Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 ~ Eril dan Rahma
Kedatangan tamu secara tiba-tiba saat malam hari, membuat Alea sedikit kelabakan, terlebih tamu yang bertandang adalah adik Rocky bersama istrinya.
"Kabarmu baik?" tanya Rahma langsung memeluk Alea yang jauh lebih kurus, tidak seperti dirinya yang semakin membengkak karena terlalu bahagia.
"Saya baik."
"Anak-anak kamu mana?"
"Ada di kamar, sepertinya sedang belajar. Ayo duduk dulu." Alea mempersilahkan Rahma dan Eril duduk, setelahnya berjalan menuju dapur untuk membuatkan jus. Untung saja Adrian tadi datang membawa banyak bahan makanan, sehingga Alea tidak perlu berpikir keras harus menyuguhkan apa.
"Diminum dulu," ucapnya setelah kembali ke ruang tamu.
"Kenapa kak Rocky belum datang juga? Aku sudah memintanya pulang tadi," gumam Eril melirik arloji di pergelangan tangannya. Ia sedikit meringis mendapatkan cubitan dari istrinya.
"Aku sangat senang kamu mau kembali Alea. Kita bisa masak-masak bersama dan membawa anak-anak jalan bersama." Rahma berusaha untuk mencairkan suasana, terlebih ketika mendengar bel apartemen berbunyi, sudah dipastikan siapa yang datang.
"Aku akan membukanya." Alea beranjak.
"Kenapa mengundang kak Rocky, Mas? Mas sendiri yang bilang bahwa Alea dan kak Rocky belum akur," bisik Rahma.
"Justru karena itu mas mau mereka terus bertemu dan menciptakan momen tidak terduga, Humairahku. Jika terus menjauh, kapan mereka menyadari cinta masing-masing hm?" Eril balas membisik.
Sementara yang dibicarakan tampak terdiam di depan pintu. Bahkan Alea seakan enggang mengambil paper bag pemberian Rocky.
"Saya sengaja membelinya untuk anak-anak saat perjalanan pulang."
"Kamu bisa memberikannya sendiri," ujar Alea kemudian berlalu. Untuk sekarang hatinya telah lega lantaran sudah memegang perjanjian yang dibubuhi tanda tangan Rocky. Di mana Rocky tidak akan mengambil si kembar dan apartemen tersebut adalah milik si kembar. Rocky bersedia membiayai hidup Davino dan Devina hingga sukses nanti.
"Apa barang yang dibawa Adrian dari bogor sudah di antar?" tanya Rocky dan berjalan beriringan menghampiri adiknya.
"Sudah."
"Besok saya akan membawa kembar jalan-jalan, kalau kamu mau ikut saya tidak keberatan."
"Tidak, saya ada urusan besok."
Alea mengurungkan niatnya untuk duduk, ia kembali ke dapur demi menyiapkan jus untuk Rocky, barulah setelahnya ikut bergabung.
"Aku mengira Arumi tidak akan mengenali ibunya," celetuk Eril. "Tapi setelah mendengarnya histeris di telepon, aku lega. Ternyata ada pria yang diam-diam memperhatikan foto ibu dari anak-anaknya sebelum tidur," sindir Eril.
"Kau mau mati?"
"Jika istriku mengizinkan, Kak." Eril menyengir tanpa dosa, ia sengaja memainkan jari-jari tangan istrinya demi membuat Rocky cemburu dan segera memperbaiki hubungan dengan Alea. Jika boleh jujur, Eril tidak ingin memiliki kakak ipar seperti Arumi.
"Bicara apa kamu Mas? Kematian bukan candaan!" tegur Rahma.
"Apa kabar dengan Arhan?" tanya Alea mencoba akrab.
"Ada di rumah, dia tidak ikut karena sedang ke masjid saat kita pergi."
"Untunglah anak kalian ikut ibunya, saya tidak tahu apa yang terjadi jika mengikuti jejak ayahnya," sindir Rocky pada adiknya yang hanya takut pada tuan Cakra.
"Untunglah si kembar hidup bersama ibunya, atau mereka akan tumbuh tanpa hati nurani."
"Rocky!"
"Mas Eril!" tegur Alea dan Rahma serempak. Adik kakak itu jika tidak dilerai akan semakin menjadi-jadi.
"Maaf," lirih Eril.
Ke empatnya tampak terlibat pembicaraan ringan sekitar kehidupan. Sesekali candaan keluar dari mulut Eril, dan nasehat tidak langsung untuk Rocky dari Rahma atas perintah suaminya. Sebenarnya Rahma tidak enak jika harus menasihati Alea dan Rocky, lantaran dalam silsilah keluarga dia adalah adik.
"Alea, sesekali mampirlah ke rumah dan bawa si kembar. Pasti Arhan sangat senang bertemu," ujar Rahma berjalan beriringan dengan Alea menuju pintu setelah berpamitan pulang.
"Iya, nanti saya mampir."
"Kalau boleh memberi saran, cobalah jujur dengan hatimu sendiri. Apa yang kamu inginkan. Kamu juga tidak perlu terbebani dengan keadaan sekarang Alea. Tidak ingin kembali bersama Rocky, kamu tetaplah keluarga kamu. Jika kembali itu lebih baik." Rahma mengelus pundak kakak iparnya. "Jangan hanya melihat kebahagiaan anak-anak, kita juga berhak bahagia."
"Terima kasih nasehatnya."
"Kak Rocky, bukannya aku sok bijak nih. Tapi ada kalanya kita harus kehilangan sesuatu untuk mendapatkan yang lain. Jika menurut kakak yang akan datang jauh lebih baik, maka lepaskan yang ada dalam genggaman, tapi kalau dalam genggaman jauh lebih, biarkan yang akan datang dimiliki oleh orang lain," celetuk Eril sebelum benar-benar pergi bersama istri tercintanya.