Belva Kalea harus menelan kekecewaan saat mengetahui calon suaminya berselingkuh dengan saudara tirinya tepat di hari pernikahannya. Bukan hanya itu saja, Glory diketahui tengah mengandung benih Gema Kanaga, calon suaminya.
Di sisi lain, seorang pengusaha berhati dingin bernama Rigel Alaska, harus menelan pil pahit saat mengetahui istrinya kembali mengkhianatinya. Disakiti berulang kali, membuat Rigel bertekad untuk membalas rasa sakit hatinya.
Seperti kebetulan yang sempurna, pertemuan tak sengaja nya dengan Belva membuat Rigel menjadikan Belva sebagai alat balas dendam nya. Karena ternyata Belva adalah keponakan kesayangan Roland, selingkuhan istrinya sekaligus musuhnya.
Akankah Rigel berhasil menjalankan misi balas dendam nya?
Ataukah justru cinta hadir di tengah-tengah rencananya?
Mampukah Belva keluar dari jebakan cinta yang sengaja Rigel ciptakan?
Ataukah justru akan semakin terluka saat mengetahui fakta yang selama ini Rigel sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Rasakan itu!" Kalea tersenyum menyeringai sambil menjulurkan lidahnya pada Rigel. Kalea berhasil membuat Rigel meringis karena anacondanya yang sengaja ia tendang dengan keras. " Mana kuncinya?" Kalea menengadahkan tangannya pada Rigel.
"Ambil sendiri kalau bisa." Rigel menepuk saku celana depannya, dengan seringai tipis di wajahnya pria itu bergumam, "aku yakin Kamu tidak akan berani mengambilnya."
"Kamu pikir aku takut?" Kalea mendekati Rigel dengan langkah yang terlihat meyakinkan. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam sorot matanya.
Saat Kalea tepat di hadapan pria itu, Kalea tersenyum sambil mengalungkan tangannya di leher Rigel. Wanita cantik itu perlahan mendekatkan wajahnya membuat Rigel reflek memejamkan matanya.
Pria itu menikmati aroma vanila, aroma yang membuatnya candu menguar dari tubuh wanitanya. Hembusan napas keduanya saling beradu, semakin menambah kesan romantis.
Hap
"Yes, dapat."
Kalea berhasil mendapatkan kunci dengan memanfaatkan kelengahan Rigel. Rigel mengumpat saat menyadari wanitanya itu ternyata menipunya.
"Shitt! Kamu menipuku?" Matanya mendelik tajam pada wanita cantik yang terbahak di depannya.
"Ckckck! Anda ditipu seperti ini saja marahnya luar biasa." Kalea berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Cara bicaranya pada Rigel tiba-tiba berubah formal, seolah memberi isyarat jika diantara keduanya sudah tidak memiliki kedekatan lagi. "Bayangkan jika Anda jadi saya, ditipu, dipermainkan bahkan dijadikan alat balas dendam."
Deg
Hati Rigel terasa sesak, apalagi saat menatap mata wanitanya mulai berembun. Tatapan nya yang dulu berbinar saat menatapnya, kini mata indah itu hanya memancarkan luka dan kekecewaan.
Ia tahu kesalahannya sangat besar dan sulit dimaafkan. Namun Rigel sangat berharap Kalea mau memberikannya kesempatan.
"Abel, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Tapi aku mohon, kasih aku kesempatan satu kali saja untuk memperbaiki semuanya."
Rigel menatap Kalea mengiba. Pria itu benar-benar berharap hubungannya dengan Kalea akan kembali seperti dulu.
"Kesempatan yang mana?" Kalea tersenyum getir sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kaca yang retak tidak akan mungkin utuh lagi. Sama halnya dengan hatiku. Kamu sudah membuat hatiku hancur berkeping-keping. Jadi, Tidak akan mungkin bisa kembali seperti dulu lagi."
Ucapan panjang lebar Kalea itu begitu menusuk relung hati Rigel. Ia membayangkan betapa terlukanya wanitanya kala itu.
"Maaf..."
Hanya satu kata yang mampu Rigel ucapkan. Walaupun tidak bisa menghapus semua rasa sakit yang Kalea rasakan, namun ia berharap setidaknya Rigel bisa menebus luka hati wanitanya walaupun hanya sedikit saja.
"Aku akan maafkanmu, dengan satu syarat."
"Katakan, aku akan melakukan apa pun supaya Kamu memaafkanku."
Mata Rigel berbinar, ia tidak sabar menunggu Kalea mengatakan syarat untuk memaafkannya.
"Jangan bertingkah seolah Kamu mengenalku. Setidaknya, gunakan keahlian menipumu sekali lagi. Aku juga akan melakukan hal yang sama."
Rigel menggelengkan kepalanya, sudah cukup selama tiga tahun ini ia hidup tanpa Kalea. Rigel tidak akan pernah mau berpura-pura tidak mengenal wanita yang tidak pernah sedetik pun ia lupakan itu.
"Aku tidak akan pernah melakukannya." Rigel menggelengkan kepalanya. "Selama tiga tahun ini aku mencarimu, aku merindukanmu, aku nyaris mati karena rasa penyesalan. Aku mohon, jangan menghukumku lagi."
Rigel ingin mendekap tubuh wanita yang mulai terisak itu, namun Kalea menepis dan memundurkan langkahnya.
"Jika aku Belva yang dulu, mungkin aku akan dengan mudah percaya dengan bualanmu itu." Kalea tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya. "Tapi aku Kalea, bukan Belva yang bodoh lagi."
"Abel---"
"Sudah kubilang, jangan memanggilku dengan nama itu!" Kalea berteriak sambil menutup kedua telinganya. "Abel sudah mati," ucapnya lagi sambil berlari menggapai pintu.
Ceklek
Kalea membuka pintu kamarnya, ia ingin segera keluar dari kamar menyesakkan itu. Namun, begitu Kalea membuka pintu, seseorang sudah berdiri di depan pintu dengan posisi hendak mengetuk pintu.
"Abel!"
Panggilan Rigel dari dalam kamar Kalea membuat seseorang yang sejak tadi menatapnya bingung kian melebarkan bola matanya.
"Kalian kenapa bisa berduaan di dalam kamar?"
...----------------...
"Maksud Anda apa? Jangan sembarangan bicara. Ini Dion, suami saya."
Nadin tidak terima saat besannya mengatakan jika suaminya adalah ayah kandung Flory. Wanita paruh baya itu tidak habis pikir dengan tuduhan besannya yang menurutnya sangat keterlaluan.
Nadin menikah dengan Dion sudah sejak dua tahun yang lalu. Keduanya dipertemukan oleh Glory kala itu. Dan setelah keduanya saling mengenal cukup singkat, Dion dan Nadin akhirnya memutuskan untuk menikah.
Mommy Gema membulatkan matanya, jika benar pria itu ayah kandung Flory, berarti selama ini menantu sialannya itu memiliki affair bersama ayah tirinya sendiri. Namun ia masih belum sepenuhnya paham bagaimana semuanya itu bisa terjadi. Terlalu membingungkan juga untuknya.
"Jelaskan, Glory! Jangan membuat semua orang semakin salah paham," ucap Gema dengan suara deepnya.
Deg
Jantung Glory berdebar kencang, napasnya terasa tercekat di tenggorokan. Apalagi saat tatapannya tak sengaja bertemu dengan tatapan Dion. Keduanya seolah berbicara lewat tatapan.
"Ya, Dion adalah ayah kandung Flory."
Plak
Glory memegang sebelah pipinya saat tangan Nadin mendarat sempurna di pipi mulusnya.
"Maksud Kamu apa Glory? Bukankah Flory itu putri kandung Gema, kenapa jadi putri Dion?"
Nadin berteriak frustasi, ditambah lagi Dion sendiri hanya diam sambil menundukkan kepalanya tanpa menyanggah sedikit pun ucapan Glory.
"Sebenarnya----"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
udh cerita si glory skip aja😅😂
waduh keluarga gila anak tiri hamil sm bpk tiri dasar edan
Kalo emang cinta Belva, yo sono datengin bpknya lamar secara gentle bukan malah minta DP duluan gitu...
Syukurin, kalo perlu si Anaconda disunat bae smpe ngepook aja, biar tau rasa Rigel