Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Mengambil akta nikah
"Nanti setelah dari kantor sipil kita singgah di studio photo" ucap william kepada Aurel.
"Baiklah" jawab Aurel menyetujuinya untuk mengambil foto ia penasaran foto di tahun 90an apa ada warna nya atau tidak.
"Kita juga mengambil foto keluarga" kata william sambil tersenyum.
Aurel terkejut dengan kata william menyebut mengambil foto keluarga
****
Tidak lama setelah itu mereka sampai di depan kantor sipil, lalu mereka memarkirkan mobil, setelah itu mereka turun dari mobil.
Pertama yang turun adalah Benjamin setelah itu Bram dan bibi lia, baru Aurel lalu ia melihat William.
"Bang, butuh bantuan ku" kata Aurel lembut ingin membantu william turun ia belajar mulai sekarang untuk merawat orang cacat.
William tertegun Aurel sangat dekat dengan nya, ia pura-pura berpikir, lalu ia mengangguk.
"Iya, tolong papah aku untuk turun" ucap William kepada Aurel,
Aurel membantu william turun dari mobil, badan tinggi kekar itu bersandar di badan kecil mungil itu, dia sengaja merapatkan badan ke tubuh Aurel.
"Bang jangan bersandar padaku kamu berat" kata Aurel pelan, tapi masih di dengar oleh william.
"Bagaimana lagi hanya seperti ini lah yang aku bisa" kata William dengan senyuman manisnya.
Saat sampai luar mobil kursi rodanya sudah dekatnya lalu ia membantu william duduk disana, ia samar menghirup aroma William wajahnya memerah.
Setelah semuanya selesai mereka masuk kedalam kantor sipil, lalu ia mendaftar namanya juga memberikan foto ukuran 3x4 hitam putih (tanpa warna) untuk di tempel akta nikah mereka.
Setelah prosedur pendaftaran selesai, mereka menunggu beberapa jam, supaya bisa membawa pulang surat dan akta nikah mereka yang sah di negara,
"Ibu ayah kalian bawa Bram berbelanja lebih dulu, aku disini menunggu sama Aurel" kata William kepada ibunya.
"Baiklah, itu juga ide bagus kata Bram dia juga ingin mainan, ayo nak kita ke toko mainan sambil menunggu kakakmu" kata bibi lia mengajak Bram.
Bram ragu-ragu menjawab pertanyaan bibi Lia dia melihat kakaknya.
"Pergilah ini simpan uang buat kamu beli mainan, ingat beli mainan hanya boleh satu tidak boleh serakah, dan lebihnya kamu makanan yang kamu suka" kata Aurel memberikan kepada adiknya uang 1.000, Bram sudah pandai menghitung Aurel asli maupun Aurel selalu mengajarinya, secara diam-diam.
Apalagi beberapa hari ini dia tidur sekamar lebih memudahkan bagi Aurel untuk mengajari adiknya.
"Baiklah bibi ayo, kita juga membeli makanan untuk kak Aurel dan kak william, mereka pasti lapar" kata Bram sambil mengajak bibi Lia.
"Kamu mengabaikanku," ucap Benjamin sambil menggoda Bram,
"Tidak paman aku tidak mengabaikan mu, tapi aku hanya belum selesai berbicara langsung di sela oleh paman" kata Bram lagi " ayo paman kita juga berangkat" kata bram manis.
"Pintar sekali mulutmu itu membuat orang senang" kata Benjamin sambil mengusap-usap kepala Bram
Tentu saja Bram sangat bahagia dia belum pernah mendapatkan kasih sayang orang tua, saat bersama bibi lia dan paman Benjamin dia meresa saat bersama orang tuanya, merasa punya sandaran untuk mengadu.
Setelah kepergian tiga orang tua sisa dua orang hanya diam saja dari tadi, Aurel membuka obrolan terlebih dahulu.
"Kak siska hari senin dia juga menikah dengan kevin anak juragan tanah, apa kamu tidak sedih tunangan mu sejak kecil menikah dengan orang lain" kata Aurel kepada William lalu ia memandang william, memastikan apa jawaban william juga memastikan bagaimana perasaan william kepada kak siska.
"Biarkan saja dengan siapa dia menikah aku tidak peduli, sekarang aku juga telah menikah dengan mu sudah sah secara negara" kata william santai tidak peduli dengan siska apakah dia menikah atau tidak, seandainya pertunangan tidak di gantikan dia memang berniat membatalkan pernikahan bersama siska, ia tidak bisa menikahi wanita yang tidak tulus apalagi keadaannya seperti ini, tetapi semenjak ia bertemu Aurel ia ingin menikahi nya, sangat peduli padanya.
Ia benar-benar sudah jatuh pada pesona gadis ini william hanya tersenyum memikir saat melihat Aurel kesal di atas mobil tadi.
"Tapi kak siska bilang kamu sangat mencintainya tidak mau berpisah dengannya, dan kamu sangat sedih saat kak siska bersama kevin, kamu mau menikahi ku hanya mencari pengasuh saja" kata Aurel santai lalu ia memperhatikan william yang memerah karena marah.
"Pakah benar dia sangat mencintai kak siska apakah dia marah padaku, karena mengungkit ini" gumam Aurel, hatinya terasa sakit memikirkan itu tapi dia tidak tahu apa
"Jika kamu masih mencintainya tidak apa-apa itu wajar cinta pertama memang sulit di lupakan, kamu juga boleh menganggap aku pengasuh karena aku sudah biasa mengasuh orang, kita jalani hidup selama satu tahun setelah itu kita bercerai, kamu bisa mencari cintamu lagi" kata Aurel dia mengatakan ini supaya hatinya tidak disakiti, karena berharap kasih sayang suami, tapi kalau dia tau menjadi pengasuh dia tidak berharap lagi.
"Sudah selesai bicaranya dari tadi kamu terus berbicara tanpa memberikan aku kesempatan menjelaskannya" kata william lembut dia hanya marah pada siska berani sekali dia mengatakan bahwa dia sangat mencintai dan menakuti gadis yang dia suka.
"Maaf bang, marah saja padaku karena sudah lancang mencampuri urusanmu" katanya Aurel sambil menunduk merasa bersalah.
Melihat Aurel menunduk ia merapatkan kursi rodanya didepan Aurel sehingga mereka duduk saling berhadapan dan lutut mereka saling beradu, jantung Aurel berdetak kencang.
"Apa yang dia lakukan, jika dia masih mencintai kak siska kenapa dia lembut padaku, hanya membuat hatiku sakit" gumam Aurel dalam hati matanya memerah dia tidak tahu mengapa dia sedih mendengar suaminya masih mencintai masa lalunya,
"Ya mungkin karena dia sudah menjadi suamiku, dan hati nya masih memikirkan wanita lain sebagai istrinya tentu saja aku sedih, ya hanya itu tidak ada yang lain" gumam Aurel lagi sambil menenangkan hatinya.
William memperhatikan aurel hanya diam saja sambil menunduk setelah minta maaf, lalu ia mengusap kepala Aurel dengan lembut.
"Apa yang kamu katakan mengapa kamu minta maaf, kamu tidak lancang sama sekali kamu boleh mengatur hidupku kedepannya, karena kamu adalah istriku" kata William lembut masih mengelus rambut Aurel.
"Aurel" panggil william pada Aurel karena masih menunduk.
Hmm
Aurel hanya menjawab dengan deheman saja, dan masih menunduk dia sibuk menenangkan dirinya, bagaimana cara menghadapi william kedepannya.
"Lihat aku, mengapa kamu hanya menunduk saja suamimu ada didepanmu yang kamu abaikan" goda william kepada Aurel kemudian ia memegang tangan Aurel yang kasar karena aurel asli sering bekerja tidak tahu waktu bekerja untuk keluarga pamannya.
