Gimana jadinya kalau kau harus menikah dengan muridmu sendiri secara rahasia?? Arghhh, tidak ini gak mungkin! Aku hamil! Pupus sudah harapanku, aku terjebak! Tapi kalau dipikir-pikir, dia manis juga dan sangat bertanggung-jawab. Eh? Apa aku mulai suka padanya??!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 : Pertemuan rahasia
Risa mengintip kedua temannya dari balik jendela ruangan kantornya untuk memastikan apakah Acha dan Via sudah pergi meninggalkan sekolah.
"Huh..., untunglah mereka sudah pulang," ucap Risa lega. Karena dia pastinya gak enak dong, kalau sampai Acha dan Via tahu dia mau ketemuan sama Dion. Pasalnya mereka berdua lebih mendukung Rio dibanding Dion.
Risa, setelah memastikan keduanya sudah benar-benar pergi meninggalkan lahan parkir sekolah, segera mengambil tas dan jaket luarnya yang berwarna hitam. Namun langkahnya terhenti sesaat. Ia malah memutuskan untuk mengambil alat make-up dan cermin.
"Dandan sedikit gak apa-apa kali ya...," ucapnya dalam hati, padahal selama ini dia cuek-cuek saja. Tapi sekarang malah jadi beda banget.
Risa mengambil lipstik warna merah stroberi miliknya dan memoles bibirnya sedikit dengan lipstik itu. Tak lupa ia memakai eye liner dan menambahkan sedikit blush on dengan warna hampir senada.
Setelah merasa lebih oke, Risa memasukkan kembali alat riasnya ke dalam tas dan pergi meninggalkan ruangan kantor.
Risa berjalan sedikit terburu-buru ke area parkir mobil dan langsung cepat-cepat pergi.
...****************...
Di dalam mobil perasaan Risa menjadi tidak tenang. Dia senang sebenarnya karena Dion kembali menghubunginya setelah sekian lama. Tapi, dia sadar, tindakannya saat ini rasanya salah. Ya, salah karena dia sudah menikah.
Tapi Risa menepis rasa bersalahnya itu dengan mengatakan dalam hati kalau pernikahannya dengan Rio bukanlah sesuatu yang dia inginkan. Itu hanya nikah kontrak dan akan segera berakhir.
"Gue sama Rio cuma nikah kontrak, gak ada perasaan dan gak akan pernah."
Kalimat itulah yang secara berulang terus ditekankan oleh Risa dalam hati selama diperjalanan hingga ia sampai ke tempat pertemuannya dengan Dion.
...****************...
Risa akhirnya tiba di tempat itu, tempat yang menjadi kenangannya bersama dengan Dion. Ia berhenti sejenak mengamati cukup lama dari dalam mobil yang sudah ia parkir. Ada rasa nostalgia dan haru saat melihat tempat kesukaannya dengan Dion masih tidak berubah banyak. Semuanya masih sangat sama seperti dulu. Tak jauh dari lokasi itu ada kampusnya yang juga tak kalah banyak menyimpan memori lama antara dirinya dan Dion.
"Baiklah, gue harus bisa," gumamnya sambil menarik napas dalam-dalam.
Setelah meyakinkan diri akhirnya Risa memberanikan diri untuk turun dari dalam mobil dan menemui Dion.
Risa memasuki cafe tersebut. Begitu membuka pintu aroma wangi kopi pun langsung menyeruak semerbak. Seketika semua kenangan indah waktu ia masih pacaran dengan Dion berputar kembali di dalam otaknya.
Tapi ia tak berniat untuk mengenang hal itu lama-lama. Diedarkannya pandangan ke seluruh sudut ruang, hingga di satu titik, pada ujung belakang sisi kiri ia melihat seorang pria bertubuh tegap sedang duduk bersandar. Ia duduk dengan memakai kacamata hitam, topi hitam dan masker putih yang menutupi hampir sebagian dari wajahnya, tapi Risa bisa menebak dia adalah Dion. Gak berpikir dua kali lagi, Risa melangkahkan kakinya menuju ke arah pria itu.
"Dion...," ucapnya menyebut nama itu saat sudah berdiri di sana sambil meletakkan tas kecil yang ia bawa di atas meja.
"Risa...." Dion terdengar terkejut saat tiba-tiba mendengar suara Risa. Ia segera menoleh dan berdiri.
"Ah gak perlu, udah duduk saja, kamu gak perlu menyambut ku," ucap Risa dengan cepat dan meminta Dion untuk duduk kembali.
Akhirnya Dion pun duduk. Ia lekas melepas topi dan kacamata hitamnya. Kedua benda itu diletakkan oleh Dion di atas meja.
"Beda ya sekarang, yang udah jadi aktor besar kalau keluar harus nyamar," ujar Risa setengah menyindir.
"Aku ngajak kamu ketemuan di sini bukan mau bahas masalah itu," balas Dion dengan cepat.
"Oh, lalu apa?" Risa berusaha untuk bersikap cuek meski dalam hati ia merasa berdebar.
"Ris..., kamu apa kabar...?" Mimik wajah Dion berubah, ia terlihat serius dan bicara dengan nada lembut.
Tatapan pria itu begitu dalam dan menimbulkan getaran dalam hatinya. Risa gak bisa bohong kalau ia memang masih menyimpan rasa untuk Dion.
"Kamu pikir kabarku bagaimana setelah mendengar semua berita tentang kedekatanmu dengan banyak artis perempuan di luar sana, atau ketika aku menemukan kamu sedang berdua dengan wanita lain di dalam apartemen?" Risa langsung mengeluarkan uneg-uneg nya Tanpa ngerem. Ia menatap tajam kearah pria itu.
"Maafkan aku Ris, tapi kamu tau 'kan semua itu tak benar!" Dion mencoba menyangkal semua itu.
"Gak benar? Jadi kamu berduaan di apartemen dengan siapa itu, Xiao fei atau siapa lah itu gak benar? Aku gak buta Dion!" Risa akhirnya tersulut emosi saat mengingat Dion bermesraan dengan wanita lain yang katanya hanya rekan kerja.
"Oke, aku akui kalau aku khilaf saat itu." Akhirnya Dion mengakui, "makanya aku pengen ketemu sama kamu Ris," lanjutnya yang mengarahkan pembicaraan ke sesuatu hal yang ingin ia katakan.
"Ris...." Dion tiba-tiba meraih tangan Risa, "kamu mau gak maafin aku? Aku pengen kita balikan lagi kayak dulu," ujarnya mengutarakan keinginannya kepada Risa.
"Hah, apa? Dion pengen balikan? Ini..., serius...?"
Risa tampak terkejut dengan pengakuan Dion yang tiba-tiba. Dia benar-benar bingung karena ini bukan momen yang tepat.
"Risa, kamu kenapa diam?" Tanya Dion setelah melihat Risa gak bereaksi atas permintaannya.
"Aku butuh waktu...," balas Risa yang jadi dilanda dilema.
"Butuh waktu? Kenapa? Jangan bilang kamu udah punya yang lain selain aku?" Ekspresi wajah Dion seketika berubah.
"Aku gak bisa kasih jawabannya sekarang, biarkan aku berpikir!" Risa menjadi gelisah. Ia segera menarik tangannya dari Dion.
Risa memutuskan pergi dari tempat itu sesegera mungkin sebelum perasaannya sendiri meledak.
"Ris...!" Dion kayaknya gak puas sama jawaban yang diberikan oleh Risa. "Risa, tunggu!" Dion berusaha mengejar Risa yang berjalan cepat keluar dari cafe tersebut.
...****************...
Di luar cafe terlihat jelas Dion berlari mengejar Risa yang terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan dan panggilan suara darinya.
Sementara di sisi sebrang jalan dari cafe tersebut, ternyata Via dan Acha mengikuti Risa. Ya, mereka berdua memang mempunyai firasat ada yang aneh sama Risa setelah menerima pesan saat di kantin sekolah. Mereka cuma pura-pura pergi dan putar arah, menunggu mobil Risa keluar gerbang sekolah dan mengikutinya.
"Tuh 'kan bener! Apa kata gue, Risa beneran ada janji ketemu sama orang, mana sama Dion lagi!" Ujar Via dengan perasaan gemas melihat Risa yang masih mau meladeni Dion.
"Gila ya, gue gak habis pikir, kenapa dia masih mau sama Dion?" Acha cuma bisa geleng-geleng.
"Menurut lu kalau sampai Risa jadian lagi sama Dion bakal gimana?" Acha melirik ke arah Via yang tatapannya masih fokus tertuju ke depan.
"Wah, gak tau deh gue, tapi kasihan Rio...," balas Via yang prihatin sama Rio. "Soalnya gue yakin, itu anak pasti juga suka sama Risa, keliatan jelas kok, Risanya aja yang budek!" Sambungnya sambil membayangkan apa reaksi Rio nanti kalau tahu Dion dan Risa kembali berhubungan.
"Jadi menurut lu kita harus gimana sekarang?" Tanya Acha dengan bingung.
"Jangan diomongin ke Rio dulu, deh. Biar Risa aja yang ngomong. Sementara kita jaga rahasia ini dulu dari siapapun, oke?"
"Oke, gue paham"
Keduanya pun sepakat untuk menjaga rahasia yang satu ini dari semua orang termasuk ke ibunya Risa terutama Rio.
Apalagi yang akan terjadi nanti? Apakah kehadiran Dion bakal merusak semuanya padahal mulai ada percikan rasa antara Risa dan Rio? Apa Risa benar-benar akan menerima Dion kembali?
.
.
.
BERSAMBUNG....