NovelToon NovelToon
Elara: Ibu Tiri Bidadari?

Elara: Ibu Tiri Bidadari?

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Ibu Tiri / Fantasi Isekai / Time Travel / Fantasi Wanita / Reinkarnasi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: tanty rahayu bahari

Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???

itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.

akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Krisis Kesehatan Anak

​Setelah sukses besar dalam krisis bisnis, posisi Elara/Anya di mansion semakin kuat. Duke Alaric mulai berkonsultasi dengannya mengenai masalah bisnis dan politik, dan Siera sering menghabiskan waktu di studio Ny. Calla untuk belajar strategi pemasaran. Rian, tentu saja, sudah sepenuhnya nyaman dengan 'Mama' barunya.

​Namun, ketenangan ini hancur dalam semalam.

​Gejala Misterius

​Pagi-pagi buta, Siera terbangun dengan rasa sakit kepala yang hebat dan kejang-kejang ringan. Ia segera dilarikan ke kamar besarnya. Tabib istana, Dr. Elias, dipanggil dengan tergesa-gesa.

​Duke Alaric panik. Siera adalah anak sulungnya, dan ia sangat protektif.

​Anya segera tiba di kamar Siera. Siera menggigil, tubuhnya panas, dan ia tampak sangat bingung.

​Dr. Elias, seorang pria tua yang terikat pada metode medis tradisional, segera mendiagnosisnya sebagai Demam Sumsum—penyakit umum yang seringkali fatal dan perawatannya hanya sebatas kompres dan doa.

​“Duke, kita harus bersiap untuk yang terburuk,” bisik Dr. Elias dengan nada pesimis. “Ini adalah penyakit ganas. Kita hanya bisa membiarkan alam bekerja.”

​Duke Alaric memucat dan memegang tangan Siera, wajahnya dipenuhi ketakutan.

​Pengetahuan Medis yang Mencerahkan

​Anya melihat gejala Siera: demam tinggi, sakit kepala parah, kejang, dan kebingungan. Instingnya berteriak: Bukan Demam Sumsum, tapi Meningitis!

​Di dunia modern Anya, meningitis (peradangan selaput otak) bisa diobati dengan cepat menggunakan antibiotik, tetapi di era ini, itu adalah hukuman mati. Jika tidak ditangani dalam hitungan jam, Siera bisa meninggal atau mengalami kerusakan otak permanen.

​Anya tahu dia harus bertindak, meskipun tindakannya akan terlihat gila dan menantang otoritas medis.

​“Tidak, Alaric! Bukan Demam Sumsum,” kata Anya tegas. “Ini lebih parah. Ini adalah infeksi di sekitar otak. Dr. Elias, metode Anda tidak akan berhasil!”

​Dr. Elias terkejut. “Nyonya Duke! Anda bukan tabib! Jangan mencampuri urusan medis yang rumit!”

​“Aku bukan tabib, tapi aku tahu ini adalah masalah waktu!” balas Anya. “Kita harus segera menurunkan tekanan di otak. Jika tidak, dia akan mati.”

​Duke Alaric, yang menyaksikan pertengkaran itu di samping ranjang Siera, beralih dari kepanikan menjadi kebingungan. Ia tahu Elara cerdas, tetapi ini menyangkut hidup anaknya.

​“Elara, apa yang kau tahu?” tanya Duke Alaric, suaranya tegang.

​“Aku ingat dari buku kuno, Alaric! Kita harus menggunakan metode yang sangat agresif untuk melawan infeksi ini,” kata Anya, berbohong dengan cepat tentang sumber pengetahuannya. “Dr. Elias, aku butuh sesuatu yang kuat untuk melawan peradangan. Aku tahu kau memiliki persediaan Bunga Foxglove yang telah dimurnikan di gudangmu. Itu berbahaya, tapi efektif untuk peradangan.”

​Dr. Elias terkejut. Bunga Foxglove (Digitalis) adalah obat yang sangat kuat dan seringkali fatal jika dosisnya salah.

​“Itu bunuh diri! Aku tidak bisa memberikannya!” seru Dr. Elias.

​Anya menyadari dia harus mengambil risiko. Ia harus menggunakan pengetahuan plot novelnya. Di novel asli, Siera meninggal karena penyakit yang mirip, dan Elara yang asli meracuninya dengan Foxglove, yang sebenarnya bisa menyelamatkannya jika dosisnya tepat! Elara yang asli gagal karena Seraphina memanipulasi dosisnya.

​“Beri aku Foxglove itu, Dr. Elias,” perintah Anya, tatapannya tajam. “Aku tahu dosis yang tepat. Aku akan bertanggung jawab. Duke, percayalah padaku, atau kita akan kehilangan Siera.”

​Duke Alaric menatap Anya. Ia mengingat insiden Rian, keberanian Elara melawan Seraphina, dan kejujuran yang ia tunjukkan. Ia melihat bukan lagi manipulasi, tetapi keputusasaan seorang ibu yang berjuang.

​“Lakukan, Dr. Elias,” perintah Duke Alaric, nadanya final. “Berikan Bunga Foxglove kepada Nyonya Duke.”

​Dr. Elias gemetar, tetapi ia patuh.

​Tindakan yang Berani

​Anya dengan hati-hati menyiapkan ramuan Foxglove (Digitalis) itu. Ia menggunakan timbangan masaknya dan pengetahuannya tentang dosis minimum yang efektif. Ia tahu dia berjalan di atas pisau cukur.

​Setelah ramuan siap, ia dengan hati-hati memberikannya kepada Siera.

​Kemudian, ia melakukan hal lain. Ia memerintahkan pelayan untuk membawa es yang sangat banyak. Ia meletakkan es itu di leher, ketiak, dan selangkangan Siera untuk membantu menurunkan suhu internalnya secara cepat—sebuah metode yang belum pernah dikenal di zaman itu.

​Anya begadang semalaman, mengawasi Siera seperti elang. Duke Alaric duduk di sampingnya, memegang tangannya, terdiam karena ketegangan. Rian dan Hemlock menunggu di luar.

​Beberapa jam yang terasa seperti keabadian berlalu.

​Menjelang subuh, suhu tubuh Siera mulai turun. Kejangnya berhenti. Ia tidur nyenyak, dan kulitnya yang pucat mulai mendapatkan kembali warna alaminya.

​Dr. Elias, yang kembali saat fajar, memeriksa Siera dan matanya melebar.

​“Dia… dia stabil,” bisik Dr. Elias, tidak percaya. “Tekanan otaknya telah menurun. Ini adalah keajaiban! Nyonya Duke, Anda telah menyelamatkan nyawanya. Jika kita terlambat satu jam saja, dia pasti sudah meninggal.”

​Penebusan Mutlak

​Duke Alaric menoleh ke Elara/Anya. Air mata mengalir di pipinya, air mata yang belum pernah dilihat siapa pun di mansion itu. Ia adalah seorang Duke yang kuat, tetapi di hadapan kematian anaknya, ia hanyalah seorang ayah yang ketakutan.

​“Kau menyelamatkannya,” bisik Duke Alaric, mengambil tangan Anya dan menciumnya dengan penuh syukur. “Kau mempertaruhkan reputasimu, bahkan nyawamu sendiri, untuk anakku. Aku tidak akan pernah melupakan ini, Elara.”

​Anya merasakan pembebasan emosional. Ini adalah akhir dari kutukan Elara yang lama. Ia telah menggunakan pengetahuan plotnya, bukan untuk kekejaman, tetapi untuk kasih sayang, dan ia telah berhasil.

​Siera terbangun, melihat Ayah dan Ibu tirinya di sampingnya. Ia tersenyum lemah.

​“Mama…” bisik Siera, tangannya meraih tangan Elara. “Aku tahu kau akan datang. Aku percaya padamu.”

​Di mata Siera, Elara kini tidak lagi dilihat sebagai Ibu Tiri yang berubah. Ia adalah Ibu Sejati yang menyelamatkan hidupnya dengan keberanian.

​Anya telah mencapai penebusan mutlak. Nasib kematiannya telah sepenuhnya ditulis ulang.

...****************...

Bersambung....

Terima kasih telah membaca📖

Jangan lupa bantu like komen dan share❣️

1
Lala Kusumah
semangat Elara 👍👍💪💪💪
Lala Kusumah
teruslah berbuat baik Anya pasti mereka luruh juga hatinya untuk memandang mu 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
semangat Naya 💪💪💪
tanty rahayu: hehehe iya, tapi emang namanya itu itu lg ya 😄
total 4 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
tanty rahayu: makasih banyak kaka 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!