NovelToon NovelToon
Aruna Dan Cintanya

Aruna Dan Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: e_Saftri

Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana

Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam


Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya

Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH TUJUH

Malam ini Aruna hanya termenung saja dikamarnya, berbaring di kasurnya sambil ia tatap langit-langit kamar, sesekali ia melirik ponselnya yang dia letakkan diatas nakas entah menunggu kabar dari siapa

Kediaman Hartawan

Ditempat berbeda Biru juga tengah merasakan hal yang sama, perdebatan dengan Aruna siang tadi benar-benar mengusik pikirannya, ingin menghubungi tapi ia tampak ragu, apa Aruna akan menerima atau justru hanya akan membuat keduanya kembali bertengkar nantinya

"Ck. Kenapa aku seperti remaja yang sedang marahan?" Gerutu Biru, pria itu hanya sibuk menatap nama Aruna pada layar ponselnya

"Apa aku telfon saja? Atau kirim pesan? Atau apa? Aiisshh kenapa aku jadi seperti ini sih" Biru merasa frustasi, ia lempar ponselnya kesisi sebelah kirinya lalu dia meletakkan lengannya dikepala untuk menutup mata, entah kenapa pria itu jadi uring-uringan sendiri malam ini

"Ishh. Kenapa juga aku nungguin kabar dari pak Biru!" Sejak tadi gadis itu hanya menggerutu sambil sesekali menatap layar ponsel lalu diletakkan lagi, dan itu terus berulang hingga beberapa kali

"Udahlah Aruna, memangnya kamu siapa sampai pak Biru hubungin kamu!" Saking kesalnya Aruna menutup seluruh wajahnya dengan bantal

Dert.. dert

Dering telepon mengejutkannya, ia bangkit dari tidurnya duduk bersandar pada sandaran ranjang lalu dengan cepat menyambar ponsel yang ia letakkan diatas nakas

"Tante Dina?" Aruna memukul pelan keningnya, dia mengharap telepon dari siapa? Aneh memang

"Halo tante!" Sapa Aruna

"Halo sayang! Mama ganggu ya?" Sahut Faradina dari seberang telepon

"Enggak kok Tan, ada apa?

"Oh itu mama mama mau ngabarin kamu kalau lusa kamu ada pemotretan untuk prewedding kamu sama Biru" jelas Faradina

"Oh gitu ya Tante?"

"Biru belum ngomong sama kamu?" Mendengar sahutan dari Aruna membuat Faradina menebak

"Belum, pak Biru nggak bilang apa-apa" jawab Aruna jujur karena memang pria itu tak menghubunginya sejak tadi

"Astaga. Pasti dia lupa ya udah nanti mama yang tegur! Kalau gitu kamu istirahat gih maaf ya mama udah ganggu! Assalamualaikum!" Ucap Faradina lalu menutup sambungan telepon setelah mendapat jawaban salam dari Aruna

"Dia lupa atau emang nggak mau ngabarin! Dasar cowok egois, nyebelin!" gerutu Aruna, gadis itu benar-benar kesal karena merasa dicueki oleh calon suaminya

"PAK BIRU NYEBELIN!" Suara teriakannya bahkan membuat sang ayah takut dan mengetuk pintu kamarnya

"Ada apa nak?" Tanya suara pak Firman dari luar

"Nggak pa-pa pak!" Sahut Aruna yang merasa bodoh sudah mengusik sang ayah

"Terus kenapa teriak?"

"Tadi ada?" Aruna tampak berpikir entah alasan apa yang bisa ia berikan pada sang ayah "Ada kecoa pak!"

"Kecoa?" Pak Firman mengerutkan keningnya, pintu masih tertutup dan hanya ada sahutan saja dari sang putri

"Ya udah kamu tidur! Kasian Mutia kalau sampai kebangun! Bisa diamuk masmu nanti!" Titah pak Firman sebelum berlalu menuju kamarnya

"Ini semua gara-gara pak Biru, aku jadi diomelin sama Bapak" entah kenapa dia jadi menyenangkan pria yang entah sedang apa disana

Sesuai jadwal, hari ini mereka tengah menjalani foto prewedding.

Dua hari tak saling bertukar kabar membuat keduanya canggung, sejak tadi baik Aruna maupun Biru tak ada yang memulai obrolan, keduanya hanya pasrah saja mengikuti arahan dari sang fotografer

"Bapak sibuk banget kayaknya?" Tanya Aruna pada akhirnya, mereka berbisik ketika fotografer mengarahkan keduanya lebih dekat

"Kenapa nanya gitu?" Bisik Biru

"Nggak ada! Lupain aja!" Aruna jadi ketus

"Tolong masnya liat kearah mbaknya!" Titah sang fotografer mengerahkan

Biru berbalik menatap Aruna yang kini berada dihadapannya "Kamu kangen sama saya?" Tanyanya sedikit menggoda membuat Aruna mencibikkan bibirnya

"Siapa juga yang kangen!"

"Ngaku aja!"

"Nggak ada yang kangen pak!" Ujar Aruna tak terima, rasanya gadis itu terlalu gengsi jika mengakui bahwa dia memang merindukan pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu

"Ya udah nanti malam kita telfonan deh!" Goda Biru lagi, ia suka jika melihat wanita itu kesal dan tersipu disaat yang bersamaan

"Apaan sih pak, nyebelin banget!" Aruna berusaha menyembunyikan wajahnya yang bersemu

"Oke! Kita istirahat sebentar!" Ujar pria yang merupakan fotografer itu

"Mau kemana?" Biru menahan pergelangan tangan Aruna saat wanita itu hendak pergi

"Jangan pegang-pegang pak! Belum muhrim!" Aruna melepas genggaman tangan Biru

"Bentar lagi!"

"Awas pak! Saya mau lihat hasil fotonya!" Aruna menjauh dari pria menyebalkan itu mendekat kearah mas fotografer yang tengah mengecek hasil fotonya

"Jangan deket-deket!" Biru menarik lengan calon istrinya agar sedikit menjaga jarak dari pria lain. Sebenarnya jarak mereka tak begitu dekat, fotografer itu hanya memperlihatkan beberapa hasil foto pada Aruna

"Kalau sejauh ini nggak keliatan pak!" Gerutu Aruna

"Nanti juga liat kalau hari pernikahan" ucap Biru tak mau kalah

"Ishh.. bapak nyebelin banget!" Aruna sudah terlihat begitu kesal sementara pria yang membuatnya kesal hanya mengangkat bahunya acuh

Malam harinya, Aruna tengah mengistirahatkan tubuhnya dikamar, hingga dering telepon mengejutkannya

"Pak Biru?" Gumam Aruna saat melihat layar ponselnya

Gadis itu segera menggeser tombol hijau pada layar ponsel "Ada apa pak?" Tanyanya terdengar ketus

"Tadi katanya kangen!" Suara menyebalkan Biru terdengar dari seberang telepon

"Issh siapa juga yang bilang kangen!" Tanya Aruna benar-benar kesal

"Susah banget sih ngaku kalau kangen!" Sahut Biru lagi lalu terkekeh

"Kalau bapak cuma mau ngeledek mending saya tutup ya teleponnya!" Ancam Aruna

"Iya, iya maaf. Astaga, galak banget sih calon istri"

***

Hari demi hari berlalu, setiap hari kedua keluarga disibukkan dengan persiapan pernikahan Biru dan Aruna seperti gedung, catering, dan segala keperluan lainnya

Kata-kata Biru tentang pingitan kini benar-benar terjadi, seolah menjadi kutukan baginya. Seminggu sudah mereka tak saling bertemu bahkan hanya sekedar bertukar kabar

Faradina yang kesal karena Biru berusaha menentang tradisi pingitan akhirnya menyita ponsel milik putranya membuat Biru semakin dibuat gusar

"Sekarang gimana mau caranya mau denger suara Aruna? Mama bener-bener nyebelin, nggak tau apa kalau anaknya kangen" sejaktadi pria itu hanya menggerutu saja, baru berhenti setelah terdengar suara ketukan pintu

"Masuk!"

"Maaf tuan muda, kata nyonya tuan muda harus makan malam!" Ucap pelayan wanita yang tengah membawa nampan kekamar majikannya

"Taruh aja disana nanti saya makan!" Titah Biru sambil menunjuk pada nakas disamping tempat tidur

Pelayan wanita itu lalu mendekat meletakkan nampan tersebut diatas nakas lalu menunduk dengan sopan "Saya permisi tuan muda!" Pamitnya

"Tunggu!" Suara sang majikan menghentikan langkahnya

"Ada apa tuan?"

"Kamu bawa Hp

1
Rita Rita
sebiru cinta ku Runa kata Biru. Biru udah bucin dan posesif.
Riry Kasyry Lily
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!