NovelToon NovelToon
CEO To Husband

CEO To Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 - Club Malam

Di sisi lain, di sebuah kamar mewah milik seorang pria tampan, malam itu hanya menyisakan keheningan yang menempel di setiap sudut ruangan.

Lampu-lampu kecil di langit-langit kamar memancarkan cahaya temaram, cukup untuk menampakkan siluet tubuh lelaki yang sedang tertidur pulas di atas ranjang king size dengan seprai hitam pekat.

Pria itu, Alaska Arnolda biasa dipanggil Aska tertidur tanpa sehelai pakaian kecuali boxer yang melingkar di pinggangnya. Nafasnya teratur, dadanya naik turun perlahan, dan wajahnya terlihat jauh lebih muda ketika dia sedang tertidur. Meski terkenal dingin dan sarkastik, ketika tidur dia tampak damai seperti tidak pernah memikul beban apa pun dalam hidup.

Namun kedamaian itu hancur seketika saat suara ponsel di nakas samping ranjang berdering keras. Dentingannya menusuk telinga dan memecah ketenangan kamar. Kelopak mata Aska berkedip beberapa kali sebelum akhirnya membuka perlahan, memandang langit-langit kamar yang gelap. Dia mengulurkan tangan malas, meraih ponselnya.

“Halo,” ucap Aska dengan suara bariton yang terdengar berat, jelas sekali bahwa dia baru bangun tidur.

Dia duduk perlahan, menyandarkan punggung pada headboard ranjang. Selimutnya turun hingga ke perut, menampilkan otot-otot dadanya yang terlatih.

Cahaya lampu temaram membuat garis-garis otot itu semakin terlihat tegas. Banyak wanita mungkin akan pingsan hanya melihatnya begini, namun Aska tak pernah peduli soal itu. Yang dia pedulikan saat ini hanyalah rasa kantuk yang belum pergi.

“Kenapa ada yang menelpon ku di saat hal seperti ini, aku ingin tidur saja,”gumam Alaska pelan.

Dalam hatinya, dia mengumpat kecil. Sudah lama sekali dia tidak tertidur selelap ini, dan semua itu karena satu siluet yang muncul di pikirannya sejak sore tadi siluet seorang gadis. Wajah yang terasa familiar. Dan justru karena itu, kepalanya terasa lebih berat dari beban pekerjaan.

“Di mana kau? Dean sudah di sini. Jarang-jarang tuan Alferoz ke sini. Apa kau tidak akan ke sini, tuan Alaska Arnolda,” ujar Lukas dengan nada kesal dari seberang telepon.

Aska melirik jam walker di nakas. Jarum menunjuk pukul 11 malam.

“Hah…” keluhnya tulus. Dia tak menyangka sudah tertidur begitu lama.

“Kau shareloc saja. Aku akan ke sana,” balas pria itu akhirnya.

“Oke, aman.” Lukas langsung mematikan teleponnya.

Tanpa mengeluh, Aska bangkit dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Ruangan itu gelap hingga akhirnya dia menyalakan lampu, menampakkan interior modern minimalis dengan marmer putih. Inilah kehidupan Aska saat Clara tidak ada di mansion: bangun dan tidur sesuka hati. Kalau Clara ada… tidak mungkin. Mommy-nya itu akan membangunkannya sesuai jadwal ketat, lebih rapi dari agenda yang dibuat Jeff.

“Jeff.” Aska kembali menekan layar ponselnya.

“Ya, tuan,” jawab Jeff cepat.

“Jemput aku. Kita ke tempat mereka.”

“Baik, tuan.”

Aska menyalakan shower, membiarkan air hangat jatuh di atas kepalanya. Ia menundukkan wajah, membiarkan air mengalir melewati punggung bidangnya yang lebar. Uap panas memenuhi ruangan, membuatnya terlihat semakin maskulin dan liar pemandangan yang bisa membuat hati siapa pun bergetar jika melihatnya dari belakang.

Setelah mandi, Aska kembali ke kamar dan mengenakan pakaian casual: kaos gelap yang membentuk tubuh dan jaket tipis. Dia turun ke lantai bawah, menemukan salah satu pelayan tua yang sudah mengabdi sejak dia kecil.

“Bi, aku mau pergi dulu. Jangan laporkan semua kegiatanku pada mommy. Nanti aku tambah gaji bibi,” ucap Aska santai.

“Baik, tuan. Aman,” jawab wanita itu sambil terkekeh.

“Ayo, Jeff,” panggilnya.

Jeff segera mengikuti langkah tuannya. Mobil mewah itu melaju menembus jalanan kota di malam hari. Lampu-lampu jalan berpendar, menciptakan nuansa sendu yang anehnya selalu membuat Aska merasa tenang. Malam di kota selalu menyimpan kenangan yang sulit dijelaskan campuran antara kebebasan dan masa lalu yang terus membayang.

Mobil berhenti di sebuah club berneon mencolok. Aska menaikkan satu alisnya.

“Sepertinya saya harus minum,” ujar Jeff dengan semangat yang tidak pada tempatnya.

“Kendalikan dirimu. Atau aku akan memukulmu. Besok ada meeting,” kata Aska datar.

“Baik, tuan…” Jeff langsung mengecil.

Mereka masuk. Suara musik langsung menghantam telinga, ditambah aroma alkohol pekat yang memenuhi ruangan. Lampu warna-warni menari di atas kepala. Orang-orang berpesta, tertawa, dan menenggelamkan diri dalam dunia malam yang kacau.

“Asuuu, lama banget. Kayak cewek, dandan dulu ya?” ketus Lukas begitu melihat Aska muncul.

“Tidak. Aku baru bangun, bro.” Aska menepuk bahu Dean.

“Di mana Luis?” tanya Aska sambil melihat sekeliling.

“Di dalam pelukan istrinya lah. Lagi enak-enak tidur sama istrinya,” ujar Lukas ketus.

“Jika kau seiri itu, nikahi saja salah satu jalangmu,” tawa Dean puas.

Lukas William anak dari Varo William dan Regita memang terkenal sebagai pria yang suka mengoleksi wanita. Berbanding terbalik dengan kembarannya yang kalem, Lukas adalah definisi kekacauan.

Mereka bertiga tertawa, melanjutkan obrolan. Sesekali Aska merasa pertemuan seperti ini penting, setidaknya untuk menjaga hubungan tiga keluarga besar yang sudah bersahabat sejak lama.

“Bagaimana dengan Dhea? Apa kau sudah mengatakan itu kepadanya?” tanya Aska.

“Aska, sejak kapan kau kepo dengan percintaan orang lain?” balas Leon datar.

“Hei, itu karena calon kakak iparmu ada di sini. Minta restu saja.” Aska menepuk Dean.

“Dia berhak memilih prianya. Aku tidak akan menikah kalau tidak bersama Dhea,” jawab Leon datar.

“Kalau dia mendapatkan pria lain bagaimana?” tanya Lukas.

“Aku akan melajang sampai mati.”

“Wow, takut…” tawa mereka bertiga pecah bersamaan.

Mereka melanjutkan obrolan sambil sesekali mengamati sekitar. Hanya Lukas yang minum alkohol, Dean menolak karena besok ada penerbangan, dan Leon seperti biasa lebih memilih diam. Aska? Dia sedang tidak mood minum malam ini.

Tidak jauh dari mereka, seorang wanita seksi di meja bar membisikkan sesuatu pada temannya. Mereka adalah wanita-wanita bayaran di club itu.

“Itu Lukas. Duitnya banyak. Coba deketin,” bisik salah satu dari mereka.

“Tapi cowok di sampingnya lucu, imut,” bisik yang lain melihat Dean.

“Halah, jangan yang itu. Gua nggak tau latar belakangnya.”

Wanita itu akhirnya berjalan berlenggak-lenggok mendekati meja Aska dan teman-temannya. Dengan senyum menggoda, ia menunduk rendah sengaja menampilkan belahan dada.

“Halo ganteng, lagi apa nih? Mau ditemenin nggak?” tanyanya manja.

Ketiga pria Aska, Dean, dan Leon hanya melirik sekilas dan kembali mengobrol, sudah terbiasa dengan godaan seperti itu. Tapi Lukas?

Lukas langsung menjilat bibir, tampak tertarik.

“Cantik, duduk di sampingku sini,” ajaknya.

“LUKAS!!” seru ketiga pria itu serempak, tajam.

...----------------...

Terima kasih sudah membaca! Kalau suka ceritanya, jangan ragu tinggalkan like agar author makin semangat lanjutkan bab berikutnya.

1
kalea rizuky
loo siapa kah itu
kalea rizuky
lnjut donk thor
kalea rizuky
goblok sok jagoan ama ibu tiri lampir aja kalah bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!