Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Kenapa aku bisa ada disini? Siapa yang sudah membawaku kemari?" bisik Safeea dengan lirih, lebih seperti bertanya pada dirinya sendiri daripada berharap untuk mendapatkan sebuah jawaban.
Safeea mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tiga sore, yang mana hal itu langsung membuat detak jantung Safeea mencelos. Mendadak Safeea pun teringat dengan pekerjaannya yang ada di hotel. Entah sudah berapa lama ia terbaring di rumah sakit, tapi yang jelas Safeea tahu kalau pak Hardi akan marah karena ia kembali absen tanpa kabar.
Dengan cepat Safeea pun segera bangun dari ranjang rumah sakit meskipun kepalanya masih terasa sangat pusing, ia pun segera melangkah keluar menuju bagian administrasi untuk membayar biaya pengobatannya sekaligus mencari tahu apa yang sudah terjadi padanya.
Namun begitu sampai disana, Safeea dibuat terkejut oleh penuturan petugas administrasi yang memberitahunya bahwa biaya pengobatannya sudah dilunasi oleh seorang pria yang mengaku sebagai suaminya. Bagaimana tidak terkejut, laki laki itu sudah mengaku sebagai suaminya, sementara Safeea tahu betul kalau dirinya itu masih belum menikah bahkan punya pacar pun tidak.
Dengan rasa penasaran, Safeea pun segera meminta kepada pihak administrasi untuk mau memberitahunya akan identitas pria yang sudah mengaku sebagai suaminya dan membuat pihak administrasi dibuat bingung dengan permintaan Safeea.
"Anda dibawa kemari oleh pak William Arjun Prawira, nyonya. Dan suami anda juga terlihat sangat senang atas kehamilan anda yang sudah memasuki usia tiga Minggu." ucap pihak administrasi yang lagi lagi membuat rasa terkejut yang dirasakan oleh Safeea semakin bertambah.
"Apa pak? Saya hamil?!" tanya Safeea yang baik disambar petir di siang bolong.
"Iya nyonya, anda hamil. Dan suami anda juga sudah membeli begitu banyak vitamin dan suplemen untuk kehamilan anda."
Safeea merasakan dunia seperti berputar di atas kepalanya. Napasnya tercekat. Kakinya lemas saat mengetahui dirinya sedang berbadan dua, apalagi kehamilannya itu disebabkan oleh bosnya sendiri. Safeea merasa tidak tahu apakah ia harus senang, kecewa atau sedih atas kehamilannya saat ini.Tapi yang pasti, hidupnya tidak akan sama seperti sebelumnya.
Meninggalkan Safeea yang tidak tahu harus merasa apa atas kehamilannya, sementara itu di tempat lain, William akhirnya sampai di rumahnya setelah berjam-jam berada di rumah sakit. Begitu sampai, William langsung berlari memasuki rumah untuk melihat kondisi Papanya yang katanya terkena serangan jantung.
Namun begitu William sampai di ruang tamu, ia justru mendapati papanya yang terlihat sehat dan baik baik saja, tengah duduk bersama seorang wanita muda yang cantik dan wajahnya terlihat tidak asing bagi William.
"Papa." panggil William yang membuat pak Prawira segera menoleh untuk menatap wajah William.
"William, akhirnya kamu pulang juga nak. Lihat, siapa yang saat ini papa ajak ke rumah?! Dia adalah teman masa kecil kamu William, Sherlyn." ucap pak Prawira sembari memberitahu kedatangan Sherlyn kepada William.
"Hai mas Will, akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama kita tidak bertemu." sapa Sherlyn dengan senyumnya yang berseri seri.
Bukannya senang, William justru merasa kesal karena papanya itu sudah berbohong atas kesehatannya sendiri demi bisa membuatnya pulang ke rumah.
"Apa ini papa? Papa berbohong padaku dengan mengatakan kalau penyakit jantung papa kambuh lagi. Papa tahu kalau aku masih ada banyak urusan, kenapa papa melakukan ini sama William?!" tanya William dengan kesal.
5 🌟 untuk mu ..
resiko harus ditanggung dong
panggil sayang aja gitu/Sneer/