"Kau hanya perlu duduk dan menghabiskan uangku, tapi satu hal yang harus kau penuhi, yakni kepuasan!" Sagara Algyn Maheswara.
"Asal kau bisa membuatku keluar dari rumah sialan itu, aku bisa memberikan apapun termasuk yang satu itu, Tuan." Laura Alynt Prameswari.
Laura menderita karena hidup dengan keluarga tirinya, ayahnya menikah lagi dan selama itu dia selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga barunya itu, membuat Laura ingin bebas.
Akhirnya, dia bertemu dengan Sagara. berawal dari sebuah ketidaksengajaan, namun siapa sangka berakhir di atas ranj*ng bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Hallo, Daddy.." Laura menyambut kepulangan Sagara dengan pelukan hangat, lengkap dengan mini dress bermotif floral. Bagian punggungnya tidak tertutup, hanya ada tali yang diikat di leher.
"Seksi sekali, sayang. Tumben.."
"Kan menyambut ATM berjalannya aku.."
"Haha, begitu?" Sagara terkekeh begitu mendengar jawaban Laura, terdengar lucu dan sangat menggemaskan saat Laura yang mengatakannya.
"Mau cium." Rengek Laura sambil mendongakkan wajahnya. Pria itu menundukkan kepalanya dan mengecup singkat bibir Laura yang terlihat mengkilat karena menggunakan lip gloss.
"Kok cuma dikecup, Dad?"
"Daddy belum mandi, sayang."
"Padahal gapapa kok." Laura memeluk leher Sagara, gadis itu berjinjit berusaha menggapai bibir Sagara. Tapi untunglah pria itu memberi bantuan untuk gadisnya, dia merendahkan sedikit kepalanya agar Laura bisa menyentuh bibirnya. Gadis itu terlihat agresif sekali malam ini, entah apa yang terjadi. Tak biasanya juga gadis ini begini, biasanya malu-malu harimau.
"Bibir Daddy agak beda rasanya, habis makan apa?" Tanya Laura sambil menatap wajah Sagara. Pria itu membulatkan matanya saat mengingat bahwa dia habis minum-minum bersama Sam tadi.
"Habis minum, sayang. Sedikit kok.."
"Minum apa? Alk*hol?"
"Iya, sama Sam kok gak sama perempuan." Jawab Sagara yang membuat Laura memicingkan matanya.
"Bener?"
"Bener dong, tanyain saja sama Sam kalau kamu gak percaya."
"Yaudah, sini mana hape Daddy." Laura mengulurkan tangannya, Sagara merogoh saku jasnya dan mengambil ponselnya, dia memberikan ponselnya pada gadisnya.
"Password-nya?"
"Tanggal lahir kamu."
"Hah?"
"Coba saja dulu. Daddy pegel, duduk ya?" Tanya Sagara. Laura mengiyakan, dia membuka password dengan menggunakan tanggal lahirnya dan ternyata, benar. Ponselnya terbuka.
"Nama kontaknya?"
"Sam, asisten." Balas Sagara sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Dia membuka satu persatu perintilan pakaiannya, benar-benar gerah. Pria itu hanya menyisakan celana kerja dan ikat pinggang.
"Oke, approve." Laura mengembalikan ponsel milik Sagara pada pemiliknya.
"Daddy gak bohong kan, baby?"
"Iya, Daddy. Capek ya? Mau aku pijit gak?"
"Mending kamu pijit kepala bawah Daddy, sayang. Biar pusingnya sedikit hilang."
"Yang ini?" Tanya Laura sambil tersenyum, dia merem4s gemas benda kenyal yang masih tertidur di balik celana kerja pria tampan itu.
"Aaahhh, baby!"
"Baru dipegang doang padahal."
"Cepet pijit." Pinta Sagara tak tahan, mendadak kepalanya terasa semakin pusing membutuhkan pelampiasan.
"Aku kasih dua pilihan deh. Mau dipijit doang atau mau aku emut?"
"Keduanya, baby."
"Pilih satu, Dad. Jangan besar kepala."
"Diemut kayak es krim deh." Jawab Sagara. Laura tersenyum kecil, tangan mungilnya bergerak cepat membuka ikat pinggang yang dikenakan Sagara dan ya, dia memberikan servis terbaiknya untuk Sagara malam ini. Sagara dibuat merem melek, mulutnya terus saja mengerang nikmat. Namun, rambut Laura yang diikat rapi, kini berantakan karena ulah Sagara yang terus saja menjambaknya. Mungkin saking nikmatnya kali.
Laura mendongak menatap wajah Sagara yang terlihat lega setelah memuntahkan cairannya di wajah Laura. Gadis itu mengusap wajahnya yang terciprat cairan milik Sagara dengan tangannya.
"Bin4l banget kamu, baby."
"Tapi Daddy suka?"
"Suka, sayang." Sagara mengusap rambut Laura dengan lembut, dia membantu gadisnya membersihkan sisa-sisa cairan miliknya dari wajah Laura.
"Ayo mandi, biar aku siapin makan malam buat Daddy."
"Tapi nanti lanjut masuk goa ya?"
"Iya, nanti masuk goa kok." Jawab Laura sambil beranjak dan membuang beberapa lembar tisu itu. Dia membasuh mukanya dengan menggunakan sabun wajah hingga bersih.
Malam ini, suasana di apart tempat Sagara dan Laura terasa lebih hangat karena kedua insan yang terlihat hubungan tabu itu saling memberikan kenyamanan satu sama lain. Sagara sampai terlelap di pangkuan Laura saat menonton televisi berdua.
"Dia sangat lelah pasti. Terima kasih karena sudah melindungiku, memberikan apapun yang aku mau, memenuhi semuanya, Daddy. Sehat selalu dan semoga, uangmu tidak cepat habis." Laura cekikikan setelah mengatakan hal itu. Meskipun dia yakin kalau uang yang dimiliki Sagara tidaklah sedikit dan tidak mungkin akan habis dalam waktu yang cepat, tapi tetap saja. Jika terus berfoya-foya, lama kelamaan pasti uangnya juga habis juga.
Keesokan paginya, Laura berangkat kerja bersama Sagara. Sekalian, karena pria itu juga masuk lebih pagi, begitu juga dengan Laura. Jadi, mereka berangkat bersama.
"Daddy kerja dulu, baby."
"Iya, Daddy."
"Kalau ada yang berani macam-macam sama kamu, langsung lapor sama Daddy."
"Iya, Daddy. Aku pasti langsung lapor kok."
"Bagus. Ada Daddy yang bisa kamu andalkan, baby."
"Oke, Daddy. Aku kerja dulu yaa, love you."
"Love you too, baby." Balas Sagara sambil mencium mesra bibir Laura. Barulah keduanya berpisah, Laura melambaikan tangannya saat mobil mewah milik Sagara meninggalkan butik tempat gadisnya bekerja.
"Woah, si upik abu mulai menikmati kehidupan barunya ternyata."
"Ohh, hallo kak." Laura tersenyum menyapa Calista, kakak tirinya. Namun, bukan senyuman manis atau senyuman yang menunjukkan keramahan, tapi justru sebaliknya, senyuman sinis.
"Apa kabar, adikku?"
"Baik, sangat baik setelah keluar dari rumah itu." Jawab Laura.
"Ckk, sombong sekali. Ingat, kau bisa saja dibuang setelah dia puas."
"Aku tidak peduli, kalau dia bosan lalu meninggalkanku, bukankah aku mencari yang lain?" Tanya Laura sambil terkekeh.
"Laura, aku lihat-lihat wajahmu glowing dan sehat sekali. Kau perawatan dimana?" Tanya Calista yang membuat Laura terkekeh.
"Ujung-ujungnya nanya begini? Lucu banget, astaga."
"Aku tanya baik-baik ya!"
"Dengar, skincare ini tidak diperjualbelikan. Kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dibanding harga dirimu dan ibumu."
"Hey!"
"Kenapa? Kenyataannya memang begitu."
"Laura!"
"Oke, karena aku baik hati. Jadi, akan kuberi tahu apa yang aku pakai untuk wajahku."
"Apa itu?"
"Sperm4 punya Daddy."
"Anj*ng!"
"Hahaha.."
selamat menjadi gembel lagi ..