Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Nayma tersenyum senang, melihat dua orang pengganggu itu kini malu didepan umum, dia tidak menyangka jika perbuatan mereka banyak yang merekam.
"Lihat kan kalian yang memulai lebih dulu, mereka juga tahu". Ucap Nayma denga senyuman miring.
Dulu waktu bersama dengan Tyo, dia bukan tidak bisa melawan tapi dia menghargai Tyo sebagai suaminya, kini tidak ada lagi penghargaan.
"Aku tidak terima kau perlakukan seperti Ini Nayma, aku akan melaporkan kamu kepolisi". Ucap Tyo dnegan penuh amarah.
"Silahkan saja, kita lihat siapa yang duluan yang digelandang polisi setelah ini, saya hanya membela diri, ibumu datang menghina orang dan saya balas dan kau juga datang mencari gara-gara, kita lihat saja". Sinis Nayma menatap Tyo dengan menantang.
"Maaf pak silahkan kalian semua pergi dari sini, disini ada CCTV yang akan membuktikan segalanya, jika anda ingin melapor polisi silahkan, kita akan tahu siapa yang akn ditanggap".
Wajah Bu Alma memegang sempurna, begitupun juga dengan teman-temannya, mereka tidak menyangka jika disini banyak CCTV.
"Sudahlah Alma, ayo pergi, kau tidak malu jika kita jadi bahan tontonan sejak tadi".
"Iya jeng, kita pulang saja, saya tak mau berurusan sama polisi".
Semua teman-teman Bu Alma pun pergi meninggalkan Tyo dan Bu Alma dengan wajah merah. Mereka sangat malu karena para pengunjung meneriaki dan membela Nayma
"Apa yang kalian tunggu, apa anda menunggu saya memanggil kan polisi untuk menyelesaikan perkara ini?? Tanya Anggraeni dengan tegas.
Anggraeni tidak akan membiarkan orang-orang ini menghancurkan restoran ini, apalagi pengunjung juga sangat geram kepada mereka
Bu Alma tidak menjawab, dia menarik tangan sang anak untuk pergi dari sana, dia tidak mau kembali berurusan dengan kepolisian seperti tempo hari.
"Makasih yah Aini, sudah bantu aku". Ucap Nayma dengan senyum manis.
"Sama-sama Nay, kalau begitu aku kerja lagi yah jangan sampai bos ku lihat kita bergosip disini, bisa kena tegur aku". Ucap Aini dengan nada bercanda.
"Kamu bisa saja Aini, sekali lagi makasih ya".
"Iya, aku masuk yah".
Nayma kemudian duduk dan menghela nafas kasar, selalu saja manusia itu mengganggu nya, padahal dia tidak melakukan apapun sejak tadi tapi mereka mengganggu nya jadi dia melawannya.
"Sampai kapan sih, mereka berhenti mengganggu, dasar sinting". Umpatnya dalam hati.
Sedangkan diparkiran Tyo menatap Ibunya dengan tatapan nyalang m penuh emosi.
"Ibu sebenarnya ngapain sih, sudah kukatakan jangan ganggu Nayma, kenapa ibu selalu berbuat semaunya". kini Tyo melampiaskan emosinya.
"Loh kamu itu apa-apa an sih Tyo, aku ini ibumu, jika ada yang mengasari dan berbuat kurang ajar, harusnya kamu bela". Sungut Bu Alma tidak terima.
"Tapi tadi manegernya itu mengatakan jika ibu memulai lebih dulu, ada CCTV yang menjelaskannya, bahkan para pengunjung juga membenarkannya, Nayma hanya membela dirinya, hanya aku tidak suka karena dia meneriaki ibu".
"Ibu tidak peduli, ibu mau pulang". Ucap Bu Alma dengan keegoisannya.
Tyo mengeram kesal, dia ingin marah dan mengamuk tapi ini dalah ibunya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka pun pulang kerumah karena sudah malam.
Keesokan harinya Tyo kembali dipanggil oleh pak Bram, karena video yang dikirim oleh Anggraeni pada Bram semalam.
Anggraeni, Nayma dan juga Bram adalah teman sekampus semasa mereka kuliah sedangkan Tiara berteman dengan Nayma saat dia bekerja di perusahaan Bram di awal mereka masuk bersama.
"Kelihatannya kau tidak menggubris apa yang saya katakan tempo hari yah Tuan Prasetyo, sudah saya katakan jangan ganggu Nayma". Hardik pak Bram denga penuh amarah.
Bram menggebrak meja dengan kadar menimbulkan bunyi yang menggelar diruangan itu, sedangkan Tyo kini mengeluarkan keringat dingin tidak tahu harus berbuat apa.
"Maaf pak, itu cuma kesalahpahaman, ibu saya menelpon mengatakan jika Nayma mengasari ibu saya, jadi saya tidak terima dan tidak sengaja melakukannya". ucapnya dengan ketakutan.
" Manager restoran itu adalah sahabat saya dan Nayma, dia mengirim video rekaman CCTV yang pas dekat dengan Nayma duduk, jadi semua terekam jelas jika ibumu mulai lebih dulu, bahkan para pengunjung juga membela Nayma, jadi kau tidak punya bukti jika Nayma mengasari ibumu, dia hanya membela diri, enak sekali ibumu mau menghina dan mengasari orang tapi tak mau dibalas, memang kalian siapa, presiden juga bukan". Teriak Bram penuh amarah.
Urat-urat dilehernya terlihat karena dia sangat emosi, dia bahkan tidak bisa tidur mendapatkan Rekaman CCTV iyu saat tengah malam, tapi dia tidak menghubungi Nayma karena itu sudah hampir subuh.
"Maaf pak, ibu saya tidak seperti itu". Bela Tyo pelan.
Biar bagaimanapun orang yang di Hina atasannya itu adalah ibunya, dia tidak terima siapapun menghinanya.
"Ibumu itu manusia pembohong Tuan Prasetyo, ini adalah peringatan terakhir dari saya, jika sampai saya mengetahui kamu dan ibumu mengganggu Nayma maka bersiaplah hengkang dari perusahaan saya, kau mengerti". Ucapnya dengan tatapan membunuh.
"Iya pak, sekali lagi maafkan saya dan ibu saya". Ucapnya menunduk takut.
"Saya tidak peduli, jika ada yang berani menyakiti calon istri saya, maka dia akan berhadapan dengan saya langsung termasuk ibumu, saya bisa saja melaporkan nya kepolisi".
"Baik pak".
"Pergi dari ruangan ku". Usirnya dengan kasar.
Tyo menghela nafas kasar, ibunya selalu membuatnya dalam masalah sampai dia hampir kehilangan pekerjaannya. Entah bagaimana caranya bisa berbicara dengan ibunya agar berhenti mengganggu hidupnya.
"Hallo nay, kamu baik-baik saja, kata Anggraeni, ibu Tyo menghina dan mempermalukan kamu di restoran yah?? ". Tanyanya dengan khawatir.
"Tidak apa-apa Bram, tenang saja, mereka sudah aku urus kok, tidak usah memperpanjang lagi".
"Tapi kamu tidak terluka kan?? Tanyanya dengan khawatir.
"Tidak kok, aman, tenang saja". Ucap Nayma tersenyum walau tak terlihat.
"Oh iya, sore nanti aku jemput yah, kita akan ada makan malam dengan pak Hartono untuk membahas projek kita nanti".
"Iya boleh deh, makasih sebelumnya yah Bram".
"Sama-sama Nay, aku tutup yah, kamu jaga diri baik-baik".
"Siap pak bos".
Hubungan Nayma dan Bram semakin dekat, bukan hanya karena memang saling mengenal tapi mereka juga tengah bekerjasama dalam satu proyek besar.
"Aku harus menjadikan Nayma istriku, aku akan memintanya nanti". Ucap Bram dalam hati.
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.