Tania wanita berusia 25 tahun, harus rela tinggal di rumah mertua yang hampir berkepala 5, dan berstatus duda. Karena pekerjaan sang suami yang sudah mulai tidak stabil. Sifat Andra kini juga telah berubah, sering marah dan suka berbohong, akhirnya membuat Tania harus bersabar dan ikhlas, karena kesepian akhirnya Tania pun mulai mencurahkan semua perhatiannya terhadap ayah mertuanya. tapi lama kelamaan kedekatan mereka pun semakin intim saja dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanifah Anggraeni Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Setelah otaknya kembali berjalan normal dan Andra kembali tersadar dia langsung tertawa dengan sangat keras, bahkan hal itu membuat Rina terheran-heran.
"jangan bercanda kamu Rin, kamu pikir aku akan percaya lelucon mu itu...?"
"Aku sedang tidak bercanda mas, aku serius.. Aku sedang hamil anak kamu dan aku juga sudah memeriksakannya ke dokter kandungan tadi pagi, saat ini usia kandungan ku sudah memasuki Minggu ke 8.." jelas Rina
"Apa kamu benar-benar yakin kalau itu adalah anak ku...?" tanya Andra sinis
Dia tidak mungkin bisa percaya begitu saja dengan wanita seperti Rina ini, bagaimana mungkin wanita itu bisa hamil dalam waktu dekat, sedangkan dia yang sudah menikah dengan Tania saja yang bahkan pernikahan mereka berjalan hampir satu tahun tidak pernah membuahkan hasil, Tania tidak pernah hamil.
"Apa kamu menuduhku berselingkuh dengan lelaki lain...? Kamu tahu selama ini aku hanya berhubungan dengan mu saja." ucap Rina yang tidak percaya kalau Andra akan berpikir seperti itu terhadap dirinya.
"Bisa saja kan, bahkan kita juga tidur bersama tanpa adanya status aku kesini hanya malam hari saja aku tidak tahu apa yang kamu lakukan sebelum aku datang atau bahkan di siang hari.. " sinis Andra
Plak....
Tanpa Andra sangka sebuah tangan mendarat mulus di pipi kanannya, bahkan sangat keras dan itu membuat dirinya sangat marah.
"Kamu...!!!" teriak Andra sambil mengepalkan tangannya dia ingin sekali membalas perbuatan Rina terhadapnya.
"Apa... Kamu mau menampar aku, silahkan mas.. Dasar lelaki pengecut, pantas saja Tania menceraikan kamu. Kamu memang tidak pantas di pertahankan dan Tania sudah mengambil keputusan yang sangat tepat..." ucap Rina yang kini sangat marah atas tuduhan yang Andra berikan terhadapnya.
Sedangkan Andra segera menurunkan tangannya dan menatap Rina yang kini sedang marah terhadap dirinya.
"Asal kamu tahu, aku ini benar-benar hamil anak kamu mas dan aku hanya tidur dengan kamu tidak ada laki-laki lain bahkan setelah aku bercerai pun aku tidak pernah berhubungan dengan yang lainnya selain kamu...!"
"Kamu pikir aku akan percaya begitu saja, aku sama sekali tidak akan pernah percaya kepada perkataan mu.. Kalau kamu yakin itu anak ku, apa kamu berani untuk melakukan tes DNA...?" Andra berpikir saat ini Rina sedang menjebaknya apalagi dia adalah anak tunggal pemilik perusahaan terbesar di negara ini.
"Kapan...? ayo kita lakukan tes DNA itu, aku tidak takut sama sekali karena aku berkata yang sebenarnya.."
Rina dengan berani menjawab Andra, karena dia benar-benar sedang mengandung anak dari pria itu. Dia tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain selain Andra, bahkan selama ini mereka melakukannya tanpa pengaman sama sekali dan mereka melakukan itu semua setiap malam tanpa terlewat sekali pun.
"Aaaaaaaaaaaahhhhhhh..."
Andra memukul udara setelah itu mengusap wajahnya dengan kasar, saat ini dia benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Tanpa menatap Rina dia pergi begitu saja meninggalkan wanita itu yang kini tengah menangis.
Rina tidak menyangka nasibnya akan seperti ini, dia harus mengandung anak dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab, selain itu tidak ada status yang jelas di antara keduanya.
Sedangkan di apartemen milik Tania, Haris baru saja tiba.
"Kamu sudah pulang dari kantor mas...?" tanya Tania heran
Bukan tanpa sebab Tania heran terhadap Haris, sekarang baru jam setengah tiga dia saja baru bangun dari tidur siangnya. Kenapa Haris malah sudah berada di apartemennya.
"Iya, mas sengaja pulang cepat karena sangat merindukan mu..." ucap Haris
Haris pun duduk di sofa yang tidak jauh dari Tania, saat wanita itu akan melewatinya dia segera menarik tangannya sehingga Tania terjatuh tepat di pangkuannya. Dia membelai pipi mulus Tania dengan sangat lembut.
"Kita saja bertemu setiap hari lalu bagaimana bisa kamu terus merindukan ku...?"
Tania sangat heran dengan mantan mertuanya ini, semakin kesini sikap manjanya malah semakin menjadi terkadang dia juga sangat lelah menghadapi sikap manja pria tua itu.
Bahkan Haris juga sudah sering mendesaknya untuk segera menikah dengan dirinya tapi Tania belum siap sama sekali.
"Itu tidak cukup sayang, aku ingin setiap detik menatap dan memeluk kamu.. Setiap kali aku membuka mata, yang ingin aku lihat pertama kali itu kamu.." ucap Haris yang masih betah membelai pipi Tania yang sangat mulus.
"Apa ini tidak terlalu cepat mas.. Atau kita tunggu saja beberapa bulan lagi.."
"Sampai kapan...? Apa kamu lupa, masa Iddah kamu saja sudah berakhir beberapa Minggu yang lalu.. Atau jangan-jangan kamu masih belum bisa melupakan Andra dan berharap kembali kepada lelaki itu...?" tuduh Haris karena Tania selalu saja mengulur waktu ketika dia mengajaknya menikah.
"Bisa tidak mas kamu jangan terus menuduhku seperti itu, hal ini juga yang masih membuat ku ragu untuk menerima kamu mas.. Kamu terus-terusan berpikir negatif terhadapku..!" Tania pun berusaha bangun dari pangkuan Haris tetapi pria itu sama sekali tidak membiarkan wanita itu menjauh sedikitpun dia malah memeluk tubuh Tania dengan sangat erat.
"Maaf kan aku sayang, bagaimana aku tidak berfikir negatif terhadap kamu.. Kamu terus saja menolak ketika aku mengajak kamu menikah, apa karena usia ku sudah tua sehingga tidak pantas jika memiliki kamu..?" dia tahu usia mereka sangat jauh berbeda dan itu membuat Haris sangat takut jika suatu hari nanti Tania meninggalkannya.
"Aku tidak pernah berpikir seperti itu, lagi pula bukan itu masalahnya. Aku hanya tidak ingin pernikahan kedua ku ini kembali gagal, jadi aku harus benar-benar memikirkan semuanya dengan matang. Apalagi status kamu yang sebelumnya adalah mantan mertuaku, apa nantinya kamu tidak akan merasa malu...?"
"Dengar sayang, yang terpenting aku sangat mencintaimu. Kamu membuatku nyaman, jadi kenapa aku harus malu. Kamu tidak usah mendengarkan tentang perkataan orang lain, bukan mereka juga yang memberi kita makan dan kita juga tidak butuh belas kasihan dari mereka..."
"Memang benar apa yang kamu katakan mas, lalu apa kamu sudah meminta izin kepada Andra...?" tanya Tania, kini tidak ada embel-embel kata 'mas' di depan nama mantan suaminya itu dia tidak mau membuat Haris marah.
"Aku akan mengatakan kepadanya nanti ketika kamu sudah setuju dan sekarang kamu hanya perlu mengatakan kata 'iya' saja.."
"Apa benar-benar tidak bisa di undur lagi mas...??" saat ini Tania sudah tidak mungkin bisa menghindar lagi.
"Tidak bisa sayang, kamu tahu usiaku setiap hari bertambah entah kapan tuhan juga akan memanggil ku tapi sebelum itu semua terjadi aku ingin menikah dengan mu terlebih dahulu, aku ingin hidup bersama wanita yang aku cintai dan menghabiskan waktu bersamanya..." perkataan Harus akhirnya membuat Tania luluh juga.
"Baiklah mas, aku setuju menikah dengan kamu tapi jika Andra mengijinkan kita untuk menikah..." ucap Tania pada akhirnya
"Sayang, kita akan menikah dengan atau tanpa ijin dari Andra atau siapapun, aku yang akan menanggung semuanya bukan mereka...!" dia tidak ingin rencana pernikahan mereka harus gagal hanya karena Andra seorang.