Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat
Setelah banyak drama yang terjadi, akhirnya Smith dan Amelia berangkat menuju kampung halaman Amelia. Tapi Roy tak jadi ikut karena tiba-tiba saja karyawan di kantor menghubungi nya kalau Marissa datang kembali.
"Kau urus wanita itu, aku akan pergi bersama supir pribadi saja. Ingat, jangan bilang apapun pada wanita itu atau Appa sekali pun, tutup mulutmu."
"Baik, saya mengerti tuan." Jawab Roy, setelah itu mereka berpisah di parkiran Apartemen. Roy dengan mobil nya segera pergi ke kantor mengurusi tunangan tuan muda pembuat onar itu dan Smith pergi bersama supir pribadi nya.
Sepanjang perjalanan, Smith hanya diam. Mungkin dia kesal karena tak bisa menyalurkan hasrat nya pagi tadi gara-gara gadis nya malah kedatangan tamu bulanan.
Amelia sesekali mencuri pandang ke arah pria itu, tapi pria itu tak menanggapi dan hanya menatap lurus ke depan.
Amelia menghembuskan nafas nya perlahan, dia tak tau harus dengan cara apa dia memperbaiki mood lelaki dewasa itu. Kalau pun di bujuk, mungkin akan sulit.
"Tuan.."
"Hmmm." Pria itu hanya berdehem sebagai jawaban.
"S-sakit.." Ringis Amelia sambil memegangi perut nya yang tiba-tiba kram datang bulan. Keringat membanjiri kening nya, Smith menoleh dan dia segera mendekap Amelia.
"Apa tak ada obat untuk nyeri datang bulan nya?" Tanya Smith sambil mengusap-usap perut Amelia, tangan itu dengan cekatan menyusup ke dalam dress yang Amelia kenakan, memang tangan yang sudah pro itu berbeda.
"Bisa di lanjutkan tuan, terasa nyaman."
"Baiklah, kamu tidur saja mungkin sampai nya besok pagi." Ucap Smith dia menyandarkan kepala gadis itu ke dada nya dan sesekali melayangkan kecupan-kecupan singkat di puncak kepala gadis nya itu.
Amelia tersenyum samar, modus nya berhasil. Apapun alasan nya dia tak mau pria itu mendiamkan nya dan lihat, cara ini berhasil. Berpura-pura sakit padahal rasa kram nya tak sesakit itu, lagi pun dia sudah terbiasa dengan sakit nya, karena setiap bulan dia mengalami nya.
"Mau ngemil atau minum?" Tawar Smith.
"Mau minuman pereda nyeri haid aja tuan, dua botol ya."
"Baik, kita berhenti di tempat peristirahatan di depan."
....
Amelia tengah melamun sambil merasakan perut nya yang mulas melilit, Smith pergi ke minimarket untuk membeli minuman pesanan gadis nya.
Tapi tak lama, pria itu datang dengan beberapa kantong kresek yang memenuhi tangan nya.
Amelia tepuk jidat melihat kelakuan pria kaya nan tampan itu, seperti nya dia malah membeli satu minimarket hanya untuk nya saja.
Tak asisten tak atasan nya, semua sama bar-bar nya. Tadi pagi dia di hibur dengan kelakuan asisten pria itu yang membelikan nya 5 pak besar pembalut, seperti perkataan nya pembalut itu cukup untuk satu tahun.
Sekarang tuan muda nya yang bertingkah, dia membeli sekresek besar minuman pereda nyeri haid dengan berbagai macam rasa, padahal dia pesan cuma dua botol kan? Dari kapan dua botol itu sebanyak ini?
"Ini terlalu banyak tuan, jangan membuat aku malu. Lagi pun mulas nya di hari pertama dan kedua saja, selebih nya takkan mulas lagi."
"Tak apa sayang, minum saja semampu mu. Ayo ngemil, biar gendut." Tawar Smith menyodorkan kresek berisi camilan padanya. Amelia yang tadinya cemberut mendadak tersenyum manis dan segera membuka bungkusan keripik.
.....
Di kantor Roy sedang berhadapan dengan mbak kunti yang sedari tadi mengoceh hingga air ludah nya muncrat ke mana-mana. Roy menghela nafas nya berat, lama-lama disini bisa membuat kewarasan nya menghilang.
Ada tuan bucin dan Nona manis, lalu ada nenek lampir biang masalah, doyan bikin keributan dengan selalu mengatas namakan dirinya adalah Nyonya Alexander, padahal keberadaan nya saja sudah tak dianggap lagi oleh Smith.
"Sudah marah-marah nya Nona? Capek ya ,haus?" Ledek Roy dengan senyuman jahil nya.
"Heeh, seret banget Roy."
"Minum disini bayar mbak, gak ada yang gratis di dunia ini kecuali kamu." Sindir Roy. Dia punya kartu as wanita itu.
"Kamu tak berminat mencoba goyangan ku Roy?" Tanya Marissa dengan senyum nakal nya, dia sengaja menaikan kaki nya hingga membuat dress mini nya terangkat dan memperlihatkan paha putih mulus hingga dalaman nya yang terhalang segitiga tipis berwarna hitam.
"Aku tak suka wanita bekas orang lain, itu mu sudah di masuki berapa pria hmm? Aku tak berminat sama sekali." Jawab Roy datar.
"Ckkk, apa kau tak tergoda? Aku ragu, apa kau pria normal atau belok?" Tanya Marissa meledek, selama dia berhubungan dengan Smith dia tak pernah melihat sekali pun asisten nya itu menggandeng wanita atau mendengar kalau pria itu memiliki kekasih.
"Saya pria tulen, jangan menghina ya. Saya menghormati wanita, termasuk anda sebagai tunangan tuan muda. Ehh, tunggu! Maksud ku tunangan yang tak di anggap, ngenes sekali nasibmu Mbak."
"Berhenti memanggil aku mbak, aku masih muda." pekik Marissa.
"Mbak kunti atau nenek lampir gitu, julukan yang sangat tepat untuk wanita seperti anda."
"Asisten sialan, setelah menikah dengan Smith aku akan menendang mu sejauh mungkin."
"Silahkan, jika tuan muda setuju." Bangga Roy, tuan muda nya pasti lebih membela dirinya daripada wanita di depan nya.
Lagi-lagi Marissa kalah telak, dia tertampar lagi oleh kenyataan. Mati kutu sudah, daripada lebih tersindir lagi lebih baik dia pergi. Tadinya ingin meminta Smith untuk melanjutkan pernikahan nya, tapi pria itu tak ada di kantor dan dia malah bertemu asisten menyebalkan.
"Tunggu, aku ingin tau. Apa OG itu ada?" Gumam Marissa.
Dia pergi ke receptionist dan menanyakan keberadaan Amelia.
"OG atas nama Amelia sedang cuti pulang kampung karena orang tua nya sakit, Nona."
"Kebetulan sekali, apa ini hanya sekedar kebetulan atau kecurigaan ku selama ini memang benar kalau OG itu adalah simpanan Smith?" Batin Marissa.
"Nona.." Receptionist itu melambaikan tangan nya ke arah Marissa membuat wanita itu tersadar dari lamunan nya.
"Ahhh maaf, saya permisi. Terimakasih informasi nya." Marissa pergi dengan perasaan kecewa, dia tak bisa bertemu dengan Smith, dan harus kembali menelan pil pahit kalau pria itu tak ada di kantor.
Disisi lain hati nya berkecamuk, apa Smith dan OG itu memang punya hubungan spesial? Tapi dengan cepat dia menepis prasangka itu, dia tau gadis itu bukan tife tunangan nya.
....
Amelia tertidur di pelukan hangat Smith, dia sangat nyaman di posisi itu. Bahkan keripik di tangan nya saja belum habis, tapi gadis itu malah ketiduran dengan mulut yang masih ada keripik nya.
"Menggemaskan sekali gadis ku ini, selain cantik dia juga sederhana, aku semakin mencintai dirimu Amelia Putri."
"Kau mampu membuat aku jatuh cinta setiap hari nya.."
....
🌻🌻🌻
garing ya? maat author lagi bad mood lagi🤣🤣a