NovelToon NovelToon
KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: liyana

wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.

"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.

wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.

"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.

" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.

"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mulai menyusun strategi!

Malam pun tiba, Maya membantu para pelayan menata makanan, semua sudah tersedia, "bik, tolong panggil Athera dan suaminya,"pinta Maya.

bik jina segera naik ke atas, ia mengetuk pintu beberapa kali, " non, saatnya makan malam!"

sedangkan Athera di dalam sedang telanjang bulat, bersama Bima di balik selimut, Athera menahan desahannya, "iya, bik kita turun!" teriaknya.

setelah mendegar suara sahutan Athera, bik jina pun turun.

"gimana bik?" tanya Maya.

"katanya bentar lagi turun nyonya,"jawabnya.

Maya mengangguk pelan dan pergi ke kamarnya, di sana sudarso sedang menatap foto putrinya dengan sendu.

Maya menghela nafas, " Mas, saatnya makan malam,"kata Maya menepuk bahu suaminya.

"iya,".

sedangkan di kamar Athera, Bima masih saja memberikan rangsangan pada Athera, " Mas, kita harus ke bawah,"ucapnya.

"iya, sebentar lagi," ucapnya, masih melakukan aksinya di bawah sana.

5 menit berlalu, dan Athera, Bima sudah kembali memakai pakaian mereka, Bima memeluk Athera.

"Mas akan sangat rindu," ujarnya menghirup aroma rambut Athera yang wangi.

"Athera juga," ucapnya dengan senyuman.

mereka turun setelah membersihkan diri.

"pengantin baru, kenapa lama sekali turunnya," goda tante Maya, Athera dan Bima wajahnya sama-sama merah.

sedangkan sudarso menatap mereka dengan datar, "mari kita makan sayang," ajak Maya pada keduanya.

Mereka makan dalam diam, suasana sangat canggung, saat sudarso diam saja.

"tante, bukannya tante sakit, tante sakit apa?"tanya Bima tersenyum ramah memulai percakapan.

" magh tante kambuh,"jawabnya seraya tersenyum.

"itu karena dia tidak makan tepat waktu, mungkin lain kali kamu bisa masak untuk istri saya, setelah makan dari apartemen kamu, nafsu makannya jadi tunggi," ujar sudarso dingin menyuapkan nasi terakhir ke mulutnya.

"kalau begitu, saya akan datang membawakan masakan saya untuk tante, kapan-kapan," sahutnya, Bima melirik Athera yang tersenyum padanya, "saya titip istri saya ya tante, om,"lanjutnya memeluk Athera dari samping dan mengelus tangan Athera.

Bima pamit pada semuanya dan pergi meninggalkan halaman rumah kediaman keluarga Magadan.

setelah mobil Bima tidak terlihat, sudarso melihat Athera yang masih tersenyum dengan pipi memerah.

"Athera, ikut om," ucapnya dengan tatapan dingin.

senyum Athera seketika lenyap, ia melirik tante Maya yang menggeleng pelan dan masuk lebih dulu.

Athera mengikuti Sudarso dari belakang menuju ruang kerjanya, "sekarang, apa yang ingin kamu katakan?"

"sebentar om, tas Athera ada di kamar," ujarnya dan pergi ke kamarnya, saat pintu terbuka, tante Maya duduk di sana melihat foto-foto yang di ambil dari album buku Bima.

"Athera, tante tahu, kamu sangat sayang sama kakak kamu, tapi... tante tahu kamu sudah ada perasaan sama suami kamu, jadi, hentikan semua ini sebelum Bima menya_"

"Bima ngak akan sadar tante, dan selamanya ngak akan sadar, ini juga aku lakuin untuk membuktikan apakah Bima ikut terlibat atau tidak," selannya dengan cepat, ia duduk di sisi ranjang menghadap tante Maya, ia mengenggam tangan tante Maya.

"Athera tahu, tante ingin Athera bahagia tanpa melakukan balas dendam, tapi Athera udah janji sama om Sudarso, kalau Athera akan bantu menegakkan keadilan untuk Kak Anya," Ucapnya dengan tatapan tulus, Athera mengumpulkan foto-foto yang ia dapat.

Dan tangannya akan mengambil foto di tangan Tante Maya, "Athera... pikirkan lagi,"katanya menyerahkan foto dimana Bima memeluk erat Anya dengan wajah keduanya yang berseri.

" Athera udah pikirin ini, sejak lama tante,"ucapnya dan pergi dari sana.

Athera kembali ke ruangan Sudarso, "ini om, " ujarnya memberikan foto-foto yang ia dapat dari album Bima.

"disini, kak Anya kelihatan menunduk, saat di rangkul oleh Meneer, apa... kita tidak bisa menyelidiki dia dulu,"kata Athera dengan datar.

" bagaimana cara kamu menyelidikinya, sedangkan kamu kuliah, dan belum lagi mengurus Bima,"Ucap sudarso melihat tangannya dan memutar kursinya membelakangi Athera.

Athera diam sebentar, "aku punya caraku sendiri," jawabnya tatapannya benar-benar dingin, aura keduanya membuat ruangan itu terasa mencekam.

KE ESOKAN HARINYA.

Athera bersiap ke kampus, ia membuka pintu kamarnya dan tubuh besar tiba-tiba memeluknya, "sayang aku kangen," ujar Bima.

Athera yang sempat menolak, membalas pelukan Bima, "aku juga kangen," katanya memejamkan matanya dan tersenyum.

Bima melepaskan pelukannya dan mengenggam tangan Athera, untuk turun kebawah.

"pa lihat deh, baru pisah semalam aja, mereka kayaknya rasanya setahun tidak berjumpa," katanya terkikik mengingatkan dirinya di masa muda.

Sudarso diam saja, Athera tak lagi tersenyum saat sudarso menatapnya, tapi saat Bima menoleh, dirinya kembali tersenyum.

"om, tante, kami pergi dulu yah, oh ya tante, Bima udah kasih bik jina masakan Bima, jangan lupa di coba yah," ucapnya.

"oh ya, Terima kasih, tante pasti makan," sahutnya dengan Antusias.

setelah pamit mereka berdua berangkat ke kampus, Bima terus mengenggam tangan Athera seraya melempar senyum padanya, dan kerap kali mencium punggung tangan Athera.

Athera tentu merasakan Hangat di hatinya, dirinya pun tak bisa berhenti tersenyum.

Athera melihat keluar jendela mobil, karena masih pagi, jalanan tidak terlalu macet, mata Athera menyipit, memperhatikan mobil sedan hitam di depannya di sisi kiri.

"Mas, itu kan Nessa!" tunjuknya, Bima menoleh.

"iya itu Nessa," sahutnya.

di dalam sana, Nessa sedang berusaha melawan 3 pria botak yang berusaha menyetubuhinya, bahkan dirinya seperti teriak, tapi suaranya tidak terdengar sampai luar.

"dia kayanya teriak deh, tapi kok ngak ada suaranya!"Athera benar-benar merasa khawatir sekaligus panik.

" kayaknya mobil itu kedap suara kacanya! kita kejar,"ujarnya, menekan gas lebih kencang.

Bima berpegangan pada sabuk pengaman.

"hikss lepasin, hikss lepasin akuh, aku mohon hikss, TOLONG! TOLONG! hikss,AAAAAAAAAAA!" teriaknya kesakitan saat jahitan di perutnya terbuka secara paksa.

sedangkan ketiga pria botak itu tertawa puas, "sekarang giliran ku, kenapa kamu terus!"bentaknyapada temannya.

"kenapa harus marah, kita bisa memasukkan ketiganya," katanya dengan tawa menggelar, Nessa membulatkan matanya.

"MAS! cepetan, Nessa kayaknya kesakitan banget! " ucapnya tanpa sadar menteskan air mata.

meski suara Nessa tak terdengar, tapi setiap mulutnya terbuka dan matanya yang memejam mengeluarkan banyak air mata.

sebelum ketiganya melakukan niat mereka, "TUAN, ADA MOBIL YANG MENGIKUTI KITA!" teriaknya, sopir itu sebenarnya tak tega, melihat Nessa di perlakukan seperti ini, tapi apalah daya, bila ia ingin hidup ia harus menjadi tuli dan buta.

mereka bertiga berhenti melakukan hal bejat itu, "coba kita tes,".

sopir itu berharap mobil itu memang mengikuti mereka, sopir itu melajukan mobilnya, dan mengambil jalan yang ramai.

" Dia benar, mobil itu mengikuti kita!"ujar salah satunya.

sedangkan pria dengan tato kalajengking di kepalanya menyeringai, "tetap menuju tujuan kita, bawa mereka sekalian, Nyonya meneer pasti senang, ada mangsa baru,"katanya dengan tawa licik.

sekarang matanya mengarah pada Nessa, Nessa menangis segugukan, tangannya bergetar, detak jantungnya berdebar begitu kencang, matanya membulat dan memerah berambun air mata, yang terus jatuh membasahi pipinya, keringat dingin terus mengucur di pelipisnya.

perut nya terasa nyeri dan sakit, ketiga pria itu akan kembali melakukan niat awalnya, sopir itu memejamkan matanya dengan perasaan sesak, kembali mendengar suara teriakan memilukan Dari Nessa.

apakah outhor sanggup lanjut satu bab lagi, rasanya percuma, karena ngak ada yang baca🙃

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!