Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.
Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.
Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 Wang Cheng Vs Wang Shuren
Kerumunan mendadak menegang saat aura petir membungkus tubuh Wang Shuren. Tatapannya tajam menusuk, tak ada lagi sisa kasih sayang seorang kakak pada adiknya. Di atas tribun utama, Madam Ruoyan berdiri gusar.
"Suamiku, hentikan mereka!" bisiknya penuh tekanan. "Mereka anak-anak kita!"
Namun Wang Jianlong tak bergerak. Matanya fokus pada pertarungan yang belum dimulai, dan suaranya dingin seperti batu.
“Biarkan saja. Kau sudah cukup memanjakannya selama ini, Istriku. Aku tidak bisa menutup mata atas semua yang telah anak itu perbuat."
“Tapi—!”
“Istriku, aku juga tidak ingin kehilangan darah dagingku sendiri. Meskipun Cheng'er adalah seorang bajingan sekalipun, dia tetaplah putraku. Namun, hal ini diperlukan agar membuatnya sadar jika yang dia lakukan adalah salah."
Madam Ruoyan terdiam. Meskipun tidak rela, namun ia ingin yang terbaik untuk putranya. Bukan hanya untuk Wang Cheng tapi juga untuk Wang Shuren.
Mata Wang Jianlong masih mengawasi panggung dengan tajam. 'Aku tahu Shuren pernah kalah melawan Cheng'er sekali, namun bukan berarti dia akan kalah lagi kali ini. Aku yang paling tahu seberapa keras Shuren berlatih semenjak kekalahan itu, dia bukanlah pemuda yang dulu dapat dikalahkan dengan mudah.'
Kekalahan yang begitu mendalam itu membuat Wang Shuren berlatih tanpa henti dengan keras. Semua dendam, ambisi, dan kebencian… lahir dari satu momen kekalahan itu.
Beralih keatas panggung, Shuezan maju satu langkah, tangannya terangkat pelan. "Haruskah aku menghabisinya?"
“Tidak, kali ini biarkan aku mengurusnya.”
Shuezan mencibir tapi mundur dengan enggan. Wang Shuren menatapnya dengan jijik. "Budak setengah iblis itu seharusnya tahu tempatnya.”
Wang Cheng menoleh ke arah Shuren, tidak terpancing, hanya menghela napas malas.
“Cepatlah, aku belum sarapan pagi ini, kau tahu?”
Pupil mata Wang Cheng berkilat kebiruan, saat itu juga layar sistem yang memuat status Wang Shuren terlihat di hadapannya.
> [Status: Wang Shuren—Tuan Muda Kedua]
Kekuatan: Core Formation
Loyalitas: 0/100 (Membenci Wang Cheng melebihi siapapun)
Potensi: A (Manusia)
Kelemahan: Terlalu ambisius dan percaya diri.
Wang Cheng tersenyum miring. 'Core Formation, ya... dia sudah meningkat pesat sejak terakhir kali pemilik tubuh ini melawannya.'
Dalam hatinya, Wang Cheng sadar betul perbedaan tingkat kultivasi diantara mereka. Wang Cheng hanya berada di ranah Tempering Qi tingkat 1, jauh lebih lemah dari para pemula beladiri.
Perbedaan kekuatan di antara mereka seperti jurang lebar. Tapi meskipun ranahnya jauh tertinggal, Wang Cheng memiliki satu keunggulan besar yaitu poin kebencian yang melimpah.
"Hah? Sarapan? Akan kubuat kau tidak bisa menelan nasi untuk selamanya!" seru Wang Shuren geram.
Saat itu juga tubuhnya melesat seperti kilat yang membelah langit. Wang Shuren nyaris tak terlihat, hanya kilau listrik berwarna emas yang membungkus seluruh tubuhnya, menyisakan jejak percikan di udara.
Kerumunan menahan napas saat suara ledakan energi terdengar dari tekanan langkahnya yang menghancurkan lantai panggung.
Namun…
CLANG!
Tubuh Wang Shuren terpantul keras ke belakang begitu pedangnya menyentuh dinding pelindung tak kasat mata.
Layar sistem transparan menyala di depan Wang Cheng:
> [Membeli Teknik Pelindung Sutra Emas Grade A…] [Biaya: 7000 Poin Kebencian. Sisa: 63.000 Poin]
Aura emas menyelimuti tubuh Wang Cheng, membentuk lapisan pelindung yang berputar perlahan seperti helaian benang sutra dewa. Tidak hanya lentur, tetapi juga nyaris mustahil untuk diterobos oleh kultivasi sekelas Core Formation.
"APA?!" Wang Shuren meludah darah, matanya melebar tak percaya.
Para tetua di tribun berdiri serempak.
"Teknik pelindung sekelas artefak kuno!" gumam salah satu dari mereka.
Di atas, Madam Ruoyan menutup mulutnya, terkejut. Sementara Wang Jianlong tampak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
‘Bukan hanya teknik… itu adalah Sutra Emas, pelindung yang seharusnya sudah punah sejak ratusan tahun lalu…’ pikirnya.
Namun belum selesai keterkejutan mereka, suara sistem yang hanya dapat di dengar oleh Wang Cheng kembali menggema.
[Membeli Teknik Berpedang Raja Langit (Grade S)…] [Biaya: 10.000 Poin Kebencian]
[Membeli Artefak: Pedang Langit (Grade S)…] [Biaya: 10.000 Poin Kebencian.]
[Poin Kebencian yang tersisa: 43.000 Poin]
Tiba-tiba, langit yang cerah berubah gelap.
Petir suci jatuh di atas panggung.
Dari telapak tangan Wang Cheng, cahaya keemasan menyembur tinggi. Langit retak. Sebilah pedang perlahan muncul di udara—berkilau seperti bintang yang jatuh dari surga.
Pedang itu memiliki gagang berukir naga langit, bilahnya mengeluarkan aura penindasan ilahi, memaksa para tetua untuk menarik napas dalam-dalam.
Wang Cheng mengangkat tangannya dan menggenggamnya perlahan.
Pedang Langit.
Raja dari segala pedang.
"Mustahil… Itu…" Wang Jianlong maju selangkah, wajahnya membeku.
“Pedang Raja Langit!” suaranya bergetar, penuh ketidakpercayaan. “Salah satu dari Tujuh Artefak Raja! Itu—itu seharusnya sudah hilang bersamaan dengan kematian Raja Langit. Bagaimana mungkin Wang Cheng memilikinya?!”
“Tidak… Tidak mungkin anak sepertinya bisa…” bisik salah satu penatua.
Wang Shuren menatapnya, wajahnya memucat. Amarahnya masih membara, tapi untuk pertama kalinya… ada rasa takut di matanya.
Wang Cheng tersenyum tipis, namun matanya tetap dingin seperti es.
“Aku hanya akan mengatakan ini sekali…” suaranya menggema, bagaikan suara dewa yang sedang mengadili manusia.
“Jika kau menyerah sekarang dan bersujud di hadapanku, mungkin aku akan mematahkan kakimu, bukan nyawamu.”
Wang Shuren mengertakkan gigi, tubuhnya gemetar antara marah dan gentar.
“KAU BERMIMPI!”
Seketika dia kembali menerjang, kali ini dengan teknik petir tingkat tinggi, membentuk naga petir raksasa yang mengaum ke langit.
Namun Wang Cheng tidak bergerak. Ia hanya mengayunkan Pedang Langit ke depan, ringan… tapi udara terbelah.
ZRAKKK!
Serangan naga petir hancur dalam satu tebasan. Tanah pecah, udara terbelah, dan Wang Shuren terpental sejauh lima puluh meter, tubuhnya menghantam pilar panggung hingga runtuh.
Darah menyembur dari mulutnya. Mata kosongnya menatap langit, tak percaya apa yang baru saja terjadi.
sering sering update Thor