NovelToon NovelToon
Terjebak Istri Bayangan

Terjebak Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Enemy to Lovers
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sarah Mai

Alan Andrew adalah generasi kesepuluh pria dari keluarga Andrew, pewaris tahta kejayaan dalam bisnis otomotif kelas dunia. Ia sempurna di mata banyak wanita; tampan, cerdas, kaya, dan berwibawa. Sosok yang merupakan definisi dari pria idaman. Namun, di balik pesonanya, Alan menyimpan hasrat yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran: ia mencintai tanpa komitmen, menganggap hubungan tak harus diikat dengan pernikahan. Baginya, wanita hanyalah pelengkap sementara dalam hidup, bisa datang dan pergi sesuka hati.

Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Maya Puspita, gadis manis dari Jawa Tengah yang datang dari keluarga sederhana namun menjunjung tinggi moral dan etika. Takdir menempatkan Maya bekerja di perusahaan Alan.

Alan sudah menjadikan Maya sebagai ‘koleksi’ berikutnya. Tapi tanpa ia sadari, Maya menjeratnya dalam dilema yang tak pernah ia bayangkan. Sebab kali ini, Alan bukan sekedar bermain rasa. Ia terjebak dalam badai yang diciptakannya sendiri.

Akankah Maya mampu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HTA4

“Shela...” ucap Alan pelan, namun dalam pandangannya yang kabur, wanita itu tampak seperti Maya.

“Maya...? Kau kembali...?” lirih Alan, setengah mabuk, menyentuh tangan Shela dengan lembut.

Shela menahan senyum licik. “Iya sayang, aku kembali untukmu...” bisiknya, mengikuti permainan Alan.

Pikiran Alan yang teler terus mempercayai ilusi itu. “Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, May...” katanya, menggenggam tangan Shela lebih erat.

Melihat kesempatan, Shela memanggil pelayan.

“Mas, tolong satu gelas spesial, ya,” ucapnya dengan suara lembut. Saat pelayan memberikannya dan berbalik badan, Shela mengeluarkan cairan bening dari tas kecilnya, (obat perangsang). Ia mencampurnya ke dalam minuman dengan cepat.

“Aku sangat menginginkanmu malam ini, Alan...” bisik Shela menggoda, menyodorkan gelas yang telah disiapkan.

Namun, sebelum Alan sempat menyentuhnya, Jacob muncul bersama para pengawal dan dengan sigap menarik gelas itu.

“Apa yang kamu lakukan?” gertak Jacob dengan nada tajam, matanya menatap Shela penuh curiga.

“Shela, kalau kamu berani macam-macam pada Tuan Alan, kami akan bertindak!” tegasnya.

“Hey! Aku cuma ingin menemani dia!” bela Shela dengan manja, tapi Jacob tidak percaya.

“Kami tahu jelas niatmu!” ucapnya dingin. Jacob segera memapah Alan yang limbung, membawanya keluar dari bar bersama para pengawal.

Shela hanya bisa mengepalkan tangan. Wajahnya yang semula manis kini mengeras penuh kebencian, sangat iri kepada Maya yang begitu mudah menaklukkan Alan.

Apartemen Alan. Tengah malam.

Dengan kondisi teler, Alan bernyanyi dengan nada tidak karuan dan sesekali ia memanggil nama;

"Maya!"

"Oh Maya!"

Jacob masih tidak habis pikir dengan sikap Alan yang memilih tenggelam dalam mabuk berat hingga tidak sadarkan diri. Sebuah tindakan bodoh yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Jacob terus memapah Alan lalu membaringkannya di atas ranjang. Wajah Sang atasan tampak kusut, matanya sembab, dan napasnya terdengar berat sebelum akhirnya tertidur pulas, kelelahan dalam luka batin yang tidak terungkapkan.

Ponsel Jacob tiba-tiba berdering. Di layar, nama Kayla Andrew terpampang. kakak Alan yang tinggal di London.

“Jacob, apa yang terjadi pada Alan? Mengapa Semua pekerjaan diwakilkan kepada timnya. Dia bahkan tidak ikut rapat penting malam ini!” tanya Kayla, suaranya terdengar tegas.

“Tuan Alan sedang tidak stabil, Nona. Malam ini ia mabuk berat.”

“Mabuk? Ada apa dengannya?”

“Kekasihnya bernama Maya. Mereka sempat tinggal bersama enam bulan. Tapi kini Maya pulang ke desanya untuk menikah karena perjodohan dari orang tuanya.”

“Alan... sejak kapan selemah ini terhadap wanita?” gumam Kayla pelan.

Jacob diam.

“Terima kasih, Jacob. Tolong jaga Alan baik-baik. Jangan sampai reputasi dan nama perusahaan tercemar.”

“Baik, Nona.”

Telepon terputus. Jacob menatap wajah Alan yang tertidur dengan wajah penuh luka. Ia tahu, luka itu bukan karena perkelahian, melainkan cinta yang hilang tanpa sempat benar-benar dimiliki.

--

Cahaya pagi menembus tirai jendela apartemen mewah di pusat kota Jakarta. Sinar mentari hangat menyapa wajah Alan yang masih terbaring di ranjang. Ia mengerang pelan, perlahan membuka mata yang berat dan sembab karena semalaman dikuasai mabuk dan kenangan.

Tangannya terulur, meraba sisi kasur yang kosong.

"Kosong"

"Tidak ada Maya."

"Tidak ada tawa lembut, tidak ada aroma kopi kesukaan ku, tidak ada suara ceria yang biasanya membangunkan ku dengan pelukan dari belakang."

“May...?” ucapnya lirih, separuh sadar.

Lalu seketika tubuhnya bangkit. Kesadaran datang seperti tamparan keras. Maya benar-benar pergi. Meninggalkannya. Tanpa pesan. Tanpa pelukan perpisahan. Hanya jejak kehangatan yang tidak lagi ada.

Alan duduk di tepi ranjang, menyentuh ponselnya . Sunyi, Tidak ada panggilan tak terjawab. Tidak ada pesan masuk dari Maya.

Alan menggenggam ponsel itu erat, lalu membantingnya ke sofa. Kedua telapak tangannya menutup wajahnya yang frustrasi. Jemarinya masuk ke rambut, menarik akar-akar itu sambil menggumam penuh amarah.

“Kenapa harus dia... kenapa harus Maya yang membuat aku seperti ini?”

Ia berdiri dengan gerakan kasar, melangkah masuk ke kamar mandi. Saat air shower menghujam tubuhnya, pikirannya terus dijejali bayangan Maya.

Maya dengan senyum malu-malu saat mencuci rambutnya. Maya yang menempelkan kening di punggungnya, memeluk diam tanpa kata. Maya yang tertawa saat mereka beradu sabun di dalam bathtub.

Semua kenangan itu membunuh Alan perlahan.

Keluar dari kamar mandi, Alan mengenakan pakaian seadanya lalu duduk lemas di sofa. Pandangannya menatap kosong ke arah dapur.

Biasanya, Maya sudah sibuk di sana. Menggoreng telur, memanggang roti, menuangkan jus jeruk, coffee dan bertanya, “Sayang, mau pakai dasi abu-abu atau hitam?”

Kini tidak ada siapa-siapa.

Alan membayangkan Maya datang menghampiri dengan senyum tulus, memakaikan dasi sambil mencubit hidungnya.

Selama 6 bulan menjalin cinta, Maya terbiasa memanjakan Alan secara berlebihan. Mandi pun dibantu, makan disuapi, seperti mengasuh anak kecil, bukan mencintai seorang pria dewasa.

Alan tertawa kecil, lalu menangis dalam diam. Hatinya bergejolak.

“Perempuan itu... kenapa begitu sulit untuk aku lupakan dan aku kalah kepadanya?” bisiknya getir.

Ia menghempaskan diri ke sofa. Memandang langit-langit apartemen dengan tatapan hampa. Tangannya terangkat, lalu terjatuh lemah ke sisi tubuh.

Alan kembali terseret dengan masa pernikahan yang pahit. Momen saat ia memergoki mantan istrinya tidur dengan pria lain. Trauma itu belum sepenuhnya sembuh.

Kepalanya penuh. Hatinya sesak.

Lalu ia menatap sekeliling apartemen. Sofa, bingkai foto, vas bunga, meja makan semua mengingatkan pada Maya. Ia mengamuk. Bangkit dari duduk, lalu melempar vas ke dinding hingga pecah.

“Sialan! Perempuan selalu meninggalkan luka!” teriaknya, napas memburu, matanya memerah menahan amarah. Alan sudah bertekad tidak akan mengemis cinta dengan perempuan manapun selain hanya menjadikan mereka sebagai penghias sangkar bukan pendamping jiwa.

Alan menendang kursi, menjatuhkan buku, dan bingkai foto ke lantai, memporak-porandakan benda-benda isi ruangan. Hingga apartemen terlihat berantakan seperti hatinya sendiri.

Alan berdiri di tengah kekacauan, menggertakkan giginya.

“Aku nggak boleh kalah oleh perempuan... dia cuma perempuan biasa...!” katanya, tapi air mata justru menetes.

Alan terduduk lemas, kehilangan tenaga. Tangannya menutupi wajah. Bukan karena lemah. Tapi karena kosong, Maya pergi tanpa memberi kesempatan hatinya bisa mengucapkan: "Aku mencintaimu juga."

--

Kantor Anugerah RVC.

Alan masuk ke ruang kerja. Menyalakan laptop, membuka file pekerjaan. Tapi pikirannya masih sulit untuk fokus.

Jacob masuk.

“Bos, tentang launching baby shop di mall... mereka mulai mendesak.”

Alan menatap layar kosong.

“Tunda. Pemilik tokonya sudah kabur,” gumamnya pelan. Ada pahit dalam suaranya.

Jacob ragu sejenak. Tapi akhirnya ia bicara, "Pak...Tentang Shela.”

Alan menoleh.

"Saya sudah tahu kejadian tadi malam,"

Jacob melanjutkan, “Kalau Bapak mengizinkan, saya akan siapkan jadwal makan siang kalian. Biar semuanya jelas.”

Alan mengangguk lesu.

“Ok.”

Tapi setelah Jacob keluar, Alan kembali melirik ponselnya.

Masih tidak ada pesan dari Maya.

“Benarkah dia sudah benar-benar melupakanku...?” bisiknya tidak percaya.

Alan membuka file backup pesan Maya yang pernah ia akses tanpa sepengetahuan Maya (sadap) Pria itu memperhatikan detail chat-chat dari teman-temannya, maupun dirinya atau dengan orang asing.

Hasilnya, tidak ada bukti bahwa Maya bermain hati seperti mantan istri sebelumnya.

1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦NOL
emang segede apa kok lubang semut 🤤
𝐙⃝🦜🅰🆈🅰
key itu sebenarnya ga suka kan dg pernikahan mereka,dari kata2nya selalu sentimen
no 🎸 ve
Gimana mo hangat, dah mati rasa duluan Lan 😅
no 🎸 ve
Kasihan bingits ko Maya, moga Alan berubah 🤨
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
sebagai seorang kakak Key harusnya bisa menjaga sikapnya .kedatangan Key hanya jadi pemisah hubungan Alan dan Maya.sikap Maya jadi berubah karena kata2 yang Key ucapkan pada Maya.seolah menganggap Maya sama seperti wanita2 sebelum Maya yang datang pada Alan.
kalau Maya nanti benar2 pergi dari Alan,bisa jadi gila Alan.
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
rasa cinta Maya sudah hilang dan dia cuma butuh uang untuk kualih kan adiknya Roy biar jadi mahasiswi ternama..
begitu pengorbanan seorang kakak selesai maka selesai juga pernikahannya dengan alan
Hanizar Nana
kau yg mulai Alan makanya kau juga yang akan mengakhiri drama penuh sensasi ini.maka nikmati lah.krn ini mau mu BKN cinta sejati yg kau inginkan.nikmati neraka ciptaan mu
yayuk
hati" Alan,,
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
kenapa untuk sebuah pernikahannya sendiri,Alan harus mengikuti kemauan Key.dia kan punya kehidupan sendiri,kenapa mau di setir oleh keyla
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
kenapa si key jadi kaya orang gak suka,, aneh..
emang uang segalanya tapi bukan begitu juga
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
Maya sulit di tebak dan sesuai dengan namanya bayangan/Joyful//Facepalm/
Fitria Ningsih
semoga dengan kepergian maya nnti ny menyisakan penyelesalan didada nya
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
ayoo May.. semangaat jalani hidup2 sebagai istri siri
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
dibilang terpaksa tapi masih ada rasa,hanya penjelasan2 key yg menganggap seolah Maya yg gak berharga yg diharapkan sesaat oleh Alan
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
huhu pasti orang tuaaa mengharapkan yang terbaeek.. ayo may jadikan alan nnti menyesal dan yg mengejar2 kamuu
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
aaahh mayaaa .. kamu tetap yang terbaeeek
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
sekarang hubungan Alan sama Maya terasa hambar seperti sayur tanpa garam
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Suudzon aja kerjaan Key🙄
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
yaah demi uang lah ya untuk operasi bapak mu may,, seenggaknya buat Alan klepek klepek lah
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
wanita yang sulit di dapatkan Alan yaitu Maya 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!