apa langsung telfon' ]
Setelah itu deril mematikan handphone nya sepihak, luna mengusap air mata nya jesika yang melihat itu langsung mengelus lengan luna
" siapa yang telfon?" tanya jesika penasaran
" kak Deril, kita ke kantor nya sekarang" jesika terdiam ia baru ingat kalo saat ini mereka sedang tidak menggunakan mobil luna
" tapi lun, ini bukan mobil lu bagaimana kalo orang yang tadi mencari kita" luna berfikir sejenak, benar juga apa yang dikatakan jesika
" nanti kita minta bantuan kak deril saja" ujar luna, ia langsung menyalakan mobil dan melaju ke arah kantor deril
Flash back
Saat anak buah deril yang mengikuti luna melihat ada dua mobil berwarna hitam yang entah apa tujuan nya seperti nya sengaja membuntuti luna, anak buah deril langsung memotret mobil tersebut dan mengirimkan nya kepada deril. Deril yang tengah fokus membaca berkas tiba tiba mendengar notifikasi pesan dari anak buah nya
Ia langsung membuka nya dan terkejut melihat sebuah foto yang dikirim oleh salah seorang anak buah nya
( seperti nya luna dalam bahaya )
Gumam deril
ia langsung memerintahkan anak buah nya untuk mengikuti kemana kedua mobil ia melaju, dan kelima anak buah deril melihat mobil Luna yang sengaja diserempet oleh mobil hitam tadi bahkan ia melihat luna seperti mengejar mobil tersebut. Hingga mereka kehilangan jejak
Tentu itu membuat Deril khawatir akhir nya ia memerintah kan lagi empat bodyguard nya untuk menghalangi mobil hans yang hendak mengejar mobil luna
dan saat kelima anak buah deril sampai ia melihat luna dan teman nya sedang disekap dan hendak di masukkan kedalam mobil Akhirnya mereka mengambil senjata api nya dan ditodongkan ke arah hans dan para pengawal nya
deril masih setia memantau pergerakan anak buah nya tersebut melalui sambungan vidio call yang sengaja tidak dimatikan oleh anak buah nya. Setelah ia mendengar luna masuk kedalam mobil pengawal nya ia merasa sedikit lega
luna dan jesika sama sama terdiam, luna fokus dengan setir nya jesika masih terbayang dengan kejadian tadi hingga ia tak mampu berkata apapun lagi. Jesika sesekali melirik ke arah luna ia melihat dari raut wajah luna seperti sangat ketakutan.