Seorang gadis yang di khianati oleh sahabat juga kekasihnya harus rela meregang nyawa dan berpindah ke tubuh seorang wanita yang sama sekali tidak di hiraukan oleh suaminya
Bagaimana cerita selanjutnya? cus baca yuk zheyeng 🏃♀️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secangkir Kopi Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginginkan Saham
Pagi ini hujan mengguyur kota B. seperti biasa Farzana sudah disibukkan dengan alat-alat dapur. Meskipun cuaca sedang tidak cerah, di saat gerimis seperti ini yang lain pada sibuk bergelung di dalam selimut, istri sah dari Arzan itu tetap melakukan kebiasaannya, ya membuatkan sarapan untuk semua orang yang ada di rumah.
"Akhirnya beres juga. Saatnya membangunkan yang lain untuk sarapan" ucap Farzana.
setelah mencuci tangannya, Farzana melenggang pergi menuju kamar masing-masing.
Tok tok tok
Farzana mengetuk kamar dari Misha.
Tak ada sahutan dari dalam dan diyakini gadis tomboy itu masih terlelap dan berada di alam mimpinya.
Ceklek
Syukurnya Farzana memiliki kunci cadangan setiap kamar yang ada di rumah itu. Jadi meskipun kamar dikunci Farzana tetap bisa membukanya.
"Kan apa yang ku bilang. Pastinya gadis tomboy ku ini masih berada di alam mimpinya" ucap farzana setelah melihat Misha masih bergelung di dalam selimut.
Farzana mendekati Misha, kemudian naik ke atas tempat tidurnya, seperti yang sudah-sudah dirinya akan menjepit hidung dari sahabat tomboy nya itu untuk membangunkan sahabatnya itu.
Plakk
Farzana belum sempat menghindar tangan mulusnya menjadi sasaran tamparan dari Misha.
"Au, kejam" Farzana mengaduh kemudian mengusap-usap tangannya yang kena tampar.
Misha membuka kedua matanya dan memandang farzana yang berada di samping itu.
Sedangkan Farzana yang dipandang hanya tersenyum sembari terkekeh.
"Gue bangun, keluar sono" usir Misha pada Farzana.
"Jangan lama-lama" pesan Farzana kemudian beranjak pergi.
Setelah dari kamar Misha, Farzana melanjutkan menuju kamar dari Alya.
Tok tok tok
"Al bangun cepet mandi sarapan udah siap" teriak Farzana.
"YA" sebuah sahutan dari dalam kamar dengan suara berteriak juga.
"Jangan lama" balas Farzana kemudian beranjak pergi menuju kamar Julio.
Tok tok tok
"Om Jul...... bangun Om sudah tengah hari ini" teriak Farzana dari luar kamar pria gemulai itu.
Ceklek
"Yeyy berjanda eh, sekarang masih pukul 6 pagi buta, yeyy teriak-teriak macam di hutan" sungut Julio setelah membuka pintu kamarnya dan menemui gadis itu.
Sedangkan Farzana hanya tertawa terbahak-bahak menanggapi perkataan dari Julio.
"Ya sudah cepet mandi abis itu kita sarapan" ucap Farzana.
"Hemm" Julio hanya berdehem menanggapi perkataan dari Farzana.
*
*
*
*
*
Di rumah sakit.
Ceklek
William masuk kedalam ruangan dari Davina.
"Bagaimana keadaanmu hari ini Nyonya?" tanya William kepada Davina.
"Sudah mendingan dokter hanya saja terkadang gatal dan perih itu tiba-tiba saja datang" jawab Davina.
...ilustrasi keadaan Davina...
"Untuk saat ini saya hanya bisa memberikan salep penghilang sementara perih dan juga gatal itu. Tapi untuk ke depannya saya akan berusaha membantu menghilangkan gatal dan juga ruam yang ada di wajah serta leher Nyonya" ucap dokter William.
Sedangkan Davina hanya mengangguk lesu mendengar ucapan dari dokter William.
"Kalau begitu saya pergi dulu Nyonya" ucap dokter William berpamitan.
Davina hanya menganggukkan kepalanya kemudian memandang kiri dan kanan mencari keberadaan dari kekasihnya yaitu Arzan.
"Arzan ke mana sih kok nggak kelihatan dari Aku bangun sampai sekarang" ucap Misha bingung.
"Ya sudah deh Aku tidur aja kalau kayak gitu" kemudian Davina merebahkan kembali tubuhnya dan memejamkan kedua matanya.
Sedangkan orang yang dicari Davina saat ini sedang berada tak jauh dari rumah yang ditempati Farzana.
"Kamu saat ini pasti sedang memasak kan sayang" ucap Arzan yang tidak sadar mengucapkan kata sayang.
Ya, sedari subuh dia Arzan sudah nangkring tak jauh dari rumah yang di sewa oleh Misha tersebut.
Sedangkan saat ini, Farzana dan yang lainnya sudah memulai sarapan pagi mereka.
*
*
*
*
*
"Cari tahu siapa yang melakukan hal itu" perintah William kepada seseorang di telepon genggamnya.
Bip
"Aku penasaran, apa motif sebenarnya dari orang itu memberikan itching itu pada Nyonya Davina" gumam dr. William.
*****
"Hari ini Lo bakal ke kantor Rathi kan Al?" tanya Misha.
"Ya, ada pemotretan lagi" jawab Alya.
"Gue gak bisa menemani, jadi Julio yang akan pergi bersama mu" ucap Misha.
"Hah, ekye nekk?" kaget pria gemulai itu.
"Kenapa" tanya Misha dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Ah, anu nekk eyke janji suci hari indang" sahut Julio.
"Sama siapa? Sama pria Jepang itu?" tanya Misha lagi dengan sorot mata tajam.
Julio meneguk salivanya melihat pandangan dari sahabat tomboynya itu.
"Ah i-iya nekk. Tapi menemani Zuardi lebih penting deh nekk kalau bukan eyke sapose yang akan permak yeyy, yekan Zuardi?" sahut Julio sembari bertanya pada Alya.
"Hemm" hanya deheman yang terdengar dari Alya.
Kemudian hanya ada kekehan kecil yang terdengar dari pria gemulai itu.
Sedangkan Farzana yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya bisa menahan senyum melihat Julio yang seperti ketakutan memandang sahabat tomboynya itu.
"Zan, gua ada urusan sekarang. Lo kalau mau pergi sama Elvan, pergi aja tapi tetap hati-hati" ucap Misha dan Farzana pun tersenyum riang.
"Makasih Mis" sahut Farzana berdiri dan mendekati Misha kemudian memeluk sahabatnya itu.
"Gue pergi sekarang ya" ucap Misha dan di angguki oleh yang lain.
"Nona Zana, saya juga pamit ya" ucap Alya yang sudah bersiap untuk pergi.
"Ya, hati-hati di jalan Al dan Om Jul jaga mata eh" sahut Farzana yang masih sempat-sempatnya menggoda pria gemulai itu.
Sedangkan Julio hanya bisa mencebikkan bibirnya.
*****
Brakk
Seseorang menendang sebuah pintu.
"Ee busyett" kaget seseorang bernama Jalu.
"Mana Bos mu?" tanya Misha.
Jalu meneguk salivanya saat memandang Misha.
"Sebentar ya Nona" ucap Jalu beranjak pergi menuju ruangan Bosnya.
Beberapa waktu kemudian.
"Selamat datang di markas saya Nona muda Fauza" sapa seorang lelaki gendut bertubuh tinggi besar (macam raksasa ehee canda).
"Gak usah banyak basa basi sama gue" ucap Misha memandang remeh pada pria di depannya ini.
"Hahahaha, ternyata Nona muda Fauza ini tidak sabaran ya" ucap lelaki itu lagi.
"Kubilang jangan terlalu banyak bicara langsung pada intinya saja" ucap Misha datar.
"Baiklah, baiklah. Kita ke intinya saja. Aku menginginkan seluruh saham perusahaan dari Fauza" ucap lelaki itu santai.
"Hemm, kalau Aku tidak mau memberikannya padamu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Misha.
"Maka, ucapkan selamat tinggal pada dunia" sahut pongah dari lelaki itu.
"Begitukah? Apa kau yakin bisa membuat ku pergi dari dunia ini?" tanya Misha tersenyum miring.
"Kenapa tidak? Kamu sendirian disini sayang, kau berada di daerah kekuasaan ku" ucap lelaki itu kemudian tertawa.
"Kalau begitu, ayo kita mulai permainannya?" ucap Misha yang memasukkan sebelah tangan kanannya ke dalam belakang bajunya.
Kemudian...
...Continue......
Untuk kakak semua yang sudah berkenan untuk mampir ke cerita receh ini ay ucapkan terima kasih banyak atas segala dukungannya.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya ya zheyeng berupa like komen tambah favorit juga biar tau update nya Farzana jangan lupa juga kasih rate bintang lima ya.
...Salam hangat dari Aya ❤️...