Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Talak
Pagi itu mobil Dimas sudah keluar dari kampung Dara, dia, Sigit, dan Kenanga menatap air terjun yang ada di depan mereka dengan tatapan kosong, tempat awal terjadinya tragedi itu adalah di sana, dan Dimas turun sebentar untuk melemparkan rambut milik Putri yang sempat mengikat leher Kenanga.
Di air terjun itu Putri masih tetap utuh, sekarang dia di jaga oleh Gama dan akan di jadikan pengantin gaib Gama setelah ritual pembangkitan baru terjadi beberapa bulan lagi.
Wisnu juga sudah memakamkan Jasad yang mereka kira adalah Sigit dan Kenanga, wajahnya terlihat lelah, matanya sembab karena menangisi Sigit juga Kenanga yang sekarang tidak bisa lagi bersamanya. Mentalnya juga mulai terganggu dengan terus melihat Kenanga di mana mana, tapi bukannya takut, Wisnu malah senang karena Kenanga kembali lagi dalam bentuk yang lain di dalam pikirannya.
"Kampung cadas ada di depan, kita akan berhenti di pinggir tebing itu karena kampung itu tidak bisa di lewati kendaraan" ucap Dimas dan Sigit mengangguk.
"Apa Kenanga masih lama untuk bangun kak?" tanya Sigit yang sejak dari kampung Dara terus memangku Kenanga agar tubuhnya tidak terluka.
"Dia sedang memulihkan tenaganya dan juga kondisi tubuhnya setelah satu bulan lebih terpisah dengan jasadnya, jadi pasti akan butuh waktu lama untuk pulih" jawab Dimas
"Apa kita akan membawa Kenanga ke kampung itu juga?" tanya Sigit mengeratkan pelukannya.
Dia takut saat Dirga tahu Kenanga masih hidup Dirga akan mengambil Kenanga lagi, tapi kalaupun dia pergi itu akan tetap jadi masalah, karena Kenanga masih istri dari Dirga dan Sigit akan berdosa kalau menahan Kenanga bersama dirinya.
"Iya Kenanga akan kita bawa dan perlihatkan pada Dirga kalau Kenanga masih hidup" jawab Dimas
Mereka mulai turun dari mobil, Sigit mengendong Kenanga di punggungnya dengan di bantu Dimas memegangi punggung Kenanga. Perjalanan dari jalan setapak itu tidak terlalu jauh, tiga ratus meter dari sana mereka sudah bertemu banyak penduduk kampung cadas dan Dimas mulai bertanya di mana letak klinik kesehatan yang ada di sana.
Para warga di sana ramah dan mereka mengatakan kalau klinik itu ada di ujung jalan, tepat di dalam rumah dokter Ananta dan suaminya.
"Ini rumahnya kak, Itu ada tulisannya klinik 24 jam" ucap Sigit
"Ayo kita ke dalam" jawab Dimas
"Ayo papa, papa jalan yang cepat dong, mama pasti nunggu rujaknya"
Terdengar suara seorang anak laki laki ada di belakang Dimas juga Sigit. Mereka berbalik karena merasa gemas dengan suara anak itu yang mungkin berusia lima tahun dan bertubuh gemuk.
"Andi, kamu jangan lari lari nak, nanti kamu terjatuh" panggil seorang lelaki yang membuat Sigit melotot kaget.
"Dirga....."
Itu adalah Dirga, ternyata benar Dirga ada di kampung itu, dan apa yang Sigit dengar semakin membuat dia terkejut, seorang anak memanggilnya dengan sebutan papa.
"Om, Om mau mengobati Tante ini ya? Masuk saja Om, mama ada di dalam, papa ayo bantu pasien mama" ucap Andi membukakan pintu
"Papa...."
"Iya, itu papanya Andi" jawab anak kecil itu langsung masuk ke dalam rumah
"Masuklah, mungkin kalian juga butuh minum, perempuan itu juga sepertinya sedang sakit" ucap Dirga dingin
"Dia belum bangun dari sejak di temukan" jawab Sigit terus menatap mata Dirga yang sama sekali tidak mau menatapnya.
Sigit berharap Dirga hilang ingatan, tapi dia dan Dirga sudah berteman sejak lama, jadi Sigit tahu kalau saat itu Dirga sedang berbohong, bahkan ekor matanya bisa Dimas lihat terus menatap Kenanga yang masih terpejam di gendongan Sigit.
"Aku ke sini tidak hanya ingin mengobati Kenanga, tapi juga menyerahkan dia padamu, tapi aku lihat kamu begitu bahagia di sini, punya keluarga baru yang harmonis, ceraikan Kenanga sekarang juga" ucap Sigit
"Maaf, sepertinya kalian salah orang" ucap Dirga hendak masuk tapi langsung di tahan Dimas.
"Selesaikan dulu apa yang sudah kamu mulai, jadilah seorang lelaki, aku tahu kamu tidak dalam kondisi hilang ingatan, kalau kamu sudah tidak menginginkan Kenanga, lepaskan dia dengan benar karena dia juga berhak bahagia" ucap Dimas tegas
"Saya tidak..."
Plak.
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Dirga, pelakunya ada Sigit yang geram melihat Dirga yang begitu berani sekarang jadi seorang pengecut di hadapan Sigit, bahkan menatap dingin perempuan yang begitu dia cintai dari sejak Kenanga masih kecil.
"Lakukan apa yang harusnya kamu lakukan Dirga Prayoga! Atau kamu akan membuat almarhum Om Danar Prayoga kecewa dengan didikannya selama ini!" bentak Sigit yang sudah tidak peduli lagi meskipun orang akan ke sana untuk melihat mereka.
"Apa yang bisa aku lakukan Sigit? Aku menyaksikan semuanya! Aku melihat bagaimana Kenanga di gagahi ayahmu di balik pohon besar itu dan dia juga menggilirnya dengan para anak buahnya!"
"Aku, aku menyimpan dendam yang begitu besar pada ayahmu tapi aku tidak berdaya kalau sendirian! Aku ingin mencari Kenanga tapi saat itu aku melihatnya tenggelam ke dasar muara air terjun sedangkan aku hanyut terbawa arus!"
"Saat aku sadar aku bahkan tidak punya keinginan untuk hidup lagi dan ingin menyusul Kenanga tapi Andi membuatku punya keinginan untuk hidup kembali Sigit, dia memanggilku papa dan aku merasakan kehangatan yang baru dalam diriku. Aku pikir Kenanga sudah meninggal dan aku menikahi Ananta Minggu lalu" ungkap Dirga terduduk di hadapan Sigit yang masih begitu erat menggendong Kenanga.
"Kamu jahat Dirga, kamu jahat bahkan lebih jahat dari bapak, kamu sudah membuat cinta seorang Kenanga terbuang sia sia, dia menolak semua lamaran hanya untuk kamu, tapi kamu tidak berpikir sekalipun kalau mungkin Kenanga masih hidup, Dirga apa masih ada cinta di hatimu untuk Kenanga?" tanya Sigit dan saat itulah Ananta keluar.
Seorang dokter yang sudah mengabdi di kampung cadas selama lima tahun terakhir saat dia bercerai dengan suaminya dan merawat bayinya sendiri, sejak saat itu juga Andi tidak pernah mengenal sosok ayah karena setahun setelah Ananta bercerai, mantan suaminya itu meninggal dunia.
"Mas..."
"Jangan ikut campur dengan urusan kami, urusan dia dengan istrinya belum selesai, aku minta kamu urus semuanya secepatnya Dirga, jatuhkan talak sekarang juga untuk Kenanga, aku yang akan mengurusnya mulai hari ini dan seterusnya!"
"Kenanga dan ayahmu...."
"Aku tidak peduli, bagiku Kenanga itu bersih, pikiran sempit kalian lah yang membuatnya terlihat kotor, dan aku Sigit Rajasa begitu kecewa padamu Dirga!"
"Maafkan aku, aku begitu mencintai Kenanga tapi aku akan selalu ingat kejadian itu kalau aku melihat Kenanga, dan karena itu, aku Dirga Prayoga menjatuhkan talak tiga pada Kenanga Safitri"
Deg.
Sigit bisa merasakan air mata Kenanga mengalir di punggungnya, bahkan tangannya yang lemah mulai bergerak mengikat leher Sigit, seolah mencari kekuatan di sana agar dia masih bisa bertahan.
"Ayo pulang" ajak Dimas menatap perempuan dan seorang anak lelaki yang menatap penuh harap pada Dirga
"Dirga, jangan pernah kamu katakan kalau kamu begitu mencintai Kenanga, karena cinta yang sesungguhnya itu tanpa batas, tidak hanya selalu menerima tapi juga selalu memberi, tidak memandang pasangan dengan hina tapi selalu mulia bagaimanapun masa lalunya, dan kamu, tidak layak mengatakan kata cinta itu pada Kenanga karena kamu tidak bisa menerima Kenanga apa adanya" ungkap Sigit sebelum dia benar benar pergi dari tempat itu bersama Dimas
"Kamu tahu Dirga, kamu selamat juga karena Kenanga, dia mencari kamu terlebih dahulu saat dia keluar dari jasadnya, tapi orang yang dia cari pertama bahkan tidak berniat sekalipun untuk mencarinya, meski hanya sekedar jasad Kenanga, apa sekotor itu dia bagimu?" tanya Sigit lagi tapi tidak berbalik untuk menatap Dirga.
Seketika itu juga tangisan Dirga pecah, dia langsung di peluk Andi dan di tenangkan oleh Ananta, mereka menikah juga karena desakan warga yang tidak mau ada fitnah untuk mereka berdua karena tinggal dalam satu rumah, tapi keberadaan Andi membuat Dirga nyaman dan mulai belajar mencintai Ananta juga.
"Maafkan aku Kenanga, aku memang bukan seorang lelaki yang pantas untukmu" Gumam Dirga
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok
menarik di awal bab