Lady Of Mafia

Leona tidak pernah tahu, kemana Zean akan membawanya. Wanita itu hanya modal percaya saja dengan pria yang kini duduk di sampingnya. Ia mengukir senyuman sambil memandang wajah pria yang ia anggap baik tersebut.

Zean duduk dengan tenang. Pria itu mengukir senyuman indah juga saat memandang wajah Leona. Ia melirik sekilas ke arah depan. Supir taksi yang ia tumpangi juga salah satu bagian dari rencananya. Kapan saja ia ingin melakukan sesuatu kepada Leona mungkin tidak ada lagi halangan baginya.

Namun, Zean tidak ingin seperti itu. Ia ingin Leona merasakan cinta yang begitu besar dan mendalam sebelum nantinya ia buat luka. Ia ingin membuat hati Leona hancur hingga tidak terbentuk lagi.

“Apa kau tinggal di sini?” ucap Leona saat taksi itu berhenti di depan gedung apartemen yang menjulang tinggi.

Zean mengangguk pelan. “Ada di lantai 15 nomor 2032,” jawab Zean sebelum turun dari dalam mobil. Mereka berdiri di depan gedung dengan kepala mendongak ke atas. Bukan itu tujuan utama Zean membawa Leona berada di depan gedung apartemen itu. Pria itu ingin memberi tahu satu hal menyakitkan yang pernah ia alami.

“Seseorang pernah bercerita kalau ibuku bunuh diri di gedung ini,” ucap Zean dengan wajah sedihnya.

Leona memandang wajah Zean dengan tatapan bingung. Semalam Zean bercerita tentang ayahnya yang di bunuh seorang wanita. Namun, detik ini ia bercerita kalau ibunya melompat dari gedung apartemen.

“Seorang wanita yang mengangkatku menjadi putranya,” sambung Zean lagi saat melihat wajah bingung Leona.

Leona mengangguk pelan. Ia tidak tahu harus mengucapkan apa. Wanita itu memandang ke arah taman yang tertata rapi. Sangat indah dan menyejukkan mata. Bunga warna warni yang ada di taman itu terlihat seperti sebuah lukisan. Leona terlihat tertarik untuk mengunjungi taman tersebut. “Ayo kita ke sana.”

Zean mengikuti arah pandang Leona. Pria itu mengukir senyuman sebelum berjalan mengikuti gerakan Leona. Ia memandang lagi gedung yang menjulang tinggi sebelum melanjutkan langkah kakinya.

Leona berjalan lebih cepat daripada Zean. Wanita itu sudah tidak sabar untuk duduk di kursi besi berwarna putih yang ada di tengah-tengah taman. Ia terlihat bahagia walau tidak tahu kini posisinya sendiri tidaklah aman. Sosok musuh yang berasal dari masa lalu ibunya telah berdiri di sampingnya. Merencanakan sesuatu yang bisa melukai hatinya, bahkan salah satu bagian tubuhnya.

Zean memetik bunga mawar yang ada di taman. Pria itu berjalan ke arah Leona dengan senyuman yang indah. “Leona, aku tahu aku bukan pria kaya yang memiliki banyak harta. Pria hebat yang memiliki jabatan tinggi. Tapi, satu hal yang harus kau tahu. Detik ini kau masih menunggu jawabanmu atas pernyataan cintaku di Meksiko.” Zean memberikan bunga mawar tersebut kepada Leona. “Hanya ini yang bisa aku berikan untuk mengungkapkan rasa cintaku. Jika kau ingin harta yang berlimpah, aku bisa mengusahakannya,” ucap Zean dengan satu mata berkedip.

Leona memandang bunga mawar itu dengan saksama. Ia tidak tahu harus bagaimana. Hatinya memang merasa nyaman terhadap Zean. Tapi, bagaimanapun juga. Perkenalan mereka hanya hitungan minggu saja.

“Aku tidak memiliki latar belakang yang baik. Aku hanya pria konyol yang memiliki mimpi terlalu tinggi,” ucap Zean sebelum duduk di samping Leona. Pria itu membuang tatapannya ke arah lain. Bunga mawar yang ada di tangannya ia putar-putar dengan wajah sedih.

Leona mengukir senyuman sebelum mengambil bunga mawar itu dari tangan Zean. “Not bad.”

Zean memandang wajah Leona. Pria itu mengeryitkan dahi saat mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan oleh Leona. “Kau menerimaku jadi pacarmu, Leona?” ucap Zean untuk kembali memastikan.

Pernyataan cinta unik dan tidak biasa. Tidak ada kesan romantis sedikitpun dari Zean. Tapi, tidak tahu kenapa. Leona mau menerima pria itu menjadi kekasihnya. Mungkin, karena memang hatinya sudah berkata kalau ia tidak ingin berpisah dari Zean lagi.

Leona mengangguk pelan sebelum menghirup aroma bunga mawar yang ada di tangannya. “Aku selalu memikirkanmu. Sepertinya aku juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kini kau rasakan Zean.”

“I love you, Honey,” celetuk Zean dengan wajah bahagia.

Wajah Leona memerah. Wanita itu merasa malu sekaligus bahagia saat mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Zean. “I love you to, Honey,” balas Leona dengan suara lembutnya.

Zean menarik tubuh Leona ke dalam pelukannya. Pria itu mendaratkan kecupan di pucuk kepala Leona. “Terima kasih, Honey. Aku akan menjagamu. Menjaga cinta kita. Aku akan selalu membuatmu bahagia,” ucap Zean penuh dengan janji yang seolah benar-benar tulus.

Leona mengukir senyuman indah. Ini pertama kalinya ia merasa berbeda saat berada di pelukan seorang pria. Pelukan Kwan ataupun Aleo tidak sama dengan Zean. Ada getaran yang tidak bisa di ungkapkan Leona dengan kata-kata. Jantungnya berdebar cepat. Leona memejamkan mata dengan hati yang bahagia.

“Honey, kapan kau berangkat ke Brazil? Kebetulan sekali, aku mendapat tawaran pekerjaan di sana,” ucap Zean sambil mengusap lembut punggung Leona.

Leona terlihat berpikir. Wanita itu ingin secepatnya berada di Brazil. Namun, ia tidak memiliki persiapan sama sekali. “Aku butuh model pria untuk menjadi rekanku mempromokan sebuah produk. Aku belum menemukannya hingga sekarang,” ucap Leona pelan. Wanita itu menjauh dari tubuh Zean. Ia memandang wajah tampan Zean.

Wanita itu juga memperhatikan tinggi dan kulit bersih yang dimiliki Zean. Seperti pria yang memang menjaga kualitas wajah dan tubuhnya. Terihat jelas kalau pria itu rajin berolahraga.

“Honey, kau tidak memikirkan apa-apa saat ini kan?” Zean membuang tatapannya ke arah lain. Bisa kacau semua rencana yang ia susun jika Leona sampai memintanya untuk menjadi model pria itu.

“Kau tidak mau membantuku?” ucap Leona dengan wajah sedih.

“Hei, tentu saja aku mau. Hanya saja, aku tidak suka semua media tahu hubungan kita. Kau pasti tahu, Honey. Jika sedikit saja melihat kita bersama. Maka semua wartawan akan terus-terusan mengikuti kita. Aku tidak suka hal seperti itu. Aku malu...,” ucap Zean dengan suara semakin pelan. “Aku hanya pria jalanan yang tidak memiliki apa-apa.”

“Zean, kau bisa menjadi pria yang hebat nantinya. Aku akan membantumu mewujudkan hal itu. Kau tidak boleh merendahkan diri seperti ini,” ucap Leona.

Wanita itu meraih tangan Zean dan mengusapnya dengan lembut. “Aku akan mencari model lain jika kau keberatan.”

Zean mengukir senyuman. “Terima kasih, Honey.”

Leona mengangguk pelan. “Secepatnya kita akan pergi berangkat ke Brazil. Kita akan memulai bisnis kita dari nol. Kau harus menemaniku selama aku berjuang.”

“Kita akan berjuang sama-sama,” jawab Zean dengan wajah menyakinkan.

Leona menjatuhkan kepalanya di dada bidang milik Zean. Wanita itu merasa sangat bahagia ketika tangan Zean menyentuh kepalanya dan mengusapnya dengan penuh perasaan.

“Tidak tahu kenapa, aku bahagia berada di dekatnya. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta padanya,” gumam Leona di dalam hati.

“Kena kau! Sedikit lagi Leona. Setelah kau tiba di Brazil, kau akan berada di bawah kekuasaanku,” gumam Zean di dalam hati sambil mengusap lemut rambut panjang Leona. Pria itu juga mendaratkan kecupan cinta di pucuk kepala Leona untuk melengkapi aktingnya.

***

Belum tahu kapan crazy up ya reader. Saya up santai dulu. Terima kasih sebelumya.