Selamat Membaca kisah Key And Bian 💖💖
Takdir masa lalu Presdir Adiguna Group dan seorang model bernama Jesika, telah membuat sebuah benang kusut untuk kehidupan anak-anak mereka.
Key dan Bian dua manusia yang mengenal arti cinta dengan cara berbeda. Semua terasa sederhana jikalau itu hanya tentang rasa mereka berdua. Tentang cinta berbeda status, tentang orang ketiga. Namun takdir masa lalu orangtua telah menyeret mereka dalam hubungan rumit tentang penghianatan, tentang ibu yang tersakiti, tentang kebencian yang diwariskan.
Dan bagaimana kalau takdir masa lalu itu memunculkan seseorang, anak yang tak diketahui. Dari situlah rumitnya takdir masa lalu itu akan terurai.
Akankan cinta Key dan Bian bersatu menuju perayaan?
Akan ada banyak tawa dan bahagia, namun juga akan ada airmata.
selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta (Part 7)
Para pelayan membawakan makanan
dari gerai makanan. Semua staff pemilik gerai makanan sibuk meracik makanan mereka masing-masing ke
dalam mangkok, piring atau gelas saji. Key pun demikian, dia hanya melihat tanpa
ekspresi saat Bian turun dari podium tadi. Laki-laki itu tidak menolehnya, atau
melirik sekali pun tidak. Ia berjalan datar lalu duduk di kursinya tadi.
“ Duduklah Mba, biar aku yang lakukan.”
“ Aku gak papa Bas.”
“ Tubuhmu gemetar Mba.”
Ada air mata tanpa alasan menetes
di ujung mata Key. Ia tidak tahu alasanya apa. Keterkejutannya saat mendapati
kenyataan bahwa Bian adalah seorang laki-laki kaya, CEO sebuah mall terbesar di
Asia. Atau pengumuman pertunangan ini. Basma menarik tubuh Key untuk duduk,
sekarang ia cekatan meracik somai. Menuang bumbu, saat para pelayan datang untuk
mengambil makanan ia sudah siap siaga. Kerjanya memang saat teratur dan
tangkas.
Key mencari wajah itu, dalam
iringan sebuah lagu manis yang dibawakan dua penyanyi ternama. Dia terdiam,
menatap lurus dan dingin ke arah panggung, seolah sedang menikmati lagu yang
dinyanyikan. Seorang pelayan meletakan beberapa piring dan mangkok kecil di
mejanya. Amanda, gadis cantik itu tersenyum sambil mengambil satu mangkok
kecil. Dia memakannya, sambil menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Bian.
Bian menolaknya, dia menggelengkan kepala. Key bisa merasakan kecewa di wajah
Amanda, namun gadis itu segera menguasai suasana hatinya. Key menghembuskan
nafas dalam. Apa yang dia harapkan sebenarnya sekarang. Kenapa dia harus merasa
kecewa, sedih, bahkan cenderung marah, kepada dirinya sendiri. Selama ini, dia
tidak pernah merasa sedikit pun hina dengan kondisi kehidupannya, baik dari segi
ekonomi atau kehidupan sosial di mana dia sudah tidak memiliki orang tua lagi.
Namun saat ini, ia benar-benar merasa tubuhnya menciut dan mengecil. Ingin
tenggelam dan menghilang.
Bian yang tak pernah mau
membicarakan dirinya, menyinggung kehidupan pribadi atau pekerjaan. Dia yang
begitu bangga bercerita tentang penghasilan hariannya berjualan somai. Haha,
apakah dalam hati dia menertawakanku. Menertawakan jumlah uang yang kusyukuri
telah kudapatkan dengan kerja keras. Wajah Key, berubah kesal begitu saja.
Sementara Bian, masih memandang ke arah panggung. Mc sudah muncul bersama Anjas,
membawakan kembali acara. Semuanya berjalan dengan sangat baik dan sempurna.
Sambutan dari Mentri Perdagangan dan Mentri Kebudayaan. Konsep tradisional
namun tetap terasa glamor yang diusung dalam ulang tahun Grand Mall yang ke 25
benar-benar mampu menjadi daya tarik yang luar biasa.
Para tamu undangan sudah diperbolehkan
berjalan ke gerai makanan sekarang, masih ada penyanyi yang mendendangkan lagu.
Namun acara inti dan resminya sudah selesai. Sekarang sudah menjadi gala diner
dan pesta makan malam. Beberapa orang terlihat antri di beberapa gerai, namun
tidak terlalu mencolok. Malu. Gerai somai Key juga ramai dikunjungi para tamu.
Key, sendiri sudah mulai bisa menguasa diri. Dia membantu memberi bumbu ke
dalam mangkuk kecil yang dengan cepat diambil oleh para tamu. Beberapa orang
makan di dekat gerai, sambil mengobrol dan memuji kalau somai mereka enak.
Basma tersenyum sambil meladeni para wanita yang tertarik mengajaknya
berbincang.
Seorang pasangan berdiri di depan
gerai. Mereka terlihat sangat serasi. Key menatap pasangan di depannya,
terlihat sangat manis.
“ Kakak mau somai.”
Eh, kenapa laki-laki itu memanggil
si wanita dengan sebutan kakak. Sepertinya tidak terlalu terlihat perbedaan
usia diantara mereka.
“ Mau, mau. Permisi mbak, saya
ambil somainya ya.” si wanita bicara pada Key dengan ramah. Senyumnya sangat manis pikir Key. Aku ingin secantik dia nanti kalau sudah dewasa. Tanpa sadar Key menyentuh rambutnya. Membandingkan dirinya dengan wanita Di hadapannya.
“ Ia Kak silahkan.” Key
mempersilahkan sambil menyerahkan garbu ke masing-masing.
“ Ahh sayang enak.” Wanita cantik
itu makan dengan lahap, sementara laki-laki di hadapannya membuka mulut minta
disuapi.
Idih, gak bisa gitu ambil sendiri, banyak juga dimeja.
Key yang sedang jomblo dan sakit
hati tanpa alasan tiba-tiba merasa ngilu melihat kemesraan di depannya.
“ Ren, di sana ada artis lho, nanti
boleh minta foto ya.” Si wanita bicara dengan semangat sambil menunjuk seseorang
yang tidak jauh dari gerai somai. Key sendiri tidak mengenal siapa artis yang dimaksud.
“ Kakak bagaimana ini, aku jadi
ingin mengajak kakak pulang, mengurung kakak dan mengikat kakak di tempat
tidur.” Laki-laki itu bicara sambil menyelipkan rambut si wanita.
Key yang mendengar dan melihatnya merinding.
Eh, dia tidak sedang bercandakan.
Key menarik lengan Basma, ia yakin Basma juga mendengar percakapan dua orang di
depannya, yang mulai berjalan menjauh dari gerai somai.
“ Bas cowok itu lagi gak bercandakan, kamu dengarkan tadi.”
“ Ia.” Basma menjawab santai.
“ Gimana itu Bas, nasib mbaknya. Mbaknya cantik dan imut begitu. Bas, dia gak akan kenapa-napakan.”
“ Jangan khawatirkan mereka mbak, mereka pasti hidup dengan bahagia.”
“ Hah apa?”
Key makin bingung dengan apa yang
dikatakan Basma. Sok tahu gitu kan kalau pasangan itu hidup bahagia. Namun kebinggungannya terhenti saat ada seorang wanita cantik
yang berdiri di depan gerainya. Gadis mempesona yang menjadi pusat pesta ini.
Seseorang yang Key kenal di masa lalu.
“ Kamu pacarnya Key ya?” Dia tanpa canggung bicara dengan Basma.
Amanda Hiller. Dan seorang
laki-laki di sebelahnya. Key membeku.
“ Aku adiknya” kata Basma tidak
menghentikan aktivitasnya. Ada tamu yang datang dan mengambil beberapa mangkok
somai. Menunduk hormat kepada Bian, laki-laki itu hanya mengangguk.
“ Apa kau masih mengenaliku Keysha?”
Key berdiri sambil tertawa dipaksakan.
Basma hanya memperhatikan, namun dia merasa tidak senang.
“ Tentu saja, siapa yang tidak
mengenalimu. Kamu terlihat semakin cantik Manda.”
Key bisa melihat ada sinar
keterkejutan di mata Bian, ketika key memanggil nama tunangannya dengan begitu
akrab.
“ Selamat atas pertunangannya.”
Ucapan itu keluar dengan sendirinya dari mulut Key.
“ Terimakasih Key. Kamu juga tetap
imut dan cantik, tidak berubah sama sekali. Kak Bian.” Amanda menoleh pada
tunangannya di sampingnya. Ia melingkarkan tangannya di lengan laki-laki itu. “
Kami teman SMA, aku terkejut saat fotomu
viral diinternet, ternyata ini benar-benar Key yang aku kenal.”
Key melihat ke arah Bian, laki-laki
itu tidak tersenyum sama sekali. Seperti orang asing yang tidak mengenal Key. “
Apa Anda mau mencicipi somai saya Tuan CEO.” Key menyodorkan magkok kecil tepat
di hadapan Bian. Dia sengaja menekankan kata panggilan CEO. Sejenak tak ada yang bicara.
“ Ah, Kak Bian mungkin tidak mau.
Biar aku yang makan Key, somai kamu enak.” Saat tangan Amanda sudah hendak
terangkat, tangan Bian terlebih dahulu menyentuh mangkok. Bersentuhan dengan
ujung tangan Key. Dia mengambil lalu memakannya dengan cepat.
“ Terimakasih somainya.” Bian
memandang wajah Key, kemudian berpaling pada Amanda dan melepaskan tangan yang
melingkar dilengannya. “ Aku pergi dulu, banyak yang harus kutemui, silahkan
kalian bernostalgia.”
“ Baiklah Kak. Nanti kita bertemu lagi.”
Bian berlalu meninggalkan Key dan
juga gerai somainya. Pesta semakin meriah saja. Musik yang mengiringi sudah
terdengar semakin bersemangat, untuk meningkatkan tensi, karena suasana malam
semakin larut. Tapi sepertinya belum ada yang beranjak dari tempat ini.
“ Boleh aku duduk di sana Key?”
Amanda menunjuk sebuah kursi di belakang gubuk, dua kursi kosong. Tempatnya dan
Basma duduk.
“ Bukankah kamu harus menikmati pesta
ini?” Key merasa tidak nyaman jika Amanda mau berlama-alama.
“ Kak Bian tidak senang aku selalu
menempel padanya.” Katanya sedih. “ Aku tidak mau membuatnya marah.”
“ Duduklah.” Key mempersilahkan.
Amanda terlihat senang, dia
memiringkan tubuhnya lalu masuk ke celah antara gubuk makanan key dan
sebelahnya. Dia duduk.
“ Maaf ya, agak panas, karena ada
kompor.” Kata key, lalu dia tetap disibukan dengan aktivitasnya, sementara
Basma hanya bisa memperhatikan.
“ Kami semua merasa sedih saat kamu pergi Key.”
Key tersenyum. “ Terimakasih. Tapi
sekarang kamu tambah cantik sekali lho, sudah jadi model terkenal lagi.” Key
berusaha mengalihkan suasana, dia tidak mau mengungkit masa SMUnya, tidak mau
berbagi alasan tentang kepergiannya dari sekolah.
“ Benarkah.” Tangan Amanda
menyentuh kedua pipinya. “ Mungkin karena aku benar-benar sedang jatuh cinta.
Hihi.” Dia lalu tertawa ringan. “ Kak Bian benar-benar sangat tampan dan baik,
dia memperlakukanku dengan sopan, walaupun tidak terlalu bersikap manis namun
aku sangat menyukainya.” Amanda bercerita tanpa di minta. Key hanya
tersenyum. Namun ntah kenapa hatinya
merasa sakit. “ Saat kami pergi bersama dia bisa berlaku dengan sangat baik
padaku, tapi kadang-kadang dia selau mengacuhkanku di telfon, tidak pernah
membaca pesan atau mau menerima telfonku.”
“ Mungkin karena dia seorang CEO,
jadi sangat sibuk”
“ Hihi, mungkin juga ya. Aku makan
somainya lagi boleh Key.”
“ Tentu saja, ambilah.” Key
menyerahkan satu mangkok kecil. Dia bisa melihat Amanda sama sekali tidak berubah
dari yang dia kenal itu. Gadis populer dan kaya, namun ia baik pada semua
orang. Menyapa tanpa melihat kelas sosial sekali pun.
“ Oh ya Key, apa orang tuamu masih
membuat roti?”
“ Oh, roti, sudah tidak lagi.” Key
memalingkan wajahnya. Melihat kerumunan orang. Seorang pelayan datang membawa
nampan dan mengambil beberapa mangkok, diletakan di atas nampannya. Sambil
tersenyum Key membantunya meletakanan sendok.
“ Bas, kamu haus tidak.” Tanya key
pada Basma yang sedari tadi hanya sibuk dengan pekerjaannya sambil
mendengarkan.
“ Aku ambilkan es ya.” Malah
Basma yang menawarkan, padahal awalnya Key ingin memakai cara ini untuk
menghindari Amanda.
Key belum menjawab dia mau es apa,
pria muda itu sudah berjalan pergi.
“ Adikmu sangat tampan Key.” Amanda
bicara lagi.
“ Dia masih kelas 1 SMU.”
“ Benarkah, aku pikir tadi dia
pacarmu. Sudah terlihat dewasa”
“ Silahkan.” Key mempersilahkan
tamu yang datang ke gerainya untuk mengambil mangkok. Mereka menikmatinya
langsung. Key bahkan tidak sempat menangapi argumen Amanda tadi.
“ Key imoet Central Park?” tunjuk
pria itu sambil tersenyum. Key jadi merasa malu. Dia menganguk. “Viral beberapa
waktu lalu. Saya yang termasuk datang karena penasaran ke Central Park lho.
Beneran enak.” Dia mengacungkan jempolnya. Laki-laki yang ada di depannya juga
mangut-mangut.
“ Hehe, terimakasih Kak. Lain kali datang ke Central Park ya.”
“ Oke-oke.” Mereka berdua meletakan
mangkok kosong, namun sebelum pergi sambil tertawa mereka mengambil satu mangkok
lagi. “ Nambah ya Key?”
“ Haha, boleh kak. Yang ini gratis.”
“ Haha.” Lalu mereka berlalu pergi.
Key menoleh ke arah Amanda yang senyum-senyum sendiri. “ Kenapa?”
“ Kemarilah Key! Dekatkan wajahmu
kemari.” Wajah Key tampak bingung. Tapi dia mendekatkan juga wajahnya. Saat
pipinya sudah berada tepat di hadapan Amanda, gadis cantik itu serta merta
mencubit pipinya. “ Kakak juga gemes lho. Hahaha. Key gak berubah sama sekali,
tetep imoet dari dulu.”
“ Aduh, apapan si Manda.” Mereka
tertawa berdua. Key bahkan tidak terlalu memperhatikan saat ada beberapa tamu
yang mengambil magkok somai di gerainya. “ Mereka berfikir aku masih anak
di bawah umur, dari pada lelah menjelaskan, lebih baik aku ikuti saja deh,
terserah mereka berfikir aku umur berapa.”
“ Tapi kamu memang tetap terlihat
seperti anak SMU, anak SMP juga pantes kok. Haha.”
Puas Amanda tertawa. Basma datang
dengan membawa nampan, berisi minuman yang berbeda-beda. Ada dugan, dawet, es
pisang ijo, cincau, selendang mayang, es buah,.
“ Banyak sekali Bas.”
“ Ambilah yang Mbak Key suka” Basma menyodorkan nampan ke arah key.
“ Aku juga boleh ambil.” Wajah Amanda terlihat senang.
“ Kalau mba Key mengizinkan, soalnya aku ambil ini untuk dia semua.”
“ Apaan si Bas, ambilah yang Manda
mau.” Key menyodorkan nampannya, Manda mengambil segelas. Key juga, lalu dia
menyerahkan nampannya kembali kepada Basma. Basmapun mengambil segelas minuman.
Dia meletakannya saat ada beberapa tamu yang datang ingin menikmati somai.
Sekarang dia yang menjaga gerai dan membiarkan dua wanita duduk di belakangnya,
ia menguping, mendengar dengan jelas apa yang mereka obrolkan. Sampai pada
suatu cerita, Amanda yang begitu menyanjung tunangannya. Tangan basma terkepal
dan bibirnya bergemurutuk geram. Dia tahu, bagaimana perasaan Key saat ini.
Gadis itu masti menahan rasa perih di dadanya. Bagaimana tadi Basma melihat
Bian yang pura-pura tidak mengenalnya. Padahal, memang kenapa, apa yang salah
pada diri Key. Karena sekarang, hari ini ia ada di gerai somai sebagai pedagang
somai dan Bian berada di atas podium dengan gagah sebagai seorang CEO.
Dia jadi merasa Key begitu hina untuk disapa.
BERSAMBUNG...
Terimakasih buat kalian yang masih mengikuti kisah Key dan Bian. Baca juga novel dengan judul "Suamiku Posesif" ya. Kisah kehidupan sehari-hari seorang wanita bernama Ayana dengan suaminya Ren. suami yang berusia lebih muda darinya, yang bucin gitu deh. hehe. @LaSheira
Terima kasih tuk karya yg berkesan cantik..
kamu bisa di tegor atasan mu key🤣