Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 rencana penyusupan...
Sementara itu di markas Black Serpent, Damar memegang foto satelit dari lokasi persembunyian Gilhan.
Di meja, tergambar jelas struktur bawah tanah yang kini menjadi target utama mereka.
" Chip itu… masih bersamanya," gumam Damar lirih namun berbahaya.
Raze, pemimpin Black Serpent, menepuk bahunya sambil menyeringai. "Kalau kita dapatkan chip itu, bukan cuma Gilhan yang akan hancur.tapi dunia akan tunduk pada kita."
Damar menatap peta itu lama, matanya membara.
" Aku akan hancurkan semua yang dia lindungi… satu per satu… sampai chip itu ada di tanganku.
Malam sebelum perang Gilhan menatap chip itu untuk terakhir kalinya, malam itu sebelum menguncinya kembali.
Flo berdiri di sampingnya."Flo… suara Gilhan berat. "Kalau semuanya kacau… kalau mereka berhasil tembus… dan aku jatuh… jangan biarkan chip ini jatuh ke tangan mereka."
Flo mengernyit.
" Han..., apa maksud mu—?"
"Kalau perlu… hancurkan chip ini. Bahkan kalau itu berarti aku ikut hilang." Jawab Gilhan
Flo terdiam, matanya membulat. Tapi kemudian ia menggenggam tangannya sendiri kuat-kuat dan mengangguk.
" Kalau itu satu-satunya cara… aku akan melakukannya."jawanya lirih
Di luar, suara angin pelabuhan semakin kencang.
Perang besar mendekat, dan semua orang tahu… malam berikutnya, bukan sekadar nyawa yang dipertaruhkan.
Tapi masa depan seluruh kota bahkan dunia.
Langit malam itu pekat dan dingin. Asap mesiu masih mengepul tipis dari sisa baku tembak antara pasukan Damar dan pertahanan Gilhan.
Serangan besar-besaran yang direncanakan Damar ternyata berakhir dengan kegagalan besar"
Banyak dari anak buahnya tergeletak tak berdaya di sekitar garis depan.
Ledakan ranjau, jebakan taktis, dan serangan balasan dari tim Gilhan membuat barisan Damar kocar-kacir.
"Si*l....!" teriak salah satu tangan kanan Damar sambil menendang peti kayu yang hancur.
"Mereka sudah siap sejak awal!"
Damar berdiri di tengah medan yang porak poranda, wajahnya hitam karena asap dan amarah. Rasa malu dan dendam bergumpal di dadanya.
" Gilhan..."gumamnya lirih namun penuh racun, "aku akan membuat kau membayar semuanya.
Sementara itu di markas persembunyian Gilhan, Flo berdiri di depan meja operasi darurat.
Ia melihat melalui layar pengintai drone kecil rekaman yang menunjukkan markas Damar kini porak poranda.
Banyak orang terluka, beberapa dalam kondisi kritis.
Flo menggigit bibirnya, pikirannya berputar cepat.
"Mereka,akan membutuhkan tenaga medis… Ini kesempatan ku .."ucapnya tersenyum penuh arti.
Gilhan yang duduk bersandar di dinding langsung menatap tajam ke arahnya.
" Flo… apa yang kamu pikirkan?"
"Penyusupan," jawab Flo mantap. "Kalau aku masuk sebagai tim medis, mereka tidak akan curiga. Aku bisa mencari tahu titik lemah mereka dari dalam. "jelaskan Flo.
Gilhan berdiri, jelas tidak menyukai ide itu.
Kau pikir aku akan membiarkan mu masuk ke sarang Damar sendirian? Itu gila, Flo....sama halnya kamu menyerahkan nyawa mu ke tangan mereka....!"
"Hmph..!"
Flo menghela napas panjang.
"Aku pernah jadi dokter di zona perang, Han.... Aku tahu bagaimana menyelinap di antara mayat hidup.
Mereka panik dan butuh bantuan. Aku tidak akan mencolok. Aku bisa lakukan ini, percayalah..."
Gilhan mengepalkan tangannya keras antara marah dan takut kehilangan.
Tapi ia tahu…Flo adalah satu-satunya yang bisa masuk tanpa dicurigai.
"Kalau ada satu hal saja yang mencurigakan… kau kabur. Paham?" Ujar Gilhan setengah ragu untuk membiarkan Flo berbaur dalam sarang kekuasaan Damar.
Flo mengangguk perlahan, lalu menjawab dengan suara mantap.
"Paham," jawab Flo dengan tatapan penuh tekad.
