NovelToon NovelToon
Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Fatharani Hasya Athalia, atau biasa disapa Hasya oleh teman-temannya itu harus terjebak dengan seorang pria di sebuah lift Mall yang tiba-tiba mati.
Hasya yang terlalu panik, mencari perlindungan dan dengan beraninya dia memeluk pria tersebut.

Namun, tanpa diketahuinya, ternyata pria tersebut adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Hasya sendiri bekerja subagai Office Girl di perusahaan tersebut.

Pada suatu hari, Hasya tidak sengaja melihat nenek tua yang dijambret oleh pemotor saat dirinya akan pergi bekerja. Karena dari perangai dan sifatnya itu, nenek tua tersebut menyukai Hasya sampai meminta Hasya untuk selalu datang ke rumahnya saat weekend tiba.

Dari sanalah, nenek tua tersebut ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan Hasya.

Akankah Hasya menerima pinangan itu? Sedangkan, cucu dari nenek tua tersebut sedang menjalin kasih bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Bunda, Hasya kembali kuliah," Aurel menaruh tasnya dan duduk di depan Bu Dewi. Dia baru saja sampai ke restoran. Ya, Aurel akan pulang ke restoran dan pulang ke rumahnya nanti malam kalau restoran itu sudah tutup.

"Syukurlah... Keluarga suaminya menyayangi Hasya, bunda benar-benar bersyukur," Bu Dewi terharu mendengarnya, dia ikut bahagia mengingat umur Hasya juga baru dua puluh tahun. Peluang untuk sukses masih bisa dikejarnya.

"Bunda senang?" Aurel terlihat tidak suka.

"Kenapa tidak?" bu Dewi mengerutkan dahinya.

"Tapi Hasya sombong,"

"Yang benar saja, Nak? Tidak mungkin Hasya begitu, atau, mungkin hanya perasaan kamu saja," bu Dewi yakin kalau Hasya tidak seperti yang anaknya beritahukan.

"Pakaiannya aja sekarang serba branded..."

"Apa kamu juga mau menikah sekarang supaya ada yang membelikan baju branded sesuai keinginan kamu, Nak? Bunda mempunyai teman yang anaknya sudah dewasa..."

"Eh, enggak mau lah, Bun. Aku masih ingin bebas,"

"Ya, berarti kamu terima konsekuensi, bunda hanya bisa memberikan hal sederhana sama kamu, yang bunda utamakan sekarang adalah pendidikan kamu supaya kedepannya kamu jadi orang sukses. Maaf kalau bunda belum bisa memberikan kebahagiaan sesuai yang kamu inginkan, bunda ke depan dulu, kamu makan, ya." bu Dewi beranjak ke depan meninggalkan Aurel yang termenung.

 Bu Dewi tahu maksud dari ucapan anaknya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan yang mengharuskannya menahan diri untuk tidak membelikan apa pun keinginan Aurel selama ini yang menurutnya tidak terlalu penting. Bu Dewi membiarkan Aurel membeli kebutuhannya dengan uang yang sudah ia berikan kepada Aurel setiap bulannya.

Selama ini Aurel tidak pernah mengeluhkan apa pun tentang kehidupannya, hanya saja kalau dia akan membeli barang yang sedang dia inginkan, Aurel akan bercerita dan menunjukannya kepada Bu Dewi setelah ia membelinya.

Bu Dewi melakukan itu demi kebaikan Aurel juga karena dirinya hanya sanggup mengelola restoran peninggalan suaminya dan itu sebagai mata pencaharian satu-satunya untuk kebutuhan hidupnya bersama Aurel.

Sejak suaminya meninggal, Bu Dewi hanya ditinggalkan restoran itu dan satu buah rumah minimalis. Semua harta yang dipunya ayahnya Aurel, semuanya diambil paksa oleh keluarga dari suaminya dan mereka mengklaim bahwa usaha yang dijalankan oleh suaminya itu adalah warisan dari nenek buyutnya yang masih harus dibagikan ke beberapa anggota keluarga yang lain.

Bukan pasrah, tapi Bu Dewi merasa percuma menghadapi orang-orang yang selalu membuatnya terpuruk, jadi dia lebih memilih mengikhlaskannya.

***

"Pakai baju apa aja kamu cantik banget, Sayang." sejak di mobil Bara tidak hentinya memuji Hasya. Keduanya sudah berada di kantor.

"Om, kamu kayak baru lihat perempuan aja," celetuk Hasya. Dia memainkan pulpen yang ada di meja Bara.

"Lebih tepatnya, hanya kamu yang terlihat,"

"Berarti yang lain laki-laki?"

"Ish... Gak juga,"

"Berarti bohong,"

"Gak tahu, aku bingung mengungkapnya,"

"Biar gak bingung, aku bikinkan kopi dulu, ya?"

"Oke, siap. Jangan lama-lama," Bara membiarkan Hasya turun dari pangkuannya. Lalu ia mengecup tangannya terlebih dahulu sebelum Hasya pergi ke pantry.

"Ditunggu, pak bos!" Bara mengangguk dan tersenyum melihat tingkah Hasya.

***

"Hasya, lo kerja di bagian mana lagi, sih? Kok, lo gak pakai seragam OG?" tanya salah satu OG yang sedang membuat kopi juga. Dia bingung dengan stelan Hasya hari ini.

"Gue dibagian dokter cinta," jawab Hasya tanpa menoleh sedikit pun karena dia lagi fokus mengaduk kopi yang telah diraciknya.

OG tersebut mengerutkan dahinya, "Dokter cinta? Mana ada, Hasya."

"Ada, dong. Gue buktinya," Hasya mencari nampan untuk membawa kopi itu.

"Gue mendadak ngelag,"

"Haha... Gue duluan, ya?" Hasya berpamitan untuk kembali ke ruangan Bara.

Pintu ruangan Bara dengan sendirinya saat Hasya berdiri di depannya. Hasya langsung masuk ke ruangan itu, namun baru saja melangkah dia dikejutkan dengan pemandangan di depannya.

"Hmm... Permisi Tuan," Hasya berjalan ke arah Bara yang sedang mendorong seseorang. Dia biasa aja melihatnya.

"Lepasin, gak?! Jangan sampai gue berlaku kasar sama lo!" Bara membentak wanita itu.

"Gak, Bar. Gue gak bakal lepasin lo, apalagi keluar dari sini sebelum lo mau melanjutkan hubungan kita."

"Maaf, Tuan. Saya taruh di sini kopinya," Hasya menaruh kopi itu di meja Bara. Dengan cepat, Bara menarik Hasya dan mengecup bibirnya di depan Laura.

Ya, wanita itu adalah Laura yang tiba-tiba saja datang ke ruangan Bara. Dan dia memohon untuk kembali pacaran dengannya. Bahkan sekarang dia berani memegang lengan Bara.

"Dasar cewek murah*an!" Laura melepaskan tangan Bara dan beralih akan menjambak Hasya tapi Bara berhasil menahan tangan Laura.

"Jangan pernah sentuh istriku!" Bara kembali membentak Laura, sedangkan Hasya merasa takut dengan suasana sekarang. Tubuhnya mulai menggigil dan itu diketahui oleh Bara. Trauma masa kecilnya terlalu membekas makanya sekarang juga Hasya masih dalam pantauan dokter psikiaternya.

"Pergi dari sini!" Bara menghempaskan tangan Laura. Sedangkan Laura masih berusaha menarik tangan Bara.

Lalu Bara melakukan panggilan otomatis kepada security untuk membawa Laura keluar dari ruangannya. Tapi Laura berontak dan membuat Bara marah besar karena dokumen yang ada di meja Bara bahkan kopi yang Hasya bawa tadi hampir saja ia tumpahkan ke kelala Hasya beruntung Hasya berhasil menjauh.

"Heh! Nenek gayung! Lo berani-beraninya, ya, membuat keributan di sini. Pergi, gak, lo?" Arsen menarik-narik Laura untuk membawanya keluar. Arsen sendiri datang karena sedang ada keperluan kepada Bara.

Gep!

"Argghh! Sial*n lo!" tangan Arsen berhasil digigit oleh Laura.

Dengan cepat Bara menghubungi ayah dari Laura. Dia akan memberitahu langsung ayahnya Laura tentang hubungan mereka.

Tidak lama kemudian, tiga orang security datang. Tapi Laura malah teriak-teriak.

Bara mengusap wajahnya yang terasa panas, dia merasa kesal dengan tingkah Laura yang ke kanak-kanakan.

"Lo, tahu, kan, apa yang telah lo lakuin ke gue lima tahun lalu?"

Bara tidak menjawabnya, dia menghampiri Hasya yang duduk memeluk lututnya. Sedangkan Arsen membereskan dokumen-dokumen yang berserakan di lantai.

"Lo udah membuat janji akan menikahi gue. Tapi, kenapa lo malah nikah duluan?"

"Bar... Berapa lama kita menjalin hubungan? Masa lo mau memutuskan begitu saja?" Laura terus meraung dan berbicara. Tapi Bara tetap diam sambil memeluk Hasya. Ketiga security yang ada di sana juga menjaga Laura supaya tidak mendekat ke arah Bara lagi.

"Bar! Lo gak tahu aja istri lo kayak apa? Gue punya info menarik tentang dia yang pastinya lo bakal jijik sama dia,"

"Lebih menjij1kan lagi, lo!" Sahut Bara. Matanya berapi-api. "Lebih baik lo introspeksi diri dari pada menjelekan orang lain yang belum tentu lo kenal!" sambungnya.

"Lo aja belum kenal lama, bukan?"

"Setidaknya saya sudah mengetahui latar belakangnya!"

"Kalau hanya topeng bagaimana?"

"Permisi Tuan Bara, apa yang anda lakukan kepada anak saya?"

Bersambung

1
𝐈𝐬𝐭𝐲
maksudnya ini gmn Thor, mau mau sama kamu🤔
Ijah Khadijah: Astagfirullah, typo, kak🙏
total 1 replies
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
partini
jadi macan tutul
🎧✏📖: Mampir yuk ke judul Perempuan Wasiat Bunda! mksh✌🙏
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
jadi macan.😁🤣🤣
Yurniati
tetap semangat terus
Ijah Khadijah: Terimakasih suportnya, Kakak
total 1 replies
Yurniati
semangat terus update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
🍁𝗨𝗺𝗺𝗮❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻
Kamu yg menghindari Hasya, Rel jangan salah kan dia, Hasya pun bingung dengan mu
Pijaran Hati 89
dih aurel si playingfictim,giliran di deketin sok menghindar sekarang berkata begitu jdi tau watak dan sifatmu rel
Pijaran Hati 89
aurel jga salah ngapain ngasih tau bnr kta bara iri dan sok baik,jlas2 udah nikah ya jgn ember mulutnya
Pijaran Hati 89
klu buat bayi bukan apron thor sleber atau apa itu,msa bayi di pakein apron hihi
Ijah Khadijah: Betul, Kak. lawaknya garing ya🤭🤭🙏
total 1 replies
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!