NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Sahabat

Menikah Dengan Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Mereka tumbuh bersama. Tertawa bersama. Menangis bersama. Tapi tak pernah menyangka akan menikah satu sama lain.

Nina dan Devan adalah sahabat sejak kecil. Semua orang di sekitar mereka selalu mengira mereka akan berakhir bersama, namun keduanya justru selalu menepis anggapan itu. Bagi Nina, Devan adalah tempat pulang yang nyaman, tapi tidak pernah terpikirkan sebagai sosok suami. Bagi Devan, Nina adalah sumber kekuatan, tapi juga seseorang yang terlalu penting untuk dihancurkan dengan cinta yang mungkin tak terbalas.

Sampai suatu hari, dalam situasi penuh tekanan dan rasa kehilangan, mereka dipaksa menikah demi menyelamatkan kehormatan keluarga. Nina baru saja ditinggal tunangannya yang berselingkuh, dan Devan, sebagai sahabat sejati, menawarkan sebuah solusi yaitu pernikahan.

Awalnya, pernikahan itu hanyalah formalitas. Tidak ada cinta, hanya kenyamanan dan kebersamaan lama yang mencoba dijahit kembali dalam bentuk ikatan suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Suara bel rumah membuat Nina yang sedang duduk di sofa langsung menoleh. Devan sedang berada di dapur, sibuk membuat jus jeruk kesukaan istrinya yang sedang hamil muda. Nina perlahan bangkit dan membuka pintu, dan di sanalah sosok yang membuatnya seketika kaku berdiri.

"Bundaaaaa!" teriak Devan dari dalam, dengan wajah sumringah. "Masuk dong! Nina, itu bunda! Buka pintunya lebar-lebar, nanti beliau dikira tamu!"

Nina tersenyum gugup sambil mempersilakan sang ibu mertua masuk. Wanita itu, yang selama ini terasa agak dingin padanya, kini datang membawa beberapa kantong belanjaan. Wajahnya terlihat jauh lebih lembut, dan matanya menatap perut Njna yang mulai membuncit.

"Assalamu'alaikum, sayang…" ucap sang bunda lembut, mengejutkan Nina.

"Wa’alaikumsalam, Bun…" jawab Nina, ragu tapi tulus.

"Nina duduk aja, sini bunda yang deketin," katanya sambil mendekat, tangannya langsung memegang perut Nina dengan sayang. "Cucuku sehat-sehat ya di dalam sana. Bunda nggak sabar pengin gendong kamu…"

Devan masuk sambil membawa nampan kecil berisi jus dan camilan.

"Bunda ngapain bawa belanjaan banyak banget?" tanya Devan sambil membantu membongkar tas.

"Buat cucuku dan buat ibunya," jawab bunda sambil tersenyum bangga. "Ada kacang almond, susu hamil, buah-buahan, dan… baju-baju hamil yang lucu. Tadi bunda lihat di mall langsung ingat Nina."

Nina terharu. Ia tak menyangka ibu mertuanya yang awalnya terlihat dingin kini sangat perhatian. Ia menatap Devan yang langsung mengedipkan mata, seolah berkata, “Bunda kita tuh paling bisa kalau udah sayang beneran.”

"Bunda tau nggak, Njna tuh kuat banget," kata Raka sambil merangkul bahu istrinya. "Ngadepin Devan yang panikan, ngidam aneh-aneh, marah tanpa sebab—eh, tapi tetap sabar."

"Devan!" protes Nina, mencubit lengan suaminya dengan manja.

Bunda tertawa kecil. "Itu namanya hormon, Nak. Bunda dulu waktu hamil Devan, hampir tiap malam marah cuma karena Ayahnya Devan ngupil sambil ngobrol."

Devan langsung terbatuk karena tertawa terlalu keras. "Astaga, Bun! Aib dibongkar!"

"Nina harus sabar, ya. Tapi bunda percaya, Devan ini walaupun suka bercanda dan konyol, hatinya lembut. Dia cinta banget sama kamu. Itu bunda bisa lihat."

Nina tersenyum malu, pipinya memerah. Momen itu terasa hangat sekali.

Tak lama kemudian, mereka bertiga duduk bersama di ruang tengah. Bunda mulai bercerita tentang masa kecil Devan—bagaimana dulu ia pernah sembunyi di bawah meja makan karena takut disunat, atau bagaimana ia pernah nangis hanya karena boneka bebeknya hilang.

"Bundaaaa!" Devan sudah menutupi wajahnya dengan bantal. "Nina tuh jadi suka senyum-senyum sendiri sekarang. Kalau ingat masa kecil Devan, bisa ngakak terus dia!"

"Ya itu supaya kamu nggak kebanyakan gaya sekarang!" jawab bunda sambil mencubit pipi anaknya.

Nina tertawa sampai perutnya terasa kencang. Tapi itu tawa yang melegakan, yang menenangkan. Setelah semua kekhawatirannya dulu—tentang pernikahan mereka yang mendadak, tentang apakah ia akan diterima sepenuh hati oleh keluarga Devan—semua kini terasa runtuh dengan sendirinya. Cinta tumbuh di tempat yang tak ia duga, dan kini kehangatan keluarga Devan menjadi bagian dari dunianya.

Malam harinya, setelah bunda pulang, Nina duduk di atas tempat tidur sambil memandangi hasil USG yang ditempel di dinding.

"Sayang…" bisik Devan pelan, sambil membelai rambut Nina dari belakang.

"Ya?"

"Aku nggak pernah nyangka, hidup kita bakal kayak gini. Dulu kita cuma teman SMA yang suka ngerjain PR bareng dan curhat soal pacar masing-masing. Sekarang, kita di sini… nunggu anak pertama kita."

Nina memejamkan mata. "Aku juga nggak nyangka. Tapi aku bahagia. Karena kamu… selalu ada. Dan sekarang, bunda juga sayang banget sama aku."

"Ya iya dong, siapa yang nggak sayang istri cantikku ini?" Raka mencium kening Alya. "Nina itu paket lengkap: sabar, kuat, dan… bikin nasi goreng enak banget."

Nina tertawa. "Eh, tadi katanya mau diet, nggak jadi tuh?"

"Besok aja, abis anak kita lahir," jawab Devan sambil nyengir.

Malam itu mereka berdua duduk berdua di balkon rumah, memandang langit yang penuh bintang. Di bawah selimut kecil, Devan mengusap perut Nina dan mulai bicara pelan.

"Hei kamu yang di dalam sana… Ayah janji ya, Ayah bakal jadi ayah paling konyol, paling sayang, dan paling siap jagain kamu dan Ibu kamu selamanya."

Nina menangis pelan, air matanya jatuh di pipinya. Tapi itu bukan tangis sedih—itu tangis syukur, karena ternyata menikah dengan sahabat bisa menjadi kisah paling indah yang pernah ia bayangkan.

1
Eva Karmita
masyaallah bahagia selalu untuk kalian berdua, pacaran saat sudah sah itu mengasikan ❤️😍🥰
Julia and'Marian: sabar ya kak, aku kemarin liburan gak sempat up...🙏
total 1 replies
Eva Karmita
semangat semoga semu yg kau ucapkan bisa terkabul mempunyai anak" yg manis ganteng baik hati dan sopan ya Nina
Eva Karmita
semoga kebahagiaan menyertai kalian berdua 😍❤️🥰
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Herman Lim
selalu berjuang devan buat dptkan hati nana
Eva Karmita
percayalah Nina insyaallah Devan bisa membahagiakan kamu ❤️
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
Julia and'Marian: hihihi buku sebelumnya Hiatus ya kak, karena gak dapat reterensi, jadi males lanjut 🤣, makasih ya kak udah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!