Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju kamar milik haidar
Mamah haidar lega mendengar jawabn itu dan tersenyum senang karena tangisannya berhasil sedikit meluluhkan ke duanya.
Mereka pun akhirnya menuju meja makan untuk makan bersama.
Sebelum menuju meja makan mamah haidar menyuruh para maid untuk segera memindahkan brang barang milik celin ke kamar haidar.
"bii...pindahin barang barang milik celin ke kamar haidar"kata mamah haidar kepda para maid di depannya.
"ohh ya singkirkan sofa ini juga"lanjutnya.
Kini mamah haidar tengah berada di dalam kamar haidar mengatur sedemikian rupa agar anak dan menantunya itu bisa tidur seranjang.
"singkirkan semua selimut yang ada di ruang ini...sisakan satu saja untuk mereka"kata mamah haidar lagi menyuruh maid mengerjakan perintahnya.
"baik nyonya"jawab para maid itu segera melaksanakan intruksi dari mamah haidar.
Sementar di lain sisi haidar dan celin sudah berad di meja makan yang sama menunggu mamah haidar yang tak kunjung turun juga.
"mamah ngpain sih...lama banget"gumam haidar.
"kenapa jadi tiba tiba gini sih...gue kan belum siap satu kamar sama kak haidar....berdekatann dengannya sebentar aja udah bikin jantung ngos ngosan nah ini harus yidur satu kamar....astaga...bencana apa ini tuhan"gumam celin yang gugup dengam keputusan mertuanya itu.
Tak lama setelah itu mamah haidr turun menuju meja makan.
Mereka pun menyelesaikan makam malamnya dwngan tenang.
Selesai makan malam mereka mengobrol sebentar.
Setelah itu haidar dan celin kembali ke kamar karena hari sudah mulai larut
"mah aku ke kamar dulu"pamit haidar.
"ajak celin juga dong...sini sayang"kata mamah haidar menari tangan celin.
"gandeng....sama istri itu yang mesra"lanjut mamah haidar menyatukan tangan anak dan menantunya itu agar saling menggenggam.
Entah perasaan apa yang mereka rasakan saat itu. Sentuhan itu sungguh membuat ke duanya sepeeti terswngat aliran listrik.
"deg..deg"sesaat jantung mereka berdua berdetak cepat namun keduanya berusaha menepis perasaan itu.
"sayang semua keperluan kamu udah mamah suruh pindahin semua ke kamar haidar...jadi kamu nggak perlu balik ke kamar itu lagi"kata mamah haidar.
"iya mah...makasih"jawab celin.
Haidar pun masih menggenggam tangan istrinya itu dan menggandengnya sampai di depan kamarnya.
Setelah dikiranya mamahnya tidak melihatnya haidar melepaakan tangan milik celin dengan segera.
Haidar membuka kamar miliknya.Celin mengikuti langkah haidar di belakangnya. Celin melihat ke sekeliling kamar milik haidar itu hingga pandangannya tertuju pada satu benda yang tergantung di dinding...dia menemukan satu foto berukuran besar yang terpasang di dinding itu.
"kak Vika"gumam celin sesaat merasa sedih mengingat posisinya saat ini.
Di sini dia mulai merasakan bahwa keberadaan nya saat ini hanya sebagai pengganti kakaknya vika.
"kenapa gue merasa sedih gini...harusnya dari awal gue udah paham gimana perasaan kak haidar sama kak vika...keduanya begitu saling mencintai...lalu salahkah jika gue ingin mewujudkan harapan orang tua gue agar pernikahan ini terus berjalan... tuhan berikan petunjukmu"gumam celin dalam hatinya.
Haidar tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun.Dia berjalan menuju kamar mandi dan tak lama dia keluar dengan pakaian tidurnya.
Celin hanya terdiam melihat tatapan yang begitu dingin itu.Celin pun menuju walk in closet di ruangan itu.
Entah bagaimana pekerjaan para maid di rumah itu hingga bisa dengan secepat itu meletakkan semua barangnya dan menata sedemikian rapinya di ruangan itu.
Celin mengambil satu baju tidur miliknya dan menggantinya di kamar mandi.
**Trimakasi kakak kakakku sekalian yang udah mampir ke novel ini... Trimakasih buat suport dan dukungannya. Jngan lupa like coment serat vote ya kakak.**