Ketika keturunan mafia menyamar menjadi mahasiswa yang dibully!
William Stone-Brooks memiliki maksud tersendiri hingga memilih berkuliah untuk kedua kalinya di Venesia Italia, menyamar menjadi pria pendiam, culun dan sering di-bully. Hingga satu insiden yang membuatnya tertarik kepada seorang gadis yang berani membelanya tatkala semua hanya diam saat pembullyan terjadi. Jane Stewart, itulah nama gadis pemberani dan sangat energik.
Dengan maksud terselubung, William berhasil mendekatinya hingga menjalin hubungan kekasih dengan Jane sampai hari itu tiba.
“Aku tidak ingin berurusan denganmu Mr. Mafia.” Gertak Jane menatap tajam penuh amarah ketika dia merasa dikhianati oleh pria yang pernah dia cintai.
“Sekarang kau akan selalu berurusan denganku, ketika aku akan menjadikan mu sebagai milikku, Jane Robinson.”
Deg!
SEASON 2 DARI A Baby For The Mafia Boss
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEiaMM — BAB 08
KESEMPATAN YANG DIMINTA WILL
Jane tersenyum kecil dan mencoba mencairkan suasana yang terdengar serius barusan. Tidak mungkin jika tinta terbuat dari darah, memangnya siapa Will. “Aku mengerti, candaan yang sangat bagus!” ucap Jane tak begitu menanggapi serius ucapan Will barusan.
Pria itu hanya tersenyum kecil saat Jane kembali memperhatikan keseluruhan ruangannya.
Di saat Jane sibuk mengamati ruangan kamarnya. Will hanya memperhatikan wanita itu dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan nya, dengan jawaban yang sesekali membuat Jane terkejut namun juga mengira bahwa semua itu hanyalah candaan.
“Kau yakin, kau akan baik-baik saja? Maksudku.... Keluarga Marco and the geng itu sangatlah berpengaruh dan bahaya.” Ujar Jane sekedar mengingatkan saja. Dan kini wanita itu menatap ke arah Will yang sibuk membereskan sesuatu di atas nakas panjang nya.
“Aku juga berbahaya.”
“Okay.... Sejak tadi kau hanya menjawab dengan candaan Will. Tapi sekarang aku harus kembali ke kamarku dan bersiap untuk pekerjaan yang kau maksud!” ucap wanita tersebut yang mulai melenggang pergi. Namun langkahnya terhenti ketika Jane tak sengaja melihat adanya beberapa botol beer yang tersusun rapi di dalam kamar mandi— lebih tepatnya di meja susun yang harusnya untuk handuk atau peralatan mandi.
Wanita itu berkerut alis. “Will! Kau suka beer?” tanya Jane terheran.
Pria itu yang masih sibuk membawa beberapa barang kecil dan berdiri menyamping, seketika menatap lurus nan tajam. “Tidak.” Jawabnya.
“Sungguh! Aku melihat minuman tersusun rapi di dalam kamar mandi!”
“Itu hanya persediaan dan hadiah dari saudariku yang terkadang datang. Aku hanya menyimpannya saja!” jelas pria itu yang kini menatapnya dan mendekatinya.
Tentu, Jane percaya karena itu masih bisa dilogika meski sedikit aneh saja.
Hingga Jane benar-benar keluar, saat Will menutup balik pintunya. Pria itu langsung mengumpat. “Shit!”
Will berjalan ke arah ranjang, membuka laci meja dan mengeluarkan sebuah ponsel khusus hanya untuk menghubungi seseorang yang tak perlu diperlihatkan. [“Datanglah ke kamar ku sekarang!”] pinta William.
.
.
.
Sementara Jane yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Ponselnya berdering berulang kali, tentu saja Jane kali ini tak bisa menghindari nya lagi.
[“Ada apa? Sudah kubilang jangan menelepon ku lagi.”] Tegas wanita cantik yang kini membalut rambut dan tubuhnya dengan handuk putih.
[“Maaf nyonya. Saya hanya ingin memberitahu Anda, ini perintah dari tuan Robinson. Anda harus berhati-hati karena ada seseorang yang mencari anggota Robinson saat ini. Dia berada di Venesia.”] Jelas seorang pria yang merupakan asisten dari ayah Jane.
Tentu saja. Jane anak dari orang kaya, namun dia hanyalah anak adopsi saja yang kini dia sadar bahwa dia tak berhak ada di mansion Robinson lagi. Apalagi pertengkarannya dengan kakak tirinya yang menyebalkan itu.
[“Aku tidak peduli, Aku Jane Stewart, bukan Robinson lagi. Jika mereka ingin menangkap ku, maka akan aku katakan seperti itu.”] Balas Jane yang langsung mematikan panggilan tersebut dan menarik napas dalam-dalam.
Kini dia sedikit khawatir dan cemas akan semua yang dikatakan barusan. Jika memang benar musuh tengah mengincar Robinson dan saat ini ada di Venesia. Mungkin dia tidak akan aman.
...***...
Sebuah langkah kaki panjang dan jenjang dengan balutan celana hitam kulit, kini melangkah masuk ke sebuah ruangan CEO. Aurora yang tadinya sibuk bersama Dante, kini sorot mata keduanya melihat ke arah datangnya sosok wanita berambut sebahu itu.
“Bibi Stacey!” sapa Aurora tersenyum lebar ketika dia melihat keberadaan bibinya kembali dengan selamat setelah memilih berlibur sejenak di luar kota.
Dan kini wanita itu kembali dan terlihat berkerut alis. “Maaf aku mengganggumu Aurora! Aku datang karena mendengar adanya pembunuhan di Venesia. Murid Oxveta!” ujar Stacey membuat Aurora yang tadinya duduk, kini berdiri di samping Dante.
Ya! Mereka tak memperdulikan keberadaan Dante karena pria itu dapat dipercaya. Namun kini pembicaraan tersebut benar-benar serius bila sudah menyangkut William.
“Ya, seperti yang kau tahu.” Balas Aurora pasrah.
“Lalu bagaimana dengan William? Aku harap ini bukan perbuatannya.” Ucap Stacey benar-benar tak tahu lagi harus mengendalikan keponakannya itu bagaimana lagi. Dia sudah merawat keduanya seperti anak sendiri, dan kini dia tak tahu bagaimana cara mengontrol si anak kedua dari Laila dan Donovan.
“Itu mustahil Bibi!”
“Jadi maksud mu, Wiliam yang...”
Keduanya terdiam, bahkan Dante sendiri ikut terdiam seolah sudah tahu bahwa pelakunya memanglah si Stone-Brooks.
Seketika Stacey langsung merasa pusing dan pasrah. “Kau sudah menghubungi nya?” tanya nya.
“Aku sudah mengirim pesan kepadanya. Tapi Virgil bilang, Will akan mengirim pesan kembali setelah dia ada waktu luang.” Jelas Aurora semakin membuat Stacey bingung.
Wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda itu berkacak pinggang dan sesekali menggigit bibir bawahnya. “Dia tidak akan berhenti sebelum menangkap pelaku atas ledakan di hari itu.” Ujar Stacey yang membuat Aurora terdiam sedih bila mengingat kejadian naas tersebut.
Dante yang menoleh ke bosnya, dia kembali menatap ke Stacey. “Kemungkinan besar tuan William akan berhasil menemukan pelakunya. Anda tidak perlu khawatir, dia akan baik-baik saja!” jelas Dante dengan serius dan membuat Stacey mengangguk kecil.
“Dia akan baik-baik saja. Tapi karena semua itu, William lebih jauh dari ayahku. Bibi juga tahu sendiri bagaimana anak itu bertindak. Aku harap tidak ada yang mencari perkara dengannya. Entah berapa banyak yang akan dia habisi di sana.” Jelas Aurora benar-benar khawatir akan sesiapapun yang mencari gegara dengan adiknya.
William sangat dan lebih angkuh serta kejam dari Donovan karena kejadian yang menimpa kedua orang tuanya, membaut William tak bisa mengendalikan dirinya selain balas dendam tujuannya.
“Aku akan mencoba melacak kembali orang itu. Meski harus gagal berulang kali.” Ucap Stacey benar-benar tak tahu apakah kali ini dia akan berhasil menemukan sosok pelaku peledakan tersebut atau tidak.
...***...
Casino W'st — Venesia Italia
“Kau yakin aku akan diterima di sini? Tempat ini lebih ramai dan lebih memukau dari club sebelumnya, Will.”
Dengan tak yakin Jane memperhatikan tempat Casino tersebut. Namun pria bernama Will itu masih memaksanya dan meyakinkan nya hingga mengajaknya masuk. “Kau bisa menindas ku jika tidak diterima di sini.”
“Oh sungguh! Jika aku diterima di sini apa yang harus aku lakukan kepadamu untuk Ucapan terima kasih?!” goda Jane tersenyum kecil hingga langkah Will terhenti saat dia dua langkah ke depan dari Jane yang kini di belakangnya.
Tatapan datar dan tajam serta bibir yang tersenyum devil.
“Berikan aku kesempatan untuk menjadi kekasihmu.”
Deg!
Ungkapan yang sangat mendadak dan terlalu cepat. Jane sendiri sampai melongo tak percaya mendengar hal itu. Antara menanggapi dengan serius dan tidak, Jane tersenyum kecil.
“Tuan William?!”
Seketika keduanya langsung mengarah ke arah sosok pria berjas ungu yang merupakan manager di casino tersebut. Namun Jane yang mendengar panggilan tadi, dia berkerut alis penuh tanya dan terkejut.
Namun saat itu juga Will memberikan tatapan tajam ke manager tersebut. “Jangan terkejut, pekerja di sini selalu memanggilku dengan sebutan tuan, mereka hanya menggodaku saja. Kau tau bukan, aku pria yang— ”
Jane faham hingga mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum tipis saat dia faham Will selalu dibully.
Sementara pria berjas ungu tadi menatap heran sampai dia menyadari akan tetapan dari William yang penuh ancaman.
Dinikahi selanjut nya utk di cintai ..benar bgitu kan will 🥰😘
apakah kamu harus terluka dulu di tangan orang lain Jane baru kamu patuh kepada Will???? 🤔🤔🤔
Apakah Aurora akan mengalami sesuatu di tengah jalan???
sprti nya Nat hrs di beri pelajaran sama Dante 😀😂🫢🤭
klu will yah jiwa2 ayah nya Donovan keras kepala & tanpa belaa kasih sm musuh..
kpn thor aurora di bikin romantis sama asisten dante hehehehehe
apakah mereka mau menyerahkan nyawa mereka sndri????
edan wkwkwkw
Mending kalian ceritakan kenapa dng keluarga Robinson, apa yg ingin dia perbuatan sama Jane, biar Jane mikr" buat kabur wkwkw