Xeena Restitalya, hidupnya selalu tidak menyenangkan setelah ibunya meningal. Ayahnya tak pernah peduli dengannya setelah memiliki istri dan juga anak lelaki.
Xeena harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Diusianya yang sudah 25 tahun, dia bersyukur masih diberi kesempatan bekerja di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
Tapi siapa sangka, bos di tempat kerjanya yang baru itu begitu terobsesi kepadanya.
"Tetaplah di sisiku, kemanapun kau pergi, aku tetap akan bisa menemukanmu, Xeena."
Jeremy Suryoprojo atau Jeremy Wang, dia merupakan bos Xeena.
Pria yang selalu acuh terhadap orang lain itu tiba-tiba tertarik kepada Xeena.
Xeena yang hanya ingin hidup dengan tenang kini malah berurusan dengan bos obsesif sekaligus ketua Geng Wang.
Lalu bagaimana kehidupan Xeena setelah bertemu dengan Jeremy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawanan Cinta 26
"Lapor Bos!"
Jeremy yang sudah berada di kamarnya dan hendak tidur, langsung bangun ketika mendapat panggilan dari Maman.
Jika itu Maman, berarti pasti ada sesuatu yang terkait Xeena.
"Apa, cepet ngomong!" sahut Jeremy dengan sangat tidak sabar. Melihat waktu Maman menghubunginya, pasti ini adalah hal penting.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Ini sudah larut jika hanya untuk melaporkan hal biasa.
"Anu bos, tadi aku ngelihat kalau rumah ini diawasi. Sebenarnya tepatnya bukan Mbak Xeena secara langsung yang diawasi, tapi Mbak nya yang satu lagi. Itu, temannya Mbak Xeena. Cuman, saya ngerasa kok ini tetep ada kaitannya sama Mbak Xeena. Orang itu kayak cuma mau memastikan sesuatu. Jadi, dia ngawasin temennya Mbak Xeena dari keluar kantor sampai rumah. Terus Pas Mbak Xeena pulang, dia cuman sebentar di sana lalu pergi gitu aja. Ya agak sesaat sih dia ada di sini, kayaknya mau mastiin saja begitu."
Hmmm
Jeremy terdiam sejenak. Apa yang dilaporkan oleh Maman seolah seperti sebuah pola.
Pola itu adalah memastikan bahwa mengawasi Melky untuk mengetahui keberadaan Xeena.
Dari pencarian Paijo waktu itu, Jeremy menemukan fakta bahwa Xeena minggat dari rumah. Dan dia memiliki mantan pacar. Mantan pacar Xeena itu juga masih mengejar Xeena. Mungkin orang itu adalah suruhan dari sang mantan untuk menemukan keberadaan Xeena.
"Selain itu ada lagi ndak?"
"Ada Bos, ada seorang laki-laki yang datang. Apa yang mereka bicarakan tidak terlalu tahu juga karena saya ndak bisa dengar. Tapi orang itu ndak ada niat jahat. Dia ngasih amplop, yang ternyata isinya uang." Laporan kedua Maman ini agaknya tentang kedatangan Aldo.
Maman yang sudah ikut Jeremy sejak lama, dia bisa merasakan aura buruk atau tidak terhadap orang yang dia temui. Maman termasuk peka dalam hal seperti ini, maka dari itu Jeremy menempatkan Maman di sisi Xeena.
"Oke, saat ini terus awasi. Coba pastiin orang yang mengawasi Melky itu datang lagi apa ndak. Kalau ada apa-apa, kamu harus langsung ngabari."
"Siap Bos, laksanakan!"
Jeremy kemudian mengirimkan pesan kepada Xeena. Dia tidak yakin Xeena masih terjaga di jam segitu tapi ternyata gadis itu membuka pesannya dan langsung menjawabnya.
Meskipun sangat formal tapi bukan itu yang penting bagi Jeremy. Yang terpenting adalah Xeena menjawab pesannya.
Laporan Maman tentang Xeena akhirnya membuat Jeremy tidak bisa tidur. Dia mengkhawatirkan Xeena. Belum pernah selama ini dia bersikap demikian terhadap orang lain yang bukan keluarganya.
"Haah sial, aku beneran jadi ndak tenang."
Sreeet
Ceklek
Drap drap drap
Jeremy bangkit dari ranjangnya, ia menyahut jaket dan juga kunci mobil. Akhirnya, Jeremy memilih untuk pergi ke luar. Tapi dia tidak menuju ke tempat Xeena berada, melainkan pergi ke markas. Ada sesuatu yang harus dia ketahui sekarang juga.
Ckiiit
"Jo!!! Paijoooo!"
Gubrak!
Paijo yang sebenarnya baru saja memejamkan matanya, sangat terkejut dengan suara Jeremy yang begitu menggelegar. Telinga Paijo sudah disetting untuk tanggap ketika Jeremy bersuara.
"Aduuuoooh, Bos. Elah ini tengah malam Bos. Wayahnya tidur. Emang Bos ndak ada rasa ngantuk opo?" keluh Paijo. Dia memang adalah ahli dalam bidang IT. Paijo juga memiliki keahlian meretas, jadi untuk mengulik informasi dari seseorang, tentu saja dia adalah yang paling bisa diandalkan.
"Ck, crigis! Carikan aku data pribadi orang yang namanya Deny. Itu lho mantan pacarnya Xeena,cepet!!" tukas Jeremy. Dia mana peduli dengan keluhan Paijo. Apa yang dia perintahkan pokoknya harus segera dijalankan.
"Kenapa ndak dari kemarin to Bos. Barengan gitu lho pas nyari informasi punya Mbak Xeena,"ujar Paijo. Agaknya dia masih berusaha mengeluh tentang pekerjaannya yang tiba-tiba itu.
"Ohooo, kamu nyalahin aku. Seharusnya kamu yang inisiatif buat nyari. Kamu lho ikut aku bukannya setahun dua tahun, yo mosok hal kecil kayak gitu aja harus diinstruksikan. Wes rasah kakean cangkem (udah jangan kebanyakan omong) cepet kerjain!" sahut Jeremy tegas.
Meskipun saat ini bibir Paijo mengerucut karena sedikit kesal, tapi dia mau tidak mau tetap harus melaksanakan tugas dari tuannya itu. Jika tidak, bisa-bisa gaji melayang.
Paijo tahu betul bahwa Jeremy bukan lah orang yang welas asih. Dia bisa bertindak begitu kejam bahkan terhadap anak buahnya sendiri.
Saat ini Paijo bisa sedikit bercanda dengan Jeremy karena dia tahu celahnya. Itu pun hanya sesekali dia melakukannya.
"Ini Bos, sudah,"ucap Paijo setelah sekitar 15 menit mencari.
"Oke, bagus,"sahut Jeremy puas. Ia pun langsung memba secara detail informasi tentang mantan kekasih Xeena tesebut. Jeremy tidak ingin melewatkan hal sekecil apapun terkait orang itu.
"Deny Setiabudi, 27 tahun. Jadi dia anak juragan oleh-oleh sama rumah makan. Hmmm baiklah. Dan dia ... "
Jeremy membaca dengan cermat. Menurutnya tidak ada yang spesial dari pria itu. Tapi fakta bahwa Xeena memutuskan Deny, tentu dia belum bisa mengetahuinya. Jeremy menjadi sangat penasaran akan hal tersebut.
Hingga pagi, Jeremy tetap berada di markas. Dia bahkan sama sekali tidak memejamkan mata.
Di marka tersebut, ada banyak hal yang bisa dia kerjakan termasuk melanjutkan penyelidikan terhadap orang yang ingin mencelakai keluarganya. Termasuk dengan orang yang menyerangnya.
Saat ini masih belum ada titik temu karena motor yang digunakan oleh orang tersebut tidak bisa dilacak. Plat nomor yang terpasang di motor tenyata palsu sehingga Paijo pun tidak bisa mendapatkan informasi apapun.
"Bos, ini kopi sama roti kalau mau buat sarapan. Lumayan buat ngeganjel perut."
"Hmmm ya. Oh iya Jo, aku lupa bilang soal itu. Kirim orang ke tempat dimana Yanto dan Maya berada. Selidiki mereka berdua dan cari tahu denga siapa saja mereka berinteraksi."
Siap!
Paijo bergerak cepat. Setiap instruksi dari tuannya, dia melakukannya dengan sangat baik. Cepat dan tepat, itulah nilai dari pekerjaan Paijo.
Dirasa cukup, Jeremy pun segera beranjak. Dia akan langsung pergi ke kantor. Di ruang pribadinya, Jeremy juga menyimpan beberapa pakaian termasuk setelan untuk bekerja. Jadi dia tidak perlu pulang untuk berganti pakaian.
Namun ketika hendak meluncur pergi, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Dia mengerutkan alisnya saat melihat siapa yang menghubunginya.
"Maman, ono opo Man?"
TBC
Makasih ya manteman buat jawaban kalian semua. Oke deh aku fokus dulu ini. Judul selanjutnya nanti aja kalau ini udah lebih dari 60 bab an.
Makasih banyak buat masukannya. Selamat membaca ya ^^
santai wae
kok medok bangett