Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Ibu kalau di rumah mas Darren biasanya makan apa buk?" tanya Calo yang sudah nangkring di meja makan menunggu nasi goreng buatan ibunya siap.
"Makan yang sama kayak pelayan disana. Kan ibuk juga berkerja di sana." Luna masih terung mengoseng nasi di dalam wajan.
Calo termenung dengan tangan bertopang dagu. Ah pasti ibuk nggak pernah makan banyak menu kayak kemarin, kasian banget ibuk. Itulah isi batin Calo.
"Kenapa? Kamu makan enak disana, sampai minta bawa pulang segala. Bikin malu aja." Ucap Luna berbalik melihat Calo dengan sinis. Kemarin dia melihat sang anak diantar oleh Darren sambil membawa tentengan yang banyak.
Saat Calo masuk rumah dia langsung mengatakan bahwa ini adalah sisa makanan di rumah Darren yang bahkan tidak tersentuh pemilik rumah.
Luna merasa malu mendengar sang anak bercerita. Padahal dia pernah membuat makanan seperti itu meskipun tidak sering.
"Ihhh kan aku nggak minta langsung, dia nawarin ya aku cuman diam aja, eh mungkin dia kira aku setuju. Mas Darren juga lihat aku dengan tatapan kasihan. Mungkin dia kira kita hidup melarat banget." Ucap Calo yang diakhiri dengan kekehan ringan.
Hidup berdua dengan Luna membuat Calo tidak pernah merasakan kelaparan. Untuk makan Luna selalu perioritaskan. Tapi memang saat Calo kuliah mereka sangat jarang makan makanan mewah, hanya di hari hari tertentu saja.
"Ya tampang kamu itu memang kayak pengemis. Bikin pengen di lempar uang."
"Kalau ada yang mau lempar uang ke aku, aku teriak dengan lapang dada buk."
Luna hanya menggeleng mendengar sang anak.
"Pembukuan warung nggak kamu buat di buku lagi? kemarin juga ada alat kasir kasiran itu, baru kamu beli?" tanya Luna.
Kemarin saat Luna warung, dia melihat warungnya berubah banyak. Mulai dari makanan yang di jejer rapi dengan rak rak khusus sepertinya Calo membuat sendiri rak itu, soalnya kayunya di cat pakai cat yang sama kayak rumah mereka.
Minum minuman juga di susun rapi berdasarkan kategori dan warna. Kalau Luna mah yang laku aja letak di depan. Ada alat scan kasir yang terhubung dengan tab milik Calo.
Warung berubah menjadi lebih modern. Kini warung milik mereka lebih mirip minimarket.
"Iya, biar aku nggak pusing ngitungnya nanti. Aku juga udah nggak terima orang berhutang lagi. Aku pusing nagihnya, nanti malah aku yang dimarahi padahal mereka yang berutang."
Calo mendengus ketika mengingat saat ia meminta hutang pada tetangga mereka yang membeli beras tapi uangnya kurang lima ribu, eh pas diminta bilang ikhlaskan saja. Ya tidak terima lah Calo, dia balik marah pula ke tetangganya itu.
Semenjak itu Calo tidak lagi menerima hutang, bahkan meskipun hutang orang itu seribu rupiah. Calo akan menahan belanjaan atau mengurangi belanjaan pembeli jika uangnya kurang, tidak ada cerita uang yang kurang dibayar besok.
"Awalnya banyak orang yang pindah tapi sekarang mereka dah balik belanja ke kita lagi. Selama jaga warung aku belum pernah ngambil keuntungan, semua keuntungan warung aku usahakan untuk melengkapi barang barang yang belum ada dan merenovasi sedikit demi sedikit."
Luna meletak sepiring nasi goreng depan Calo dan juga untuk dirinya.
"Iya ibuk juga setuju dengan kamu, lagi pula gaji yang diberikan oleh Darren lebih dari cukup untuk kita."
.
.
.
bersambung.
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗