NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 MAS

"Kak Lisa tadi jadi ke toko, Yang ?" tanya Billy di sela kegiatan makan siang kami.

Dia memang mengajakku untuk makan siang bersama di kafe dekat toko. aku pun mengiyakan karena dia terus mendesak.

"Iya". Jawabku sembari menyuapkan nasi goreng ke mulutku.

"Lama ?"

"Emm...gak. Cuma sebentar aja. Katanya mau quality time sama Mas Rama". Jawabku apa adanya.

"Kasihan sebenarnya sama Kak Lisa yang terpaksa harus LDR sama suaminya. Tapi mau gimana lagi, Mama juga gak bisa jauh dari Kaila. Beruntung Mama punya menantu kayak Mas Rama yang pengertian sama mertua."

Aku pun mengangguk-anggukkan kepala tanda sependapat dengannya.

"Namun kalau kita udah nikah, aku gak mau LDR, Yang." ucap Billy menatapku lekat.

Aku pun menunduk menyembunyikan pipiku yang merona. Terkadang masih merasa malu jika dia memanggilku "Sayang" di tempat umur seperti ini.

"Aku pengen ngobrol serius sama kamu. Makanya aku ngajak kamu makan bareng." ucapnya dengan serius.

Aku pun mendongak untuk menatap netranya.

"Mau ngomong apa ?"

"Ini tentang hubungan kita. Keluarga kamu dan keluarga aku sudah sama-sama setuju. Sekarang tinggal kita yang menentukan langkah selanjutnya ?"

"Lalu ?" tanyaku penasaran.

Billy berdehem sebelum menjawab pertanyaanku.

"Maksud aku, gimana kalau kita menikah dalam waktu dekat ? Minggu depan aku lamar kamu. Sebulan setelah lamaran, kita langsungkan akad nikah sekaligus resepsi."

Mataku melotot tak percaya dengan rencananya yang terkesan terburu-buru.

"Kok mendadak banget sih ?" protesku.

"Mau nunggu apa lagi sih, Yang. Kamu dan aku udah sama-sama cocok satu sama lain. Keluarga kita juga udah mendukung. Apa lagi yang membuat kamu ragu ?" tanya Billy dengan ekspresi kesal.

"I...tu..maksud aku, aku gak siap kalau secepat ini." ucapku lirih.

"Kamu siapnya kapan sih ?" tanya Billy putus asa.

Aku hanya bisa terdiam. Karena aku pun tak tau kapan aku siap membina rumah tangga lagi. Kadang hatiku yakin, kadang pula masih meragu.

Melihatku yang hanya diam. Membuat Billy menghembuskan nafas kasar. Dia meraih tanganku yang ada di atas meja dan meremasnya lembut.

"Kok diam ? Kenapa hmmm ?" tanyanya lembut.

"Maaf kalau aku terkesan mempermainkan kamu. Tapi aku gak bisa secepat ini. Aku butuh waktu buat penjajakan lebih jauh. Aku takut kejadian dulu terulang lagi. Bill." ucapku dengan mata berkaca-kaca.

"Aku juga minta maaf kalau aku seperti memaksa kamu. Itu karena aku sayang banget sama kamu, Luna. aku gak mau kehilangan kamu lagi."

Aku memberanikan diri menatap netranya. Disana terpancar keseriusan dari ucapannya.

"Aku rasa waktu kita dekat selama berbulan-bulan sudah lebih dari cukup untuk sebuah penjajakan. Aku juga yakin, kamu bisa menilai tulus tidaknya keluargaku. Sekarang, kita bisa melangkah perlahan menuju gerbang pernikahan. Mari kita bangun keluarga kecil yang bahagia !" pintanya penuh harap.

"Aku akan selalu berusaha memberi kebahagiaan buat kamu. Supaya kamu lupa dengan luka masa lalu. Dan yang kamu tau, bahagia itu cuma sama aku." lanjutnya dengan tersenyum lembut.

Aku pun mengangguk dan meneteskan air mata karena terharu dengan kesungguhannya. Mungkin ini memang sudah waktunya untukku menapaki hidup baru.

"Makasih, Sayang. Aku gak akan menyia-nyiakan kepercayaan kamu sama aku." ucap Billy yang ikut meneteskan air mata bahagia.

Setelah cukup tenang. Billy pun melanjutkan obrolannya.

"Untuk dekorasi, MUA, dan keperluan lainnya aku serahkan sama kamu. Kamu bisa pilih sesuai impian kamu. Biar aku mewujudkan wedding dream kamu. Tenang ! Masalah harga kamu gak usah pikirin. Yang penting kamu bahagia, aku usahain."

"Gak diskusi sama kamu dan keluarga kamu dulu ?" tanyaku heran.

"Gak usah, Sayang. Aku ikut pilihan kamu aja. Karena itu pasti yang terbaik. Mama juga pasti dukung tanpa mau ikut campur. Karena ini kan acara buat kita berdua."

"Kalau cuma akad aja, mau gak ? Gak usah gelar resepsi." tanyaku hati-hati takut membuat dia marah.

Billy terlihat kaget dengan permintaanku dan segera mengubah raut wajahnya seperti biasa.

"Emang kenapa ? Biasanya perempuan suka gelar resepsi." selidiknya.

"Aku malu." cicit ku.

"Kenapa malu, Yang ?" kekehnya.

"Eemm...kan aku jan...da." ucapku terbata.

"Kenapa harus malu ? Justru kalau bisa pernikahan kita harus lebih mewah dari pernikahan pertama kamu dulu. Nanti kita foto, terus upload ke medsos. Siapa tau mantan kamu kepanasan lihat kamu bersanding di pelaminan dengan laki-laki yang tampan rupawan ini." ucap Billy penuh percaya diri.

Aku memberi ekspresi ingin muntah yang mengundang gelak tawanya.

"Diihhh PD banget." cibirku.

"Iya dong, Sayang. Kalau gak ganteng. Pasti kamu gak mau. Ya kan..ya kan ?" godanya menarik turunkan alisnya.

Aku hanya bergeleng kepala mengahadapi tingkahnya yang terkadang absurd.

"Kamu gak setuju kalau aku maunya cuma akad aja ?" tanyaku memastikan.

"Buat aku, pernikahan itu cukup sekali seumur hidup. Makanya aku pengen hari itu menjadi hari yang paling berkesan sepanjang sejarah hidup aku. Jadi aku pengen kamu menjadi perempuan paling bahagia di hari itu." ucapnya dengan binar bahagia.

"Sekali seumur hidup ?" ulangku.

"Lho...emang kenapa ?" tanya Billy dengan kening mengeryit.

"Berarti aku gak usah nikah lagi. Kan dulu udah pernah NIKAH." ucapku penuh penekanan di akhir kalimat.

Billy tergagap seakan menyadari kesalahannya. Dia ingin meraih tanganku, tapi gegas ku tarik dan melipatnya di dada.

"Maaf, Sayang. Bukan maksud aku pengen menyinggung perasaan kamu. Aduhh...gimana ya jelasinnya ?" ucap Billy sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kalau kamu pengen nyari yang SEKALI SEUMUR HIDUP, sana cari perawan ! Jangan nyari JANDA." ucapku ketus yang entah kenapa mudah baper.

"Yang, kok ngomong gitu. Kan aku bilang itu buat aku. Bukan buat kamu. Jangan baper gini, Yang !" pintanya memelas.

Aku mengacuhkannya dengan membuang muka ke arah lain. Billy yang menyadari aku masih marah pun makin kalang kabut berusaha membujuk.

"Yang, jangan marah dong. Mau es krim gak ? atau mau permen ? Sini aku beliin." ucapnya tanpa beban.

Aku yang tak menyangka kalimat itu akan meluncur dari bibirnya hanya bisa mendelik.

"Lho kok mukanya gitu ? Ayo jajan es krim !" ucapnya bangkit sambil menarik tanganku.

"Billy, iihhhh." ucapku sebal.

Billy hanya tersenyum geli melihat tingkahku dan kembali duduk di kursinya.

"Udah ngambeknya ya, Sayang. Nanti cantiknya hilang lho !" ucapnya masih saja mengodaku.

"Biarin !" ucapku dengan bibir mengerucut.

Cekrekk...cekrek...cekrek.

Tiba-tiba saja Billy mengeluarkan ponsel dan membidikkan kamera ke arahku.

"Aduduuuuhhh...calon ibu dari anak-anakku tetap CANTIK meskipun cemberut gitu." ucapnya dengan nada lebay.

"Kok di foto sih ? Hapus gak ?" tanyaku panik. Aku yakin potoku terlihat sangat jelek karena cemberut.

"Kalau kamu gak mau hapus, kamu mau apa ?" tantangnya.

Aku pun berusaha merebut ponsel dari tangannya tapi kalah cepat. Dengan gesit Billy memasukkan ponsel ke saku depan celananya. Dengan santainya dia berdiri di hadapanku.

"Ayo ambil ponselnya kalau bisa, Sayang !" ucapnya tanpa dosa.

Aku meneguk saviva susah payah. Tak menyangka dia bertindak senekat ini.

"Kembali duduk gak ?" tekanku dengan suara lirih karena beberapa pasang mata menatap ke arah kami.

"Katanya mau ngambil ponsel aku, nihhhh !" ucapnya sambil menggoyangkan kakinya.

"Duduk !" titahku.

"Gak jadi ambil ponselku ?" godanya.

"Gak usahhh !" ucapku gemas.

"Padahal kalau mau ambil mah, ambil aja. Gak papa kok."

"Gak usah. Sekarang kamu duduk aja deh ya !" ucapku sambil merapatkan gigi sakit gregetan.

"Gak mau. Panggil 'Mas' dulu baru aku mau duduk !" pintanya dengan raut jenaka.

"Mas ? Yang benar aja. Kamu mau di panggil Mas ? Kan kita cuma beda beberapa bulan aja." tanyaku heran dengan permintaan nyelenehnya.

"Tetap aja aku lebih tua dari kamu meskipun cuma beberapa bulan. Lagi pula aku bakal jadi suami kamu. Masa kamu panggilnya Billy Mulu ? Gak romantis banget." ucapnya tegas.

Aku yang kadung malu dilihat orang-orang. Akhirnya mengiyakan permintaannya tanpa berdebat.

"Oke. Sekarang kamu duduk ya, MAS ! Malu diliatin orang." ucapku dengan nada lembut dibuat-buat.

"Kayak gak ikhlas gitu manggilnya." protesnya yang masih setia berdiri di hadapanku yang sedang duduk.

"Sekarang Mas duduk ya ? Aku ngomong sambil mendongak." pintuku lembut.

AJAIB ! Dia langsung menuruti dan kembali duduk anteng di kursinya.

1
kalea rizuky
kabar firman gmna Thor
kalea rizuky
lunn jangan main api
Agunk Setyawan
Luna juga sama aja
kalea rizuky
Billy ini egois bgt tau
kalea rizuky
kapokkk lu firman makan itu jalang hahah
kalea rizuky
lagian aneh mantan suami goblokk aja masih di inget buat dia tegas donk Thor jangan menye menye g jelas najis amat emank mau bekas Siska menjijikkan lama lama baca ini
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!