Follow Instagram aku ya : @authoranakkost
Luna Maria, seorang gadis muda yang sudah mengalami kerasnya hidup. Diperlakuan seperti seorang pembantu oleh bibinya merupakan hal yang biasa bagi Luna.
Sampai pada suatu ketika, takdir mempertemukan Luna dengan Winston, seorang pria arogan dan possesive. Dan pada akhirnya Luna menjadi simpanan Winston.
Awalnya semua terlihat baik-baik saja, karena Winston memang tertarik pada Luna. Sampai saat satu persatu rahasia rumit dan masa lalu yang menghubungkan mereka berdua terkuak, menguji hubungan mereka.
Dendam, rasa benci, cinta segitiga dan persahabatan akan mewarnai cerita rumit antara Luna dan Winston, akankah mereka tetap bersama setelah rahasia kelam itu terkuak?
Jika penasaran, ikuti terus ya ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadilah Pacarku
***
Luna sudah selesai mempersiapkan dirinya untuk pesta dansa malam ini, dia hanya mengenakan dress polos berwarna peach, dress itu sangatlah sederhana. Tapi malah membuat kecantikan Luna terpancar.
Luna pergi ke sebuah halte yang di janjikan Luna ke Rendi, tidak mungkin Luna menyuruh Rendi menjemputnya di mansion Winston.
Setelah sampai di Halte tersebut, dilihatnya ada satu mobil yang menunggu disitu, ternyata dari tadi Rendi sudah menunggu dirinya.
Rendi yang sedang minum air dari botol minuman tiba-tiba muncrat saat melihat Luna.
"Yaampun, dewi dari mana ini? cantik sekali, aku bisa mati dengan tenang sekarang, aku telah melihat keindahan duniawi." Ucap Rendi lebay.
Sampai Rendi tidak sadar, sedari tadi Luna sudah mengetuk-ngetuk pintu kaca mobilnya untuk membukakan pintu.
Segera Rendi tersadar dan membuka lock Pintunya, "Eh Luna, maaf, hahaha, kau sih terlalu cantik membuatku salah tingkah."
Rendi langsung menjelaskan dengan berterus-terang.
"Aduh, kau gombal sekali Rendi, kau tahu itu tidak mempan padaku." Balas Luna sembari tersenyum, dia yakin Rendi sedang bercanda dengan dirinya.
Setelah lima belas menitan mengendari mobil, sampailah Rendi dan Luna di pesta dansa sekolah mereka.
"Yaampun, lihat siapa yang baru datang, wanita tercantik, dan pria tertampan di sekolah kita sedang bersama."
"Astaga, sungguh perpaduan surgawi."
"Tiada tanding."
"Lihatlah Luna sangat cantik."
"Bukan hanya Luna, Rendi pun terlihatsangat tampan."
Begitulah bisik-bisik yang terdengar setelah Rendi dan Luna masuk ke acara.
Hal itu membuat Luna tidak nyaman, tapi ditepisnya perasaan canggungnya itu, dia kesini hanya ingin menyanggupi permintaan temannya Rendi.
...
Pada saat acara dansa dimulai, Rendi mengajak Luna berdansa, walaupun tadinya menolak, tapi Luna akhirnya menyetujui juga, Luna sadar jikalau dia menolak, pastilah Rendi akan sangat malu. Karena mereka sudahlah menjadi spot utama di pesta ini.
Saat berdansa, tiba-tiba lampu mati dan lampu sorot muncul di sekitar Luna dan Rendi, Luna terkejut saat Rendi berlutut dihadapan dirinya dengan memegang sekumpulan bunga.
"Luna, aku sangat menyukai mu, saat kita bertemu tiga tahun lalu di acara sekolah, membuatku tidak bisa melupakan mu, hari ini aku ingin mengungkapkan semua isi hatiku,
mau kah kau menjadi pacarku?" ucap Rendi lembut sembari berlutut dihadapan Luna.
"Ciyeeee, Terima ... Terima ... Terima ... Terima sorak siswa-siswi yang menghadiri pesta dansa itu, karena menurut mereka pasangan ini sangat cocok.
Mendengar pernyataan dari Rendi membuat Luna terkejut, Luna dengan refleks mundur beberapa langkah.
"Rendi, aku menganggap dirimu sebagai temanku, aku tidak ingin menghancurkan pertemanan kita, jadi aku anggap pernyataan mu barusan tidak ada." Luna menolak dengan halus, karena memang Luna tidak memiliki perasaan khusus pada Rendi.
"Tapi Luna, aku sangat menyukai mu, tidak masalah jika kau tidak menjawabnya sekarang, aku akan menunggumu." Balas Rendi sembari menarik tangan Luna yang hendak pergi.
Melihat pemandangan itu membuat Winston sangat geram, apalagi saat Rendi memegang tangan Luna.
***
Tiba-tiba Lampu sudah menyala.
"Sayang!"
Semua orang di ruangan itu, dikejutkan oleh suara tersebut, karena terdengar sangat lantang.
"Yaampun lelaki jenis apa ini? kenapa sangat tampan? apakah dia nyata?" semua orang berbisik, karena mereka begitu mengagumi ketampanan Winston.
...
Tanpa menoleh Luna sudah tahu itu suara siapa.
"Berakhir sudah hidupku, padahal aku masih ingin menikmati dunia ini. Apakah memang aku ditakdirkan mati dalam usia muda?" gumam Luna ketakutan.
Dia sangat takut, dia kenal betul dengan Winston, apalagi sudah berulang kali Winston mengingatkan agar menjauhi pria yang lain.
"Hiks ... dunia ini jahat sekali padaku." Gumam Luna merasa hidupnya sedang terancam.