Seyna Darma, gadis yang dianggap bodoh karena trauma kematian kedua orang tuanya, hidup dalam siksaan paman dan bibi yang kejam.
Namun di balik tatapannya yang kosong, tersimpan dendam yang membara.
Hingga suatu hari ia bertemu Kael Adikara, mafia kejam yang ditakuti banyak orang.
Seyna mendekatinya bukan karena cinta, tapi karena satu tujuan yaitu menghancurkan keluarga Darma dan membalas kematian orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 KESAL
"Cepat kau pergi kerumah Amar," pinta Dirga saat melihat Alisha turun.
"Baik yah, aku akan segera kesana," ucap Alisha sambil berjalan mendekat.
Lalu Reni segera menghampiri sang putri dan berbisik lirih tepat ditelinga Alisha.
"Jangan lupa bahwa kau harus mencari muka di hadapan mertuamu dan buat Seyna malu," tegas Reni lalu menepuk pundak sang putri.
Alisha hanya tersenyum tipis lalu berjalan keluar dari rumah tersebut. Di dalam mobil ia fokus memainkan ponselnya dan sesekali menatap ke arah luar.
"Pak, nanti mampir ke toko kue dulu," ucap Alisha.
Sang supir hanya mengangguk, lalu melajukan mobil itu mengarah ke toko kue.
"Pokoknya aku harus buat tante jesika suka dengan ku dan bisa membuat Amar untuk mencintaiku dan tidak jadi membatalkan perjodohan ini," gumamnya sambil tersenyum.
Selang beberapa menit berkendara, akhirnya sampailah Alisha di depan toko kue. Ia langsung bergegas turun untuk membeli beberapa bolu kesukaan calon mertuanya. Saat masuk ke dalam toko kue itu aroma vanilla,coklat dan cookie langsung menyerbunya tetapi yang membuatnya sedikit kesal bahwa ia melihat Seyna bersama Kael disana.
"Kenapa gadis bodoh itu malah disini," pikir Alisha.
Alisha segera menuju ke arah kue kue yang berjejer, tetapi pandangannya masih mengarah ke Seyna dan Kael yang sedang duduk sambil tertawa.
"Nggak mungkin Amar juga di sini?" gumam Alisha pelan, darahnya terasa naik ke kepala ketika melihat Amar duduk bersama Seyna dan lebih parah lagi, bersama seorang gadis lain yang tampak sangat dekat dengannya.
Gadis itu cantik, berpenampilan berkelas, rambut panjang tergerai, dan sikapnya sangat sopan. Ia tertawa kecil saat Seyna dengan polosnya menceritakan sesuatu, lalu Amar menimpali dengan senang terlalu senang, ekspresi yang tidak pernah dilihat oleh Alisha saat bersama Amar.
Tangan Alisha mengepal begitu kuat sampai buku-bukunya memutih. Nampan yang ia pegang hampir terjatuh dari getaran emosinya yang sudab tidak bisa terbendung.
"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Amar tidak boleh dekat dengan siapapun selain diriku," gumam Alisha.
Ia menahan diri keras-keras agar tidak mendatangi mereka saat itu juga. Dengan cepat ia meraih masker dari dalam tas dan memakainya untuk menyembunyikan ekspresi wajah yang penuh kemarahan, lalu mendorong keranjang belanja kecil seolah sedang memilih kue.
Namun posisinya ia atur dengan pas agar cukup dekat untuk menguping pembicaraan mereka tanpa takut diketahui.
Sambil pura-pura memeriksa rak cookies, telinganya fokus untuk mendengarkan pembicaraan.
"Aku senang Seyna bisa datang ke rumahmu Amar," ucap gadis yang bersama Amar dengan suara lembut.
"Kalau kamu mau, lain kali aku ajak kamu main ke rumahku ya? Kita bisa masak bareng. Kamu pasti mau kan Seyna?"
Seyna tersenyum lebar lalu menjawab dengan bersemangat.
"Iya! Seyna mau! Kalau sama kak Kael dan kak Amar boleh?"
Saat itu Kael menepuk kepala Seyna pelan. "Kapan pun kamu mau, aku pasti bakal ikut."
Tawa ringan terdengar di meja itu.
Mereka terlihat sangat bahagia dan nyaman. Seolah Seyna adalah pusat perhatian mereka, yang membuat Alisha merasa iri. Amar lalu menoleh pada gadis di sampingnya.
"Oh ya, Seyna… kenalin. Ini Angela. Dia teman kecilku yang baru pulang dari London."
"Haloo kak Angela," sapa Seyna seperti gadis kecil.
Angela tersenyum pada Seyna. "Kamu manis sekali, aku senang bisa kenal kamu."
Alisha tanpa sadar menggigit bibirnya kuat-kuat.
"Angela? Teman kecil? Duduk berdampingan dan tertawa mesra seperti itu?Dan Amar memperkenalkan Angela pada Seyna seolah Seyna adalah seseorang yang berarti,"pikir Alisha.
"Kalau besok kamu mau ikut aku sama Amar jalan-jalan juga boleh," ujar Angela ramah.
Seyna mengangguk antusias. "Serius? boleh ikut?"
"Iya Seyna kamu boleh aja ikut," ucap Angela lembut.
"Seyna mau seyna mau!" ucap Seyna dengan cepat lalu mengenggam tangan Kael seolah ingun mengajaknya juga.
Mendengar percakapan itu nampan yang sedang dipegang Alisha tiba-tiba terbentur rak karena ia kehilangan kontrol untuk satu detik saja. Semua orang di meja refleks menoleh kaget tetapi Alisha cepat berdiri tegap dan membungkuk, pura-pura malu.
"Maaf… saya kurang hati-hati," ucapnya pelan, suara dibuat lembut agar tidak mencurigakan.
Mereka kembali melanjutkan obrolan. Sementara Alisha menunduk tetapi matanya menyala penuh benci di balik masker. Nama angela tergambar jelas di kepalanya. Bukan hanya Seyna yang harus disingkirkan sekarang ada lawan baru yang harus ia patahkan kalau ingin tetap menjadi calon istri Amar dan hidup enak.
Alisha mengambil bolu yang ia perlukan, mencoba mengontrol napas, lalu meninggalkan toko dengan senyum dingin yang tidak terlihat di balik masker.
"Sialan gadis itu! Aku harus merebut Amar!" tegas Alisha lalu berjalan dengan kasar menuju ke arah mobil.
"Cepat antar aku ke kediaman Wicaksana!" perintah Alisha kepada sang supir.
"Baik non," ucap sopir itu kalu melajukan mobil dengan cepat menuju ke arah kediaman Wicaksana.
Setelah sampai di depan kediaman Wicaksana, Alisha menahan napas sebentar agar emosinya bisa reda dan ia dapat terlihat baik baik saja.
"Aku harus dapetin hati tante Jesika," gumam Alisha lalu segera turun menuju ke dalam rumah.
"Tante..tante," panggil Alisha.
Lalu jesika segera turun ke bawah untuk mencari siapa yang datang bertamu ke rumahnya.
"Oh Alisha, mau jemput Seyna ya?Seyna lagi pergi, nanti biar Kael saja yang antar Seyna. Kamu pulang lagi saja," ucap Jesika seolah sedang mengusir Alisha.
"Ga apa apa tan, aku kesini mau bawain tante kue ," ucap Alisha dengan senyum ramahnya.
Jesika menerima kotak kue itu tanpa antusias, hanya senyum tipis dan anggukan kecil sebagai bentuk sopan santun. Ia meletakkannya di meja, bahkan tanpa repot membuka atau memuji isinya.
"Terima kasih, Alisha," ucapnya singkat.
"Tante boleh aku nunggu Seyna pulang? Sekalian nemenin tante, biar tante ngga sendirian," pinta Alisha cepat bahkan terlalu cepat agar tidak kehilangan kesempatan, nada manisnya begitu dibuat-buat.
Jesika menatapnya lama. Ia bukan perempuan yang mudah dibohongi ia terbiasa membaca karakter orang. Alisha tersenyum sopan, tapi sorot matanya menyimpan ambisi. Jesika tahu itu sejak awal.Namun ia tidak ingin banyak bicara. Ia hanya mendengus pelan dan mempersilakannya.
"Kalau mau menunggu ya tunggu saja. Tapi tante tidak perlu ditemani," ucap Jesika datar.
"Tante aku pengen dekat sama keluarga tante. Kalau tante butuh bantuan apa pun aku mau bantu," desak Alisha, menampilkan ekspresi paling lembut yang ia punya.
Ucapan itu justru membuat Jesika makin jengkel.
Akhirnya ia membiarkan bukan karena ingin dekat, tapi karena ingin melihat batas kesabaran gadis ini.
"Kalau begitu ikut tante ke belakang," ucapnya sambil berbalik.
.....
MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA VOTE,LIKE,KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHH
Jangan lupa follow buat tau kalau ada cerita baru dari othorrr!!