Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertama
Key menghamburkan dirinya memeluk Dendy dari belakang ketika pria itu selesai menunaikan ibadahnya. Dendy sampai lupa ibadah Isya karena pernikahan yang serba dadakan. Masih pukul 11 malam dan kini mereka berada di satu kamar yang sama.
"Sayang," ucap Key sedikit manja.
"Hemm udah nikah langsung ngelendot, kamu udah shalat belum?" tanya Dendy
"Ya kan udah halal yank, udah dong. Aku shalat sebelum kamu sama keluarga kamu datang," jawab Key melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Dendy.
Dendy yang baru saja melipat sarung akhirnya lipatannya menjadi berantakan. Ia pun meletakkannya saja di meja tanpa melipatnya, karena Key menariknya paksa menuju tempat tidur.
"Kenapa sih sayang?" tanya Dendy pura-pura tidak tahu
"Hemmm itu....," ucap Key malu.
Dendy mengerutkan alisnya, "Key tidak pernah seperti ini. Apakah reaksinya menjadi berbeda ketika sudah halal?" pikir pria itu.
Setelah Dendy duduk di ranjang, Key mendorongnya pelan hingga Dendy merebahkan tubuhnya. Wanita itu bertingkah seakan-akan menggoda Dendy.
Key menduduki kedua paha Dendy dan membungkukkan badannya mencium bibir suaminya.
Ciumannya berbeda
Dendy mendorong tubuh Key pelan.
"Kamu Lastri kan?" tanya Dendy sedikit sadar
"Apaan sih, jahat banget ngatain aku Lastri. Aku key!" seru Key melotot.
Ya andalan wanita itu melotot.
"Tapi....,"
"Tapi apa!" tanya Key melotot lagi dan sekarang dia malah mundur dan melipat kedua tangannya didepan.
"Ciumannya.... berbeda," ucap Dendy yang hapal sekali dengan cara berciumannya dengan Key.
"Ah aku kesel tauk gak. Kau sengaja berubah, aku pengen ngerayu kamu sekali-sekali tapi ujung-ujungnya malah ngatain aku ini wanita lain. Kamu tuh cinta aku atau Lastri?" tanya Key kemudian turun dari pangkuannya dan duduk di ranjang membelakangi Dendy.
"Ih ini serius Key sih kalau marah gini, duh..." gumam Dendy
"Key jangan marah dong, kan aku cuma waspada. Takutnya si Lastri datang, nyamar jadi kamu. Ini kan masih malam," ucap Dendy menaruh dagunya di bahu Key dan berbicara pelan berbisik di telinganya. Kini dia harus membujuk Key.
Dendy mengecup pipi Key yang masih cemberut, "ayo dong jangan cemberut," dan terus mengecupi pipinya berkali-kali hingga Key tergeli akibat brewok Dendy yang menyentuh kulitnya.
Key tertawa kecil dan berbalik kearah Dendy.
Mereka bermesraan lagi dimulai dari kecupan-kecupan kecil. Dendy membuat Key berbaring di ranjang dan pria itu memulai aktivitas malamnya
"Beneran ini ciumannya beda," batin Dendy
Pria itu menghentikan ciumannya dan memandang lekat Key
Tatapannya sama persis.
"Kenapa berhenti?" tanya Key
Tapi jujur Dendy tidak merasakan debaran apapun saat mengecup Key yang ada didepannya ini.
"Sayang sebelum kita begituan, kita baca doa dulu yuk,'" ajak Dendy memutar otak.
"Ya udah kita berdoa," Key kemudian memejamkan mata dan berdoa dalam hati
Dendy tidak mendengarnya
"Key sayang, kita doa sama-sama, yuk,"
"Astaga sayang mau gituan aja kok dibikin ribet sih?"
Jelas ini bukan Key, batin Dendy
Dendy pun membacakan kalimat pengusir jin dan setan dalam hatinya Key tidak berteriak tetapi wanita itu terlihat menggeliat kepanasan.
"KEY!..KEY!" teriak Dendy sambil melihat pintu kamarnya. Kemudian ia terus-meneruskan bacaannya sambil memegang lengan Key yang ada di depannya
"Kamu kenapa sih, aku ini Key," ucap wanita yang berbaring diranjang itu.
Tak berapa lama Key membuka pintu, Dendy menoleh ke arah pintu dan wanita yang berbaring di ranjangnya telah menghilang.
"Kenapa sih yank teriak-teriak," tanya Key
"Astaga bener kan apa yang kurasakan tadi," sahut Dendy
Key kebingungan.
"Sini, come to papa," ucap Dendy merebahkan dirinya dan memanggil Key dengan melambaikan tangannya
"Haha, apaan sih. Geli tau gak," sahut Key
Tetapi wanita itu menghampiri Dendy juga, tak lupa ia mengunci pintu kamarnya.
Key duduk ditepi ranjang, dan Dendy langsung memeluknya erat. Jantungnya berdebar, berbeda saat ia memeluk Key yang palsu.
"Aku sayang kamu," ucap Dendy
"Ya,"
"Ya doang? Kamu sayang ga sama aku," tanya Dendy
"Enggak,"
"Ih, jahat banget sih,"
"Hehe ya jelas sayang lah, kalau enggak buat apa aku terima lamaran kamu,"
Dendy gemas dengan wanita didepannya ini, Dia langsung menarik Key untuk berbaring bersamanya.
"Aduuh Dendyy sakit tauuk masak ditarik sih," keluh Key
"Abisnya kamu gemesin,"
Dan mereka pun berciuman.
Kali ini rasanya sama seperti apa yang Dendy rasakan sebelumnya.
"Ini beneran Key, dia melakukannya sangat lembut," batin Dendy
"Kita berdoa dulu yuk, sebelum gitu,"
"Iya, sama-sama ya?"
Dan mereka pun berdoa bersama sebelum melakukan penyatuan.
"Dend, nanti jangan tidur ya. Pokoknya jangan tidur sebelum matahari terbit
"Emangnya kamu kuat sampe pagi hehe,"
"Ihh apaan sih. kan bisa diselingi obrolan,"
"Kalo ngobrol yang ada ngantuk Key, udah ah diem no komen. Kamu sekarang milikku dan harus nurut apa kataku," ucap Dendy
"Yang lembut ya sayang,"
"Ya, tapi ga janji,"
Dan mereka pun malah terus bercanda sampai akhirnya capek sendiri. Saat lampu dimatikan, saling memandang, diam tak bicara dan hening menyapa disitulah keduanya merasakan hasratnya sendiri. Dimulai dari saling memandang, menyatukan jari jemari belaian lembut di pipi, kecupan kecil di kening, pipi, hidung, telinga, bibir turun ke leher dan bagian-bagian sensitif.
"Dendy...aku cinta kamu," ucap Key sebelum Dendy memasukkan benda keras yang dapat membuat key berteriak kesakitan.
Emang ngapain yak🤔🤭