Penyesalan Anak Durhaka

Jantung Arsen berdetak dengan cepat melihat foto yang sangat ia kenali, karena itu adalah foto keluarganya yang diambil 7 tahun lalu sebelum masalah dalam keluarganya terjadi.

Arsen menatap foto tersebut dengan senyum getir mengingat keluarganya yang dulu sangat harmonis, tapi semua sekarang sudah berubah sejak wanita itu datang dan merusak kebahagian keluarganya saat ini.

"Jadi bos sudah tahu siapa aku?" tanya Arsen sambil tersenyum getir.

"Jelaskan saja bocah empat mata jangan balik bertanya" hardik Sandro dengan suara tinggi.

"Maaf" ucap Arsen sambil menunduk.

Arsen menarik napas dalam dan membuangnya perlahan, karena harus menceritakan masalah dalam keluarganya yang selama ini ia tutupi dari semua orang.

Kalau dia adalah anak bungsu dari Agung Sanjaya seorang hakim sekaligus politikus terkenal di ibu kota.

"Itu adalah foto keluargaku 7 tahun yang lalu bos" ucap Arsen sambil tersenyum getir.

Denis dan Sandro saling melirik satu sama lain memberi isyarat jika Arsen pasti akan menceritakan semua tentang jati dirinya yang sebenarnya.

"Aku anak ketiga dari Agung Sanjaya dan aku yakin bos tahu siapa orang yang aku maksud"

"Wow bocah. Aku tidak sangka kamu itu anak dari politikus ternama di negara kita ini" ucap Sandro dengan kaget.

"Diam" hardik Denis dengan suara dingin sambil menatap Sandro dengan tajam.

"Maaf bos"

Arsen melihat mereka dengan wajah sendu membuat suasana didalam sana seketika terasa sunyi dan penuh haru. Setelah beberapa saat, akhirnya Arsen menceritakan semua masalah dalam keluarganya dan kenapa dia harus membangun cafe sendiri.

"Aku tidak menyangka orang seperti Agung Sanjaya ternyata seperti itu" ucap Sandro tak habis pikir.

"Aku juga tidak akan menyangka kalau ayah aku akan punya wanita lain dan mengkhianati ibuku" lirih Arsen dengan sedih.

"Jadi sudah 7 tahun kamu keluar dari rumah?" tanya Denis.

"Iya bos. Hanya aku yang keluar dari rumah sedangkan kedua kakak aku tidak karena mereka ingin menemani mama karena takut ayah akan memukul mama setiap kali kembali ke rumah" jawab Arsen dengan jujur.

"Kenapa kamu tidak membongkar perselingkuhan ayah kamu di publik?" tanya Sandro dengan penasaran.

"Mama tidak mau. Kami sudah memaksa mama untuk cerai saja tapi mama kekeh ingin mempertahankan pernikahan mereka" jawab Arsen dengan emosi.

Ketiganya diam tak berkata apa-apa setelah mendengar cerita Arsen dengan pemikiran masing-masing, karena memang mereka tidak tahu harus berkata apa.

"Apa yang kamu lakukan di firma hukum ayah kamu beberapa hari yang lalu?" tanya Denis dengan suara dingin.

"Aku pergi mencari sialan itu dan ingin memukulnya karena sudah membuat mama terluka bos" jawab Arsen dengan emosi.

"Kamu berhasil memukul ayah kamu?" tanya Sandro dengan cepat.

"No" jawab Arsen dengan lesu.

"Kenapa?" tanya Sandro lagi.

"Pengawal ayahku menghadang aku sehingga tidak berhasil memukulnya" jawab Arsen dengan sendu.

"Kamu bisa memukul ayah kamu saat ia berada di rumah" ucap Denis sambil tersenyum menyeringai.

"Ya bos benar" ucap Arsen tak berpikir sampai ke sana.

Arsen tersenyum penuh arti merencanakan pembalasan untuk sang ayah suatu saat nanti. Ia berpikir jika ia harus mulai tegas saat ini untuk membalaskan rasa sakit mamanya.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

2 Tahun kemudian

Tak terasa waktu berlalu dengan sangat cepat dan sudah 2 tahun berlalu sejak Arsen menceritakan mengenai identitasnya yang sebenarnya.

2 Tahun bukanlah tahun yang mudah untuk Denis, karena dalam 2 tahun terakhir ia seakan menghilang dari muka bumi hanya mengurusi perusahaannya dan kantor investasi yang ia bangun 2 tahun lalu.

Dalam kurun waktu 2 tahun Denis berhasil mengembangkan perusahaannya dan juga kantor DA Investment yang sekarang sudah berganti nama menjadi DA Bank Internasional.

~ DA Corp ~

Saat ini Denis sedang memandang keluar dari jendela kantor melihat suasana kota Jakarta yang sangat padat siang hari ini dari ruangannya yang berada di lantai 65.

Ya Denis sekarang hanya bekerja di perusahaannya yang sudah ia bangun kembali berlantai 65 dari sebelumnya yang hanya berlantai 25 saja.

Karena kegigihan Denis selama ini, akhirnya ia bisa membangun kembali perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan property hingga menjadi perusahaan nomor 2 di Asia.

"Bos" panggil Sandro dengan suara dingin.

"Heemmm" deham Denis yang semakin dingin dan kejam selama 2 tahun terakhir.

"Semuanya sudah menunggu di ruang meeting bos"

Denis tak berkata apa-apa lagi dan segera berlalu pergi menuju ruang meeting di lantai 63 untuk meeting bulanan seperti biasa.

Wajah datar dan dingin Denis semakin berkharisma menjadi daya tarik Denis selama ini, membuat setiap kaum hawa akan merasa terpesona melihat ketampanannya.

Meski begitu kekejamannya dalam dunia bisnis sudah tidak di ragukan lagi. Terbukti dalam  2 tahun saja Denis berhasil membawa perusahaannya berada di urutan 2 Asia berada di bawah BakerTech saat ini.

"Selamat datang presdir" ucap semua peserta meeting dengan serentak berdiri menyambut Denis yang masuk bersama Sandro.

"Meeting dimulai" ucap Rian sekertaris Denis dengan suara dingin.

Semua direktur dan manajer mulai mempresentasikan laporan mereka dengan gugup, karena aura yang dikeluarkan Denis sangat menakutkan apa lagi tatapan tajamnya yang seperti elang.

"Pecat dia dan black list namanya dari semua perusahaan" ucap Denis dengan suara dingin menunjuk direktur Pemasaran yang sedang melakukan presentasi.

Duar.............

Seperti di sambar petir semua karyawannya kaget bukan main mendengar ucapan Denis barusan dan sudah menebak jika ia pasti sudah melakukan kesalahan fatal.

Pemandangan seperti itu sudah tidak biasa lagi, karena sudah berkali-kali Denis memecat karyawannya yang sering kali melakukan kesalahan.

"Jika kalian ingin mencuri uangku sebaiknya kalian berpikir 1000 kali lipat" ucap Denis dengan suara dingin.

Glek............

Semuanya menelan salivanya dengan susah mendengar ucapan presdir mereka yang terdengar sangat menakutkan.

Bos semakin mengerikan, batin Rian bergidik ngeri.

"Rian bawakan semua laporan barusan ke ruanganku" titah Denis dengan suara dingin.

"Baik presdir"

Denis segera beranjak pergi dari sana meninggalkan ruang meeting diikuti oleh Sandro, sedangkan Rian masih memberi instruksi kepada yang lainnya untuk memberikan laporan dalam waktu 1 jam di ruangannya.

"Bos" ucap Sandro setelah mereka berada di ruangan Denis.

"Heemm" deham Denis dengan tatapan tajam.

"Ada laporan dari bank kita kalau ada kontrak pinjaman yang masuk dari BakerTech" lapor Sandro.

"Lalu?" tanya Denis dengan suara dingin.

"Orang yang menawarkan kontrak tersebut adalah Kenzo bos"

Glek...............

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

To be continue.............